Suara.com - Memakai baju baru saat Lebaran telah menjadi tradisi yang mengakar kuat di berbagai negara Muslim, terutama Indonesia.
Meskipun bukan kewajiban agama, kebiasaan menggunakan baju lebaran dianggap sebagai simbol kebersihan lahir dan batin setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan.
Menurut sejarah, memakai baju baru saat Lebaran berakar dari simbolisme kebersihan dan kesucian.
Dalam Islam, Hari Raya Idulfitri dianggap sebagai momen untuk kembali ke keadaan fitrah, atau kesucian, seperti bayi yang baru lahir.
Baju baru yang dikenakan mencerminkan kesiapan untuk memulai lembaran baru dengan semangat dan harapan yang lebih baik.
Selain itu, tradisi ini juga menjadi ekspresi kegembiraan dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
Bagi banyak orang, mengenakan baju baru saat Lebaran adalah cara untuk merayakan kemenangan setelah berhasil menahan hawa nafsu selama Ramadan.
Sejarah tradisi baju lebaran
Sejarah pasti kapan tradisi ini dimulai memang sulit dilacak. Namun, kebiasaan memakai pakaian terbaik pada hari raya sudah berlangsung lama di berbagai budaya, termasuk di Indonesia.
Baca Juga: Resep Kue Semprit Keju untuk Lebaran Idul Fitri ala Chef Devina Hermawan, Dijamin Renyah dan Lumer
Nilai-nilai Islam kemudian turut memengaruhi tradisi ini hingga menjadi kebiasaan yang umum dilakukan setiap Lebaran.
Tidak hanya itu, budaya lokal Indonesia yang menghargai penampilan dan kerapihan turut memperkuat tradisi ini. Di berbagai daerah, masyarakat memiliki ciri khas busana Lebaran yang merefleksikan identitas budaya masing-masing.
Dalam perkembangannya, tradisi memakai baju baru saat Lebaran telah mengalami perubahan.
Jika dulu pakaian baru identik dengan sesuatu yang sederhana namun bersih, kini model, bahan, dan desain baju Lebaran semakin beragam dan mengikuti tren fashion.
Seiring dengan perkembangan industri fashion dan ekonomi kreatif, banyak desainer dan pengusaha lokal yang menciptakan koleksi busana Lebaran yang unik dan menarik.
Hal ini tidak hanya memberikan variasi bagi masyarakat, tetapi juga membantu menggerakkan roda ekonomi, terutama bagi para pelaku industri kreatif.
Tradisi memakai baju baru saat Lebaran tampaknya akan terus bertahan dan berkembang seiring waktu. Meskipun bentuknya mungkin berubah, makna simbolis dari kebersihan, kesucian, dan kebahagiaan akan selalu menjadi inti dari perayaan Idulfitri.
Haruskah Warga Muslim Memakai Baju Baru Saat Lebaran? Ini Hukumnya
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, pusat perbelanjaan dan pasar menjadi tujuan favorit masyarakat untuk membeli berbagai keperluan lebaran.
Salah satu tradisi yang sudah mengakar di kalangan masyarakat Muslim Indonesia adalah mengenakan baju baru di hari kemenangan tersebut.
Namun, apakah memakai baju baru saat lebaran merupakan suatu keharusan? Bagaimana pandangan agama mengenai hal ini?
- Anjuran Mengenakan Pakaian Terbaik
Melansir Nuonline, menurut Ustadz Alhafiz Kurniawan, Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), agama Islam menganjurkan umat Muslim untuk mengenakan pakaian terbaiknya saat merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Namun, hal ini bukan berarti harus mengenakan baju baru.
Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin dalam kitab Busyral Karim menjelaskan bahwa seseorang dianjurkan berhias, memakai wewangian, dan mengenakan pakaian terbaik ketika hendak keluar untuk melaksanakan shalat Id.
Pakaian terbaik tersebut tidak selalu berwarna putih, namun jika dihadapkan pada pilihan antara pakaian berwarna putih dan warna lain yang sama baiknya, maka mengenakan pakaian putih dianggap lebih utama.
"Maksud dari hari Id adalah menampakkan nikmat Allah, karenanya mengenakan pakaian terbaik itu lebih utama," jelasnya. Artinya, tujuan utama mengenakan pakaian yang baik pada Hari Raya Idul Fitri adalah untuk mensyukuri nikmat Allah dan menunjukkan kebahagiaan.
2. Baju Baru Bukanlah Keharusan
Ustadz Alhafiz juga menegaskan bahwa memakai baju baru bukanlah sebuah kewajiban. Islam hanya menganjurkan agar umatnya mengenakan pakaian terbaik yang dimiliki, bukan berarti harus membeli pakaian baru setiap kali lebaran tiba.
Jika pakaian lama masih layak dan baik, itu sudah cukup untuk memenuhi anjuran agama.
Adapun alasan banyak orang membeli baju baru menjelang lebaran, menurut Ustadz Alhafiz, bisa jadi karena pakaian yang dimiliki sudah tidak muat, atau warnanya sudah pudar. Dalam kasus ini, membeli baju baru dianggap wajar dan bukan sesuatu yang dilarang.
Berita Terkait
-
Resep Kue Semprit Keju untuk Lebaran Idul Fitri ala Chef Devina Hermawan, Dijamin Renyah dan Lumer
-
Tutorial Cara Pesan Tiket Bus Sinar Jaya Online untuk Mudik Lebaran 2025: Simpel bin Praktis!
-
Apakah Karyawan yang Resign Sebelum Lebaran Berhak Mendapatkan THR?
-
Suzuki Bengkel Siaga Kawal Momen Mudik Lebaran 2025
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
Terkini
-
Geger Korupsi Haji Seret Kader PBNU, KH Marzuki Mustamar: KPK Angkut Saja Siapapun yang Salah!
-
Gebrakan Gubernur Papua Tengah: Gratiskan Sekolah untuk 24.481 Siswa, Beasiswa Kuliah Disiapkan
-
5 Fakta Demo Akbar 5.000 Ojol Hari Ini: Kepung Istana hingga DPR, Jakarta Waspada Macet!
-
Usai Video Perpisahan Penuh Haru Viral, Jabatan Kepsek SMP N 1 Prabumulih Dikembalikan
-
Iklan Pemerintah di Bioskop: Antara Transparansi dan Propaganda
-
Pencopotan Kepsek Roni Dicap Hoaks, Pernyataan Walkot Prabumulih Arlan Janggal?
-
Demo Ojol 17 September, Cek Rute Pengalihan Arus dan 5 Titik Neraka Kemacetan Ini!
-
Kasus Cacingan Anak Kembali Berulang, Pakar Kesehatan: Negara Masih Abai
-
Rp5.700 Bawa Pulang Kemeja Sutra, KPK Lelang 83 Paket Harta Koruptor, Ada Tanah Rp60 Miliar Juga
-
Ribuan Personel Gabungan Jaga Ketat Demo Ojol di Istana hingga DPR