Suara.com - Kebijakan visa Amerika Serikat bagi mahasiswa China akan diperketat secara agresif. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, pada Rabu (28/5). Pengetatan ini menandai langkah baru dalam upaya pemerintah AS untuk lebih selektif dalam menyaring setiap permohonan visa, khususnya dari China dan Hong Kong.
Perubahan kriteria pemberian visa ini diperkirakan akan berdampak signifikan pada ribuan mahasiswa internasional yang bercita-cita menimba ilmu di perguruan tinggi ternama di Negeri Paman Sam.
Langkah ini mencuat di tengah kekhawatiran yang berkembang di kalangan pejabat AS mengenai potensi ancaman keamanan nasional dan isu-isu geopolitik lainnya. Sejak lama, diketahui bahwa banyak anak pejabat tinggi Partai Komunis China (PKC) menempuh pendidikan di universitas-universitas elite di Amerika Serikat. Sebagai contoh, putri Presiden China Xi Jinping pernah mengenyam pendidikan di Universitas Harvard dengan menggunakan nama samaran dan berhasil lulus pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara elite politik China dengan institusi pendidikan tinggi di AS.
Pada hari yang sama, Presiden AS Donald Trump secara terbuka menyuarakan keprihatinannya terhadap kebijakan penerimaan mahasiswa asing di universitas-universitas terkemuka, seperti Harvard. Trump mengusulkan agar hanya 15 persen dari seluruh mahasiswa baru yang diterima Harvard setiap tahun berasal dari luar negeri.
Ia berpendapat bahwa beberapa mahasiswa asing memiliki potensi "sangat berbahaya" dan dapat menjadi "pembuat onar". Oleh karena itu, ia bahkan meminta Harvard untuk menyerahkan daftar lengkap mahasiswa asing beserta negara asal mereka kepada pemerintah.
"Banyak warga kita yang ingin masuk ke Harvard dan universitas lain, tetapi tidak bisa karena ada mahasiswa asing di sana," ujar Trump dikutip dari OANA via Antara.
Ia menambahkan, "Saya ingin pastikan mahasiswa asing itu bisa mencintai negara kita." Pernyataan ini mengindikasikan adanya kekhawatiran tentang alokasi kursi bagi warga negara AS di tengah tingginya jumlah mahasiswa internasional.
Data menunjukkan bahwa untuk tahun ajaran 2024–2025, Harvard menerima 6.793 mahasiswa internasional, yang merupakan 27,2 persen dari total jumlah mahasiswa di universitas tersebut. Dari jumlah tersebut, China menjadi penyumbang mahasiswa terbanyak dengan 2.100 orang, diikuti oleh India (790), Korea Selatan (430), Jepang (260), dan Singapura (150). Angka-angka ini menyoroti dominasi mahasiswa dari negara-negara Asia, khususnya China, di salah satu universitas paling prestisius di dunia.
Trump juga menegaskan bahwa Amerika Serikat-lah, bukan negara lain, yang telah berinvestasi besar di universitas yang berlokasi di Massachusetts tersebut. Ia mempertanyakan mengapa institusi-institusi pendidikan terkemuka AS, yang didanai oleh pajak warga Amerika, menerima begitu banyak mahasiswa asing. Sebagai respons, Trump telah membekukan sebagian dana federal untuk Harvard. Ia juga kembali menegaskan keinginannya untuk mengalihkan dana publik tersebut ke sekolah-sekolah kejuruan. Tujuannya adalah agar sekolah-sekolah kejuruan ini bisa menjadi yang terbaik di dunia, melatih keterampilan praktis seperti membuat mobil dan bekerja dengan kecerdasan buatan (AI), yang dianggap lebih relevan untuk kebutuhan tenaga kerja AS.
Baca Juga: QRIS Bisa Digunakan di Jepang dan China! India, Korsel dan Arab Saudi Segera Menyusul
Pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Trump merupakan bagian dari upaya pemerintahannya untuk menekan Harvard agar melakukan perubahan kebijakan yang lebih luas, termasuk dalam perekrutan staf pengajar. Harvard sendiri dituding terlalu liberal dan dituding memendam sentimen anti-Semitisme.
Selain itu, pemerintah AS memang telah memperketat pemeriksaan terhadap mahasiswa asing dengan dalih potensi ancaman terhadap keamanan nasional. Kekhawatiran ini semakin intens di tengah meningkatnya tensi geopolitik antara AS dan China.
Tak hanya itu, pemerintah Trump juga secara terbuka mengecam Harvard dan universitas terkemuka lainnya karena dianggap gagal mencegah aksi protes yang kuat terhadap Israel, yang dituding melakukan pelanggaran terhadap warga sipil di Jalur Gaza, Palestina. Gelombang protes ini telah menimbulkan perdebatan sengit di kampus-kampus AS dan menjadi salah satu faktor yang menambah tekanan pemerintah terhadap institusi pendidikan.
Sebagai konsekuensi dari berbagai alasan ini, jadwal wawancara visa mahasiswa asing di semua kedutaan besar AS di seluruh dunia telah dihentikan sementara. Kebijakan ini secara efektif telah mengaburkan harapan ribuan mahasiswa internasional yang berencana untuk melanjutkan pendidikan mereka di Amerika Serikat, menciptakan ketidakpastian besar bagi masa depan akademik mereka.
Berita Terkait
-
Visa Haji Furoda Disorot karena Gelap, Menag Nasaruddin Siap Turun Tangan Lobi Arab Saudi
-
Kimberly Ryder Batal Naik Haji karena Visa Furoda Tak Terbit, Sudah Niat Titip Anak di Bali
-
Misteri Keberangkatan Haji Irish Bella di Tengah Larangan Furoda, Pakai Jalur Mana Lagi?
-
Ivan Gunawan Ingin Dipanggil Haji Igun, Kini di Madinah Meski Ramai Berita Visa Furoda Tak Terbit
-
Arab Saudi Setop Visa Furoda, Kok Ivan Gunawan Tetap Bisa Berangkat Haji?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Melejit di Puncak Survei Cawapres, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tertarik Politik
-
Korupsi CPO: Pengacara 3 Raksasa Sawit Minta Dibebaskan, Gugat Dakwaan Jaksa
-
Kapolda Metro Jaya Perintahkan Propam Tindak Polisi Pelaku Catcalling di Kebayoran Baru
-
Hujan Deras Bikin Jakarta Macet Parah, Dirlantas Polda Metro Turun Langsung ke Pancoran
-
Pulangkan 26 WNI Korban Online Scam di Myanmar, Menteri P2MI: Jangan Tergiur Tawaran Kerja Ilegal
-
OC Kaligis Sebut Sidang Sengketa PT WKM dan PT Position Penuh Rekayasa, Ini Alasannya
-
Jerat Utang Whoosh: DPD Peringatkan PT KAI di Ambang Krisis, Kualitas Layanan Terancam Anjlok
-
Biaya Haji Tahun 2026 Ditetapkan Rp87 Juta, Wamenhaj: Harusnya Naik Rp2,7 Juta
-
Jejak Pemerasan Rp53 M di Kemnaker: KPK Geledah Rumah Eks Sekjen Heri Sudarmanto, 1 Mobil Disita
-
Presiden Prabowo Panggil Dasco Mendadak Tadi Pagi, Bahas Apa?