Suara.com - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, kembali menggemparkan publik dengan pernyataannya terkait dugaan pemalsuan ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu diungkakpan dalam sebuah podcast YouTube bersama Refly Harun, Roy Suryo secara blak-blakan membeberkan hasil analisisnya yang mengklaim 99,9 persen ijazah Jokowi adalah palsu.
Pernyataan ini sontak memicu perdebatan luas, terutama mengingat jabatan tinggi yang diemban Presiden.
Menurut Roy Suryo, kecurigaan terhadap keaslian ijazah ini bermula sejak April lalu, setelah adanya unggahan dari kader PSI, Dian Sandi, yang mempublikasikan foto ijazah tersebut. Sejak saat itu, tim Roy Suryo mulai melakukan analisis mendalam. Berbagai kejanggalan ditemukan pada foto ijazah yang beredar.
“Kami menemukan perbedaan warna logo UGM, pas foto yang terlalu tajam, dan bahkan cap fakultas yang anehnya tidak menimpa jas. Ini semua adalah indikasi awal yang sangat kuat,” terang Roy Suryo dikutip pada Jumat (4/7/2025).
Menurutnya, analisis visual menunjukkan bahwa resolusi foto pada ijazah tersebut sangat tinggi, tidak lazim untuk dokumen yang dikeluarkan pada tahun 1980-an.
Lebih lanjut, Roy Suryo juga membandingkan foto pada ijazah dengan foto asli Joko Widodo. Hasilnya, ia menyatakan bahwa foto tersebut tidak identik dengan Presiden Jokowi, bahkan kemiripannya disebut di bawah 50%.
“Yang lebih mencengangkan, setelah kami lakukan perbandingan lebih lanjut, foto pada ijazah tersebut justru memiliki kemiripan 89% dengan seseorang bernama Dumatno,” ungkapnya, memicu spekulasi yang lebih jauh. Kejanggalan ini menjadi salah satu pilar utama argumen Roy Suryo dalam menuding adanya pemalsuan.
Dugaan pemalsuan ini, menurut analisis Roy Suryo, tidak dilakukan pada tahun 1985, saat ijazah tersebut seharusnya dikeluarkan, melainkan diduga direkayasa setelah tahun 2010.
Baca Juga: Eks Wamen Paiman Raharjo Lawan Tuduhan Bikin Ijazah Jokowi di Pasar Pramuka: Demi Allah Sumpah Mati
Hal ini mengindikasikan adanya upaya sengaja untuk memalsukan dokumen pendidikan di kemudian hari. Untuk memperkuat klaimnya, Roy Suryo juga membandingkan ijazah Jokowi dengan ijazah tiga pembanding dari angkatan yang sama, dan menemukan bahwa ijazah-ijazah tersebut tidak identik.
Tidak hanya ijazah, keaslian skripsi Jokowi juga turut menjadi sorotan. Roy Suryo menemukan beberapa anomali, termasuk perbedaan jenis kertas yang digunakan, tidak adanya lembar pengujian skripsi, dan keraguan terhadap tanda tangan Prof. Ahmad Sumitro yang tercantum. Kecurigaan semakin menguat ketika Kasmujo, yang sebelumnya disebut Jokowi sebagai dosen pembimbing skripsinya, membantah hal tersebut.
“Kasmujo menyatakan bahwa dirinya adalah dosen pembimbing akademik, bukan dosen pembimbing skripsi. Ini adalah kontradiksi yang signifikan,” papar Roy Suryo.
Selain itu, informasi mengenai Kuliah Kerja Nyata (KKN) Jokowi juga disebut tidak konsisten. Awalnya disebutkan pada tahun 1983, namun kemudian diralat menjadi tahun 1985. Inkonsistensi data ini menambah daftar pertanyaan yang diajukan Roy Suryo terkait rekam jejak pendidikan Presiden.
Dalam investigasinya, Roy Suryo dan timnya bahkan menelusuri hingga ke Pasar Pramuka, Jakarta, tempat yang diduga menjadi lokasi praktik pembuatan dokumen palsu. Informasi ini didapatkan dari seorang politisi bernama Bitor Suryadi.
“Kami menemukan indikasi kuat adanya keterlibatan Profesor Paiman, seorang akademisi, yang diduga pernah memiliki kios di Pasar Pramuka dan terlibat dalam praktik pembuatan ijazah palsu,” ujar Roy Suryo, mengutip analisis dari Kolonel Purnawirawan Sri Rajasa Candra.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu