Suara.com - Pengamat politik Yusak Farchan menilai ultimatum dari Presiden Prabowo Subianto akan memecat pejabat tidak becus bekerja memiliki dampak psikologis, terutama kepada para anggota Kabinet Merah Putih, baik menteri maupun wakil menteri.
Menurut Yusak, pernyataan Prabowo tersebut memang ditujukan untuk umum, tidak hanya untuk kabinet, melainkan untuk penyelenggara di pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
"Secara psikologis, meskipun pidato itu baru di atas kertas, memang ini memberi dampak psikologi terhadap terutama anggota kabinet ya untuk tidak leluasa "bermain" karena menteri, wamen itu istilahnya ya sudah nggak bisa ngapa-ngapain, apalagi dengan anggaran berbatas kan gitu," kata Yusak saat dihubungi Suara.com pada Kamis (5/6/2025).
"Minimal efeknya secara psikologis seperti itulah. Membuat Wamen, Menteri dan jajaran Kabinet Merah Putih itu untuk tertib," sambung Yusak.
Tetapi menurut Yusak dampak dari pidato Prabowo bisa lebih dahsyat apabila kepala negara menindaklanjutinya dengan tindakan, semisal melakukan reshuffle terutama kepada menteri dan wakil menteri yang tidak becus bekerja, terlebih tidak memiliki capaian dalam 100 hari pertama.
"Karena banyak juga kan menteri-menteri yang jadi sorotan publik. Ada kasus judol yang diduga melibatkan Menkop. Ada menteri yang tersangkut masalah etik, akademis, dan lain sebagainya lah," kata Yusak.
"Ada yang kelihatannya memang nggak ada capaian prestasinya di 100 hari pertama, kan itu harus dievaluasi. Nah, bukti konkretnya evaluasi apa? Ya reshuffle," sambung Yusak.
Menurut Yusak publik justru akan mempertanyakan ulang makna dari pidato Prabowo tersebut bila tidak ada bukti dengan dilakukannya reshuffle.
"Ya, kalau retorika itu udah selesai semua orang tahu pidatonya kalau mau dinilai, nilainya 100 lah. Cuma kan action-nya seperti apa?" kata Yusak.
Baca Juga: Pede Nihil Dasar Hukum, Relawan Bela Wapres Gibran: Pemakzulan Mustahil Dilakukan!
Istana soal Ultimatum Prabowo
Sementara itu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi menegaskan pernyataan Prabowo dalam amanat upacara Hari Lahir Pancasila itu berlaku umum.
"Presiden umumkan juga kemarin, itu berlaku umum. Jadi kalau tidak bisa mengikuti apa yang diinginkan oleh presiden, sesuai dengan tugas, mandat, atau tidak bisa menjalankan pemerintahan yang bersih, yang tidak korupsi, yang tidak mencuri uang rakyat, ya sebaiknya mengundurkan diri sebelum saya berhentikan. Kan itu pernyataan Presiden kemarin," tutur Hasan.
Ia menegaskan pernyataan Prabowo tersebut tidak dituukan untuk orang per orang, melainkan memang berlaku secara umum.
"Ini peringatan secara umum, dan itu berlaku buat siapa saja. Tidak ditujukan ke orang-orang atau nama-nama tertentu," kata Hasan.
Prabowo Ultimatum Pejabat Tak Becus Kerja
Berita Terkait
-
Pede Nihil Dasar Hukum, Relawan Bela Wapres Gibran: Pemakzulan Mustahil Dilakukan!
-
Tuding LSM Antek Asing Pengadu Domba, Koalisi Sipil Balas Prabowo: Sinyal Rezim Otoriter Antikritik!
-
Blak-blakan Dukung Forum Purnawirawan TNI Lengserkan Gibran, Rocky Gerung: Sangat Masuk Akal!
-
Prabowo Tuduh LSM Antek Asing, Hasan Nasbi Ungkit Kelompok Perongrong: Adu Domba Kita
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global
-
BNI Dorong Digitalisasi dan Transparansi Rantai Pasok FMCG