Suara.com - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus mempertanyakan tindakan Presiden Prabowo Subianto membatalkan sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang disusun pada era Presiden ketujuh Joko Widodo alias Jokowi. Keputusan ini dinilai dapat berdampak negatif terhadap kredibilitas pemerintah dalam menentukan proyek-proyek strategis.
Heri mengatakan, kebijakan penghentian PSN harus disertai dengan alasan yang jelas. Jika tidak, hal ini bisa menimbulkan kecurigaan di benak para investor.
“Jika ada PSN yang dihentikan, pertama-tama harus dipastikan dulu apa alasannya. Apakah karena ada kesalahan prosedur, kendala investasi, atau faktor lain?" ujar Heri kepada wartawan, Senin (24/3/2025).
"Jika proyek sudah ditetapkan sebagai PSN, lalu tiba-tiba dihentikan tanpa alasan yang kuat, ini bisa menunjukkan ketidakpastian dalam perencanaan kebijakan,” lanjutnya menambahkan.
Heri mengatakan, proyek yang masuk dalam PSN seharusnya telah melalui berbagai kajian mendalam. Bahkan, terdapat perhitungan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Jika proyek-proyek tersebut dihentikan secara mendadak, maka kredibilitas pemerintah dalam menentukan proyek prioritas bisa dipertanyakan.
“PSN bukan sekadar proyek biasa, tetapi proyek yang dianggap vital bagi pertumbuhan ekonomi. Jika tiba-tiba dihentikan, ada indikasi bahwa proses penetapannya kurang matang atau dilakukan secara tergesa-gesa,” ucapnya.
Selain itu, Heri juga menilai tindakan Prabowo bisa menggoyahkan kepercayaan investor, terutama mereka yang telah menanamkan modal dalam proyek infrastruktur jangka panjang.
“Investor bisa kehilangan kepercayaan karena menganggap kebijakan di Indonesia tidak konsisten. Ini bisa berdampak pada menurunnya minat investasi, tidak hanya di sektor infrastruktur, tetapi juga sektor lainnya,” pungkas Heri.
Baca Juga: Sebut Jubir Prabowo Konyol, TB Hasanuddin Kecam Guyonan Hasan Nasbi: Siapa Mau Makan Daging Busuk?
Karena itu, ia menyarankan sebelum mengambil keputusan untuk menghentikan proyek strategis, pemerintah harus melakukan evaluasi menyeluruh mengenai dampak ekonomi yang ditimbulkan.
“Sebaiknya ada kajian mendalam sebelum proyek dihentikan, terutama jika proyek tersebut sudah berjalan dan melibatkan dana besar. Jika ada hambatan dalam investasi atau kendala lain, lebih baik dicari solusi terlebih dahulu daripada langsung dihentikan,” pungkasnya.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah menetapkan 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan menjadi prioritas pemerintahannya hingga tahun 2029. Kebijakan ini tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, yang ditandatangani pada 10 Februari 2025.
PSN ini dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan mengurangi kemiskinan. Berikut daftarnya:
Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Program ini bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat secara nasional melalui distribusi makanan bergizi gratis bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Berita Terkait
-
Sebut Jubir Prabowo Konyol, TB Hasanuddin Kecam Guyonan Hasan Nasbi: Siapa Mau Makan Daging Busuk?
-
Polsek Cakung Diduga Minta Uang Tebusan usai Tahan 5 Mahasiswa, Ajudan Prabowo Turun Tangan
-
Hasan Nasbi Nirempati soal Teror Babi di Tempo, Celetukan 'Dimasak Aja' Coreng Prabowo: Memalukan!
-
Guyonan 'Dimasak Aja' Jubir Istana Dicap Kebodohan, Susi Pudjiastuti Murka hingga Colek Prabowo
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Mensos Sebut Penggalang Donasi Tanpa Izin Terancam Sanksi Rp10 Ribu: Warisan UU Tahun 60-an
-
Komisi Reformasi Pertimbangkan Usulan Kapolri Dipilih Presiden Tanpa Persetujuan DPR
-
Ironi Hakordia, Silfester Matutina Si Manusia Kebal Hukum?
-
Mensos Sebut Donasi Bencana Boleh Disalurkan Dulu, Izin dan Laporan Menyusul
-
Usai dari Pakistan, Prabowo Lanjut Lawatan ke Moscow, Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
-
Tragedi Terra Drone: Kenapa 22 Karyawan Tewas? Mendagri Siapkan Solusi Aturan Baru
-
Solidaritas Nasional Menyala, Bantuan Kemanusiaan untuk Sumatra Tembus 500 Ton
-
Nestapa Korban Tewas di Kebakaran Kantor Drone, KemenPPPA Soroti Perlindungan Pekerja Hamil
-
Ketua DPD RI Soal Bencana Sumatera Masih Tutup Keran Bantuan Asing: Bangsa Kita Masih Mampu
-
Kebakaran Gedung Terra Drone Jadi Alarm, Mendagri Panggil Kepala Daerah Bahas Izin Bangunan