Suara.com - Gelaran Jakarta Lebaran Fair (JLF) yang diselenggarakan di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran resmi berakhir pada Minggu (6/4/2025) kemarin. Namun, telah digelar selama 19 hari terhitung sejak 19 Maret 2025 lalu, nilai transaksi ajang pameran dan hiburan ini belum berhasil menyentuh target awal.
Marketing Director JIExpo, Ralph Scheunemann mengatakan pihaknya menargetkan 500 ribu pengunjung datang ke Jakarta Lebaran Fair. Namun, hingga hari terakhir tiket yang terjual hanya menyentuh kisaran 400 sampai 450 ribu.
"Target saya itu antara 400-450 ribu pengunjung. Tapi kelihatannya kami tidak akan bisa mencapai target itu, targetnya tercapainya kurleb (kurang lebih) sekitar 80 persen," ujar Ralph Scheunemann kepada wartawan sebagaimana dikutip pada Senin (7/4/2025).
Kemudian, Ralph juga menyebut nilai transaksi JLF tak berhasil memenuhi target. Dari ekspektasi Rp350 miliar, Ralph perkirakan angka itu hampir tersentuh.
"Kalau bicara sekaligus soal transaksi, transaksi memang kita targetkan sekitar Rp300 miliar sampai 350 miliar, kami telah tercapai sampai hari Jumat sudah mendekati Rp300 miliar sehingga sekarang kalau saya pikir ya lebih-lebih sedikit lah (dari Rp300 miliar)," ungkapnya.
Ralph menilai jumlah pengunjung yang belum menemui ekspektasi ini karena fakror cuaca. Selama JLF digelar, berulang kali Jakarta dilanda cuaca buruk.
"Selama hampir 19 hari lebih pada 10 hari bahkan 12 hari kalau enggak salah, cuaca sangat berpengaruh, bukan hanya di Kemayoran saja, tapi di seluruh Jakarta bahkan Jabobetabek," tuturnya.
"Jadi itu salah satu faktor terbesar sehingga ya kita bilang apa adanya kita hanya tercapai sekitar 80 persen," lanjutnya menambahkan.
Selain itu, Ralph juga tak memungkiri kondisi perekonomian nasional yang ini sedang lesu. Daya beli masyarakat menurun hingga mempengaruhi nilai transaksi di JLF.
Baca Juga: Kecemasan Anak Pasca Libur Lebaran, Orang Tua dan Guru Diminta Siapkan Strategi Adaptasi Sekolah
"Itu kan berhubungan langsung dengan perekonomian kan? Ya kami harapkan daya beli masyarakat di bulan-bulan depan lebih baik ya," jelasnya.
Secara persiapan, Ralph menyebut pihaknya sudah cukup maksimal. Hal ini terlihat dari 95 persen slot tenant yang terisi untuk Jakarta Lebaran Fair 2025.
"Kalau penjualan daripada stand dan lain-lain, kepesertaan kami sudah 95 persen terisi Bahkan 5 persen ini yang kurangnya hanya mereka-mereka yang belum membayar," lanjut Ralph.
Atas kondisi ini, Ralph mengaku masih bisa memakluminya. Sebab, JLF baru diselenggarakan selama dua tahun belakangan dan masyarakat masih belum cukup mengenal gelaran ini.
"Ini kan Jakarta Lebaran Fair ini kan baru event yang kedua ya, tahun kedua, jadi kalau kita membangun sesuatu yang baru itu selalu membutuhka itu kira-kira tiga sampai lima tahun untuk membangun sesuatu," kata Ralph.
Selain itu, Ralph menyebut pihaknya akan terus mengeluarkan ide-ide terbaru salah satunya, seperti menonjolkan sisi entertainment alias hiburan agar JLF ke depannya bisa lebih diminati masyarakat.
Berita Terkait
-
Kecemasan Anak Pasca Libur Lebaran, Orang Tua dan Guru Diminta Siapkan Strategi Adaptasi Sekolah
-
BRI Bangun Posko BUMN saat Arus Balik Lebaran 2025 untuk Kemudahan Pemudik
-
Berita Kemarin: Banjir Kepung Permukiman Warga, JLF Sepi Pengunjung Imbas Ekonomi Lesu
-
Pulang Kampung Tenang, Balik Jakarta Aman: Strategi Anti Macet Arus Balik Lebaran!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD
-
Jerit Konsumen saat Bensin Shell dan BP Langka, Pertamina Jadi Pilihan?