Suara.com - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menganggap sangat penting untuk melestarikan hutan gambut demi mengantisipasi perubahan iklim secara global. Pernyataan itu disampaikan Menhut Raja Juli saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah pada Rabu (16/4/2025).
Menurutnya, keberadaan gambut yang terdapat di Sebangau ini penting bagi iklim global. Dalam kunjungannya di Sebangau, Menhut Raja Juli sempat meninjau program rewetting atau pembasahan gambut, dan pemulihan ekosistem.
Dia pun merasa puas dengan kerja-kerja yang dilakukan anak buahnya yang tetap menjaga kerja sama dengan lembaga-lembaga pemerhati lingkungan dan warga lokal di Sebangau.
"Berkesempatan untuk meninjau secara langsung Taman Nasional Sebangau, saya terus terang berbangga hati dan sangat gembira melihat hasil kerja yang dilakukan oleh teman-teman kehutanan, tentu dengan para mitra, tadi ada 3 mitra yang disebutkan oleh teman-teman WWF, BOSF dan BNF, tentu juga dengan masyarakat," beber Menhut Raja Antoni dikutip pada Kamis (17/4/2025).
Dalam kunjungannya itu, Menhut Raja Antoni juga sempat memantau program rewetting atau pembasahan gambut, dan pemulihan ekosistem.
"Kita lihat series foto yang dari awal masuk tahun berapa tadi 2004 sedemikian rusak tapi dengan kerja keras, kolaborasi bersama, kita melihat tadi hutan yang sudah dapat katakan ekosistemnya sudah terestorasi dengan baik," sambungnya.
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta agar semua pihak dapat terus berkolaborasi. Salah satunya terkait peningkatan sekat kanal dan pemberdayaan masyarakat yang berjumlah 40 desa di sekitar TN Sebangau.
"Saya berharap kami sudah sampaikan kepada teman-teman untuk melibatkan kembali para mitra, stakeholder termasuk masyarakat untuk meningkatkan, misalkan tadi saya mendapat laporan dulu ada 2000 kanal, tapi sekarang tinggal sekitar 400-an yang baik. Ini kan harus diperbaiki atau membuat kanal baru. Termasuk tadi pemberdayaan masyarakat ada sekitar 40 desa di sekitaran Taman Nasional Sebangau ini, yang jalan baru sekitar 20," tuturnya.
Menhut Raja Antoni mengatakan ekosistem gambut di Sebangau ini tidak hanya penting bagi Indonesia namun juga bagi global. Menurutnya, memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim.
Baca Juga: Tunggu Perintah Prabowo, RI Siap Evakuasi Warga Gaza: Pangkal Pinang jadi Lokasi Penampungan!
"Saya berharap betul kita bisa perbaiki semua ini, karena ekosistem gambut di Sebangau ini, tidak hanya penting bagi Indonesia, penting bagi regional dan global, yang sangat berpengaruh pada perubahan iklim," ujarnya.
"Taman Nasional Sebangau ini porsinya sangat strategis untuk mitigasi perubahan iklim tidak hanya di Indonesia bahkan di global," imbuh Menhut.
Sebelumnya, Menhut Raja Juli Antoni terbang ke Sabang, Aceh untuk mengecek langsung terhadap Perhutanan Sosial Gampong Jaboi.
Dalam kunjungannya, Raja didampingi Sekjen Kemenhut Mahfudz, Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko, dan Sekda Kota Sabang Irfani. Di sana, dirinya bertemu dengan sejumlah Kelompok Tani Hutan (KTH) diantaranya, KTH Gampong Jaboi dan KTH Anuek Glee.
Ia mencicipi produk olahan hasil kelompok tani hutan diantaranya teh sarang semut, selai buah jamblang dan sirup buah carica. Selain itu ada pula produk piring yang dibuat dari pelepah pisang.
"Luar biasa, saya sangat mengapresiasi setinggi-tingginya apa yang sudah diinisiasi dan dikerjakan oleh pemuda-pemudi di Kampung Gampong Jaboi ini dan saya berharap tentu kita akan teruskan kerjasama dengan lebih baik lagi," kata Raja Antoni dalam keterangannya, dikutip Kamis (10/4/2025).
Berita Terkait
-
Tunggu Perintah Prabowo, RI Siap Evakuasi Warga Gaza: Pangkal Pinang jadi Lokasi Penampungan!
-
Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
-
Roy Suryo Uji Ijazah Jokowi Pakai Program ELA: Gambarnya Kotor, Banyak Bercak Kayak Kotoran Burung
-
MUI Minta Prabowo Belajar Lagi Sejarah Zionis Israel: Jangan Tertipu Mulut Manis Mereka!
-
MUI Protes Rencana Prabowo Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia: Jangan Mau Dikadalin Israel!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Aksi Culas Bos Pangkalan Elpiji Terbongkar, Oplos Tabung Gas hingga Raup Rp70 Juta Saban Bulan
-
Singgung Sorotan Negatif Program MBG di Media Sosial, DPR Desak Pemulihan Kepercayaan Publik
-
Dapur MBG Penyebab Keracunan di SDN Gedong Tak Bersertifikat, Komnas PA Tuntut Tanggung Jawab Hukum
-
Anggota DPR Desak 'Rebranding' Program Makan Bergizi: 'Gratis'-nya Dihapus, Konotasinya Negatif
-
22 Siswa SDN 01 Gedong Diduga Keracunan MBG, Pramono Anung Enggan Berkomentar
-
Tinjau Langsung Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Begini Pesan Menag Nasaruddin Umar
-
Marak Kasus Keracunan, Komnas PA Tolak Guru Jadi Bahan Uji Coba Sampel MBG
-
Gelar Aksi di Monas, Ibu-Ibu Kritik MBG: 8.649 Anak Keracunan Bukan Sekadar Angka Statistik!
-
Respons Krisis MBG, Menkes 'Potong Birokrasi', Gandeng Mendagri untuk Fast-Track Sertifikat Higienis
-
Takjub Adab Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir, Amien Rais Terenyuh: Buat Saya Artinya Dalam