Suara.com - Kelompok oposisi Myanmar yang tergabung dalam Pemerintahan Persatuan Nasional (NUG) mengambil langkah mengejutkan dengan mengumumkan gencatan senjata pasca-gempa dahsyat bermagnitudo 7,7 yang mengguncang negara itu pada Jumat (28/3/2025).
Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap bencana yang menelan banyak korban dan demi memastikan operasi penyelamatan dapat berlangsung tanpa hambatan.
Gencatan senjata tersebut mulai berlaku pada 30 Maret dan direncanakan berlangsung selama dua pekan.
Dalam periode ini, NUG berkomitmen untuk memberikan akses penuh bagi tim penyelamat dan bantuan kemanusiaan di wilayah terdampak.
Melansir ANTARA, pada Ahad (30/3), NUG juga akan mengerahkan personel dari Gerakan Pembangkangan Sipil untuk membantu proses evakuasi serta distribusi bantuan di daerah-daerah yang berada di bawah kendali junta militer.
Sebagai kelompok yang dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan dalam kudeta militer Februari 2021, NUG terus menunjukkan perlawanan terhadap rezim junta.
Namun, dalam momen darurat ini, mereka memilih untuk mengesampingkan konflik demi kepentingan kemanusiaan.
Langkah ini menjadi sorotan, mengingat ketegangan antara oposisi dan junta masih tinggi, tetapi bencana alam yang melanda Myanmar telah mendorong upaya solidaritas dan kemanusiaan dari berbagai pihak.
Gerakan Pembangkangan Sipil yang dikerahkan oleh NUG dalam operasi penyelamatan korban gempa terdiri dari pegawai negeri, tenaga medis, insinyur, serta berbagai profesional pro-demokrasi yang selama ini berperan aktif dalam menentang kekuasaan junta militer Myanmar.
Baca Juga: Gempa Dahsyat Guncang Myanmar, Oposisi Sepakat Gencatan Senjata untuk Selamatkan Korban
Kelompok ini telah menjadi simbol perlawanan sipil terhadap rezim militer sejak kudeta 2021, dengan melakukan mogok kerja massal, menolak bekerja di bawah pemerintahan junta, serta terus mendukung perjuangan demokrasi di Myanmar.
Meskipun mereka bersedia turun tangan dalam operasi kemanusiaan pasca-gempa, NUG menegaskan bahwa keterlibatan mereka harus dibarengi dengan jaminan keamanan dari pihak militer.
Oposisi meminta junta untuk tidak melakukan penahanan atau tindakan represif terhadap personel yang terlibat dalam misi penyelamatan.
Hal ini mengingat banyak anggota gerakan sipil sebelumnya yang menjadi target penangkapan, penyiksaan, bahkan eksekusi oleh rezim militer.
Hingga saat ini, junta Myanmar masih bungkam terhadap permintaan NUG dan belum memberikan tanggapan resmi.
Sikap diam ini menimbulkan kekhawatiran bahwa militer mungkin akan tetap menggunakan pendekatan keras terhadap kelompok pro-demokrasi, meskipun situasi darurat akibat bencana alam menuntut adanya kerja sama lintas pihak.
Tag
Berita Terkait
-
Gempa Dahsyat Guncang Myanmar, Oposisi Sepakat Gencatan Senjata untuk Selamatkan Korban
-
Korban Tewas Gempa Myanmar Naik Jadi 1.700, Pusat Kremasi di Mandalay Sampai Kewalahan
-
Lisa BLACKPINK Kirim Doa Usai Thailand Turut Diguncang Gempa Myanmar
-
Indonesia Gerak Cepat, Kirim Tim SAR dan Bantuan Medis ke Myanmar Pasca Gempa Dahsyat
-
Korban Gempa Myanmar Sentuh 1000 Jiwa Lebih, Kondisi Memprihatinkan
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Ledakan di SMAN 72 Jakarta Lukai 39 Siswa, Enam Orang Luka Berat
-
Kasih Paham, Hidup ala ShopeeVIP Bikin Less Drama, More Saving
-
Pahlawan Nasional Kontroversial: Marsinah dan Soeharto Disandingkan, Agenda Politik di Balik Layar?
-
Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Terungkap! Kapolri: Pelajar Sekolah Itu Sendiri, Korban Bully?
-
Ungkap Banyak Kiai Ditahan saat Orba, Tokoh Muda NU: Sangat Aneh Kita Memuja Soeharto
-
Soroti Dugaan Kasus Perundungan, Pimpinan Komisi X Desak Polisi Usut Tuntas Ledakan SMAN 72 Jakarta
-
Detik-detik Mencekam di SMAN 72 Jakarta: Terdengar Dua Kali Ledakan, Tercium Bau Gosong
-
Dasco Ungkap Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Berusia 17 Tahun, Begini Kondisinya Sekarang
-
KPK-Kejagung Didesak Usut Dugaan Korupsi usai Portal Mitra Dapur MBG Ditutup, Mengapa?
-
Ledakan di SMA 72 Jakarta, Dasco Ungkap Kondisi Terkini Korban di Rumah Sakit