Suara.com - Guru Besar Politik Universitas Andalas, Asrinaldi menilai dibentuknya lembaga think thank Prasasti Center for Policy Studies atau Prasasti akan dijadikan sebagai alat untuk menjustifikasi program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Dia meragukan bahwa lembaga tersebut akan bersikap objektif seperti yang diklaim Hasyim Djojohadikusumo yang merupakan dewan penasehat Prasasti.
Hal itu disampaikannya, merujuk pada struktur Prasasti yang diisi oleh orang dekat Prabowo seperti Hasyim, adik kandungnya yang menjabat sebagai dewan penasehat hingga kakak iparnya Soedrajad Djiwandono, menempati posisi sebagai Board of Trustees atau dewan pengawas.
"Kita menyadari keberadaan lembaga think-thank ini juga menjadi justifikasi untuk tindakan-tindakan dan langkahnya Prabowo," kata Arsinaldi saat dihubungi Suara.com, Sabtu 5 Juli 2025.
Lembaga tersebut menurutnya disiapkan untuk membentuk legacy bagi pemerintahan Prabowo, guna meyakinkan publik bahwa selama pemerintahannya masuk akal, rasional, dan bisa dipertanggungjawabkan secara akademik.
Sebagaimana disampaikan Hasyim lembaga tersebut akan memberikan penilaian dan masukan terhadap sejumlah kebijakan pemerintahan Prabowo lewat kajian dan riset yang ilmiah.
Kebutuhan atas justifikasi itu, menurut Arsinaldi dengan berkaca pada pemerintahan Prabowo yang belum terlihat arahnya, secara bersamaan banyak memicu banyak reaksi dari publik berupa kritikan.
Arsinaldi pun meyakini bahwa keberadaan Prasasti memiliki kemiripan dengan Centre for Strategic and International Studies pada era pemerintahan Presiden ke 2 Soeharto. CSIS juga dijadikan sebagai lembaga think thank untuk menjadi tameng dan alat justifikasi kebijakan Soeharto.
"Kita lihat CSIS juga sebagai bagian dari justifikasi tindakan-tindakan dan masukan-masukan. Walaupun CSIS berusaha juga untuk netral. Karena pada kondisi seperti Orde Baru juga berbeda dengan kondisi hari ini," katanya.
Baca Juga: Budi Arie Ungkap Pertemuan Rahasia Jokowi dan Adik Prabowo
Mengutip dari Antara, Dewan Penasihat Prasasti Hashim Djojohadikusumo menyebut bahwa Prasasti hadir sebagai lembaga think thank dengan tugas utama memberikan penilaian objektif terhadap berbagai kebijakan strategis pemerintahan Prabowo. Dia mengklaim Prasasti tidak akan menjadi alat propaganda pemerintah.
Prasasti kedepan akan menjadi mitra strategis dalam penilaian sejumlah program kebanggaan Prabowo seperti makan bergizi gratis hingga program ketahanan pangan.
Selain diisi oleh orang dekat Prabowo, terdapat pula sejumlah ahli dengan berbagai latar belakang yang mengisi struktur Prasasti, seperti jajaran Dewan Penasihat terdapat Burhanuddin Abdullah (Gubernur BI 2003-2008), Gandi Sulistiyanto (Dubes RI untuk Korsel 2021-2023), Ellyus Achiruddin, dan Prijono Sugiarto.
Dewan Pengawas diisi oleh Soedradjad Djiwandono (Gubernur BI 1993-1998), Fuad Bawazier (Menkeu 1998), Jimly Asshiddiqie (Ketua MK 2003-2008), Ronald Waas, Ilya Avianti, dan Laode Masihu Kamaluddin.
Dewan Pakar Prasasti beranggotakan figur-figur teknokrat seperti Chatib Basri (Menkeu 2013-2014), Arcandra Tahar (Wamen ESDM 2016–2019), Erica Soeroto, Halim Alamsyah, Nawal Nely, dan Pramudya A Oktavinanda.
Berita Terkait
-
Investor Qatar Al Qilaa Mulai Bantu Prabowo Bangun 1 Juta Hunian Vertikal Murah
-
Hashim Bilang Tak Ada Paksaan Ikut Program MBG, BGN Sediakan Alternatif Lain Sebagai Ganti?
-
LG Batal Investasi Rp130 T Gara-gara Kebijakan RUU TNI, Adik Kandung Prabowo Bungkam
-
Bahas Investasi PLTN, Hashim Temui Tony Blair
-
Hashim Temui Tony Blair, Fokus Bahas Teknologi AI hingga Pembangkit Nuklir Modular
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal