Suara.com - Di sela-sela kesibukannya melayani rakyat, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyempatkan untuk olahraga. Salah satunya dengan bermain sepak bola.
Gibran ikut berpartisipasi dalam Fun Football yang digelar Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Salah satu tim yang bermain dengannya adalah pemain sepak bola legendaris Timnas Indonesia yakni Cristian Gonzalez.
Menariknya, pesepakbola legend yang punya julukan El Loco ini sampai memuji sosok Wapres Gibran karena di posisi striker, pria 37 tahun itu bisa mencetak gol dengan mudahnya.
"Fun game bersama Wakil Presiden kita. Ternyata cocok jadi striker juga," tulisnya dalam keterangan video yang diunggahnya.
Video yang dipostingan mantan pemain timnas ini menunjukkan momen Gibran mencetak gol.
Namun gara-gara video yang diunggah Cristian Gonzalez, muncul banyak komentar negatif bernada meledek Gibran.
Apalagi saat melihat permainan bola Gibran yang santai namun bisa mencetak gol.
Pembenci Gibran langsung menuding kalau permainan itu ada tekanan sehingga semuanya merendah dari anak Jokowi tersebut.
Baca Juga: Usulan Purnawirawan Terancam Mejan, Pemakzulan Gibran Macet di Meja DPR?
"Olahraga juga disuapin?" celetuk netizen.
"Peraturan sepakbolanya diubah juga nggak?" komentar netizen lain.
"Main bola aja di-setting," komentar netizen ngakak.
"Kelihatan kipernya ngalah," duga netizen.
Beberapa sampai menyoroti kiper tim lawan yang seolah-olah tak berusaha menanggap bola agar tendangan Gibran masuk ke gawang timnya.
"Kiper: menyelamatkan gawang (silang), menyelamatkan karier (centang)," komentar netizen.
"Kiper: Bismillah komisaris," celetuk lainnya.
"Aku yakin kiper nya naik jabatan," kata netizen lain menduga-duga.
Dalam pertandingan itu, tim Gibran menang 6 - 3 atas Tim Pemuda Muhammadiyah.
Fun Football itu diadakan dalam rangka Milad Ke-93 Pemuda Muhammadiyah.
Dalam tim Gibran, selain Cristian Gonzales, ada juga Maman Abdurahman mantan pemain Timnas Indonesia.
Kemudian ada beberapa dari wakil menteri hingga pengurus Muhammadiyah.
Antara lain: Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma’ruf, Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia sekaligus Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Sekretaris Jenderal Pemuda Muhammadiyah Najih Prastiyo, serta Bendahara Umum Pemuda Muhammadiyah Machendra Setya Atmaja.
Ada juga pimpinan organisasi kepemudaan lintas agama seperti Ketua Umum GAMKI Sahat Sinurat dan Sekretaris Jenderal Peradah Pandu Winata.
Pertandingan sepak bola tak pertama kalinya dilakukan Gibran.
Dia pernah bermain futsal bersama jurnalis untuk menjalin kedekatan.
Dia juga mengaku suka bermain futsal dan olahraga lainnya di sela-sela kesibukannya.
Hubungan Gibran dengan Muhammadiyah
Gibran cukup dekat dengan organisasi Muhammadiyah.
Dia pernah menyatakan bahwa Muhammadiyah banyak membantunya ketika menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Ini mengindikasikan adanya kerja sama dan dukungan dari organisasi Muhammadiyah di tingkat lokal.
Gibran sebagai Wakil Presiden terpilih secara terbuka memuji kualitas kader-kader Muhammadiyah.
Kakak Kaesang Pangarep ini bahkan menyebutkan ada sejumlah kader Muhammadiyah yang menduduki posisi krusial di Kabinet Merah Putih, salah satunya Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti.
Hal ini menunjukkan pengakuan Gibran terhadap kontribusi Muhammadiyah dalam pembangunan bangsa.
Setelah Prabowo-Gibran ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan wejangan dan harapan agar pemerintahan baru dapat menjalankan mandat rakyat dengan baik.
Pemerintah diharapkan mengutamakan kepentingan bangsa, dan bekerja untuk kemajuan Indonesia.
Hal ini menunjukkan peran Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang memberikan pandangan dan harapan konstruktif kepada pemerintah.
Muhammadiyah juga membantah adanya dukungan terhadap wacana pemakzulan Gibran.
Ini menunjukkan Muhammadiyah berpegang pada prinsip tidak terlibat dalam politik praktis dan menghindari isu-isu yang dapat memecah belah.
Kontributor : Tinwarotul Fatonah
Tag
Berita Terkait
-
Pemakzulan Gibran Belum Dibahas Parlemen, Surat Misterius Lain Diterima DPR
-
Forum Purnawirawan Terbelah? Muncul Surat Tandingan di Meja DPR, Minta Gibran Tak Dimakzulkan
-
Kesulitan Gunakan Arit Saat Potong Tebu, Wapres Gibran Bikin Warganet Heran: Jadi Bisanya Apa?
-
Heboh Pemakzulan Gibran, Ini Deretan Negara Paling Sering 'Pecat' Pemimpinnya
-
Bahas Hilirisasi Kemenyan, Wapres Gibran Diolok-olok Bak Anak Sekolah Imbas 5 Kali Ucap Kalimat Ini
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
Terkini
-
ICW Sindir Kejagung Soal Gunungan Uang Rp6,6 T, Praktisi Hukum: Tak Mudah Selamatkan Uang Negara
-
PDIP Tegas Tolak Usulan Pilkada Lewat DPRD: Sikap Kami Tak Berubah Sejak 2014
-
Kasus CSR BIOJK: KPK Akui Telusuri Aliran Uang ke Anggota Komisi XI DPR Selain Satori dan Heri
-
Natal di Serambi Mekkah, Kala Cahaya Solidaritas Lebih Terang dari Gemerlap Lampu
-
Wagub Aceh Soal Insiden Aparat Vs Warga di Tengah Bencana: Jaga Kekompakan, Jauhkan Sikap Arogansi
-
Drama Cinta Segitiga Maut Bripda MS: Mahasiswi ULM Dicekik, Jasadnya Dibuang ke Got
-
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat Akibat Siklon Tropis Grant
-
Minta KPK Telusuri Sumber Uang RK ke Wanita, Pakar: Tetapkan Tersangka atau Jangan Bunuh Nama Baik
-
Waspada Cuaca Buruk, Warga Bangka Belitung Diimbau Tak Rayakan Tahun Baru di Pantai
-
Riset DIR: Banjir Sumatra dan Aceh Bergeser Jadi Krisis Legitimasi dan Ancaman Stabilitas Nasional