Suara.com - Amerika Serikat pada hari Jumat mengumumkan persetujuan penjualan senjata dan peralatan militer senilai lebih dari $3 miliar (sekitar Rp49 triliun) ke Israel. Paket tersebut mencakup amunisi, buldoser, dan peralatan terkait yang disebut-sebut sebagai bagian dari upaya mendukung kemampuan pertahanan Israel.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyetujui penjualan senilai $2,04 miliar dalam bentuk badan bom dan hulu ledak, $675,7 juta untuk badan bom serta peralatan pemandu, serta $295 juta dalam bentuk buldoser dan peralatan lainnya, menurut pernyataan dari Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (DSCA).
Rubio menyatakan bahwa keputusan ini diambil dengan justifikasi keadaan darurat yang mengharuskan penjualan segera demi kepentingan keamanan nasional AS. Hal ini memungkinkan pengabaian terhadap persyaratan umum yang biasanya mengharuskan persetujuan dari Kongres.
"Amerika Serikat berkomitmen terhadap keamanan Israel, dan sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Israel mengembangkan dan memelihara kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siap pakai," kata DSCA dalam pernyataannya.
Penjualan ini terjadi setelah Washington sebelumnya menyetujui transaksi lebih dari $7,4 miliar dalam bentuk bom, rudal, dan peralatan militer lainnya ke Israel pada awal bulan ini.
Israel melancarkan serangan ke Gaza sejak Oktober 2023 sebagai tanggapan atas serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok militan Palestina. Konflik ini menyebabkan kehancuran besar di Gaza serta gelombang pengungsian. Namun, gencatan senjata yang berlaku sejak bulan lalu telah meredakan ketegangan dan memungkinkan pembebasan sejumlah sandera yang ditahan oleh Hamas.
Di tengah kekhawatiran atas tingginya korban sipil, pemerintahan Presiden AS sebelumnya, Joe Biden, sempat memblokir pengiriman bom seberat 2.000 pon ke Israel tahun lalu. Namun, keputusan tersebut kini telah dibatalkan oleh penggantinya, Donald Trump, dan penjualan yang diumumkan pada hari Jumat mencakup senjata dengan daya ledak besar tersebut.
Berita Terkait
-
Gencatan Senjata Israel-Hamas di Ujung Tanduk: Nasib Sandera Masih Tak Pasti
-
Masa Depan Gencatan Senjata Gaza Masih Tidak Pasti
-
Iran Kecam Ancaman Militer Israel terhadap Program Nuklirnya
-
Negosiasi Gencatan Senjata Gaza Memanas: Nasib Sandera Israel Ditentukan di Kairo
-
Pria Palestina Tabrakkan Mobil ke Halte Bus Israel, 13 Orang Terluka
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?
-
Geger Mark-Up Whoosh, Mahfud MD Siap Dipanggil KPK: Saya Akan Datang
-
Detik-detik Atap Lapangan Padel Taman Vila Meruya Ambruk Diterjang Badai Jakarta