Suara.com - Di balik kematian misterius diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, tersimpan sederet tugas berat dan misi kemanusiaan yang ia emban semasa hidup.
Sosok Arya dikenal bukan hanya sebagai birokrat biasa, melainkan pejuang kemanusiaan yang berhadapan langsung dengan krisis global dan ancaman nyata.
Berikut 5 misi penting dan tugas berisiko tinggi yang pernah dijalankan Arya Daru, sebagaimana dirangkum dari berbagai keterangan resmi:
1. Menangani Perlindungan WNI di Kawasan Rawan Konflik
Arya ditugaskan di Subdit 3 Direktorat PWNI, yang menangani perlindungan Warga Negara Indonesia di luar Asia Tenggara dan Timur Tengah—wilayah yang kerap tidak terjangkau media, namun memiliki tantangan besar.
Ia bekerja untuk memastikan keselamatan WNI di kawasan rawan, termasuk Afrika, Eropa Timur, hingga Amerika Selatan.
2. Terlibat dalam Evakuasi WNI Korban Gempa di Turki
Arya adalah bagian dari tim yang berperan dalam evakuasi WNI pasca-gempa Turki, salah satu bencana besar yang menimbulkan korban massal. Ia bekerja bersama tim Kemenlu untuk mengevakuasi, memulihkan dokumen, hingga memulangkan korban selamat ke Indonesia.
3. Misi Pemulangan WNI dari Iran
Baca Juga: Usut Kematian Misterius Arya Daru Diplomat Kemlu, Polisi Pakai Metode Scientific Investigation
Saat ketegangan politik meningkat di Iran, Arya ikut dalam upaya diplomatik dan logistik memulangkan warga negara Indonesia dari wilayah tersebut.
Misi ini penuh risiko karena melibatkan negosiasi dengan otoritas lokal dan situasi keamanan yang dinamis.
4. Terlibat dalam Penanganan Kasus TPPO (Perdagangan Orang)
Keterangan dari Komjen Pol (Purn.) Ito Sumardi mengungkap bahwa Arya juga aktif menangani kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Tugas ini tergolong berbahaya karena menyentuh sindikat internasional yang kerap mengancam keselamatan para penegak hukum dan diplomat.
5. Pernah Bertugas di Myanmar Saat Konflik Memanas
Berita Terkait
-
Usut Kematian Misterius Arya Daru Diplomat Kemlu, Polisi Pakai Metode Scientific Investigation
-
Diplomat yang Tewas Tangani Kasus TPPO, Mantan Kabareskrim Ungkap Hubungannya
-
Tahlilan 7 Hari Diplomat UGM di Bantul, Keluarga Arya Daru Pangayunan sempat Bicara soal Jual Mobil
-
Mantan Kabareskrim Bongkar 5 Langkah Krusial dalam Teka-Teki Kematian Diplomat Muda
-
Bukan Bunuh Diri Biasa? Pakar Sebut Metode Kematian Arya Daru Sangat Janggal
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
Terkini
-
DPRD Banten Soal Kepsek SMAN 1 Cimarga: Kekerasan Tak Boleh, Tapi Siswa Salah Jangan Dibela
-
Sadis! Korban Disekap dan Disiksa di Tangsel, Pelaku Gunakan Modus Beli Mobil COD
-
Gara-Gara Fobia Nasi, Siswi SMA Ini Dapat Menu MBG Khusus
-
Biar Ada Kepastian Hukum, Aliansi Mahasiswa Minta Qanun Aceh Diakomodir di RUU KUHAP Baru
-
Vakum Medsos, Ahmad Sahroni Tiba-tiba Jadi Doktor Hukum, Disertasinya Bongkar Korupsi
-
Bro Ron PSI dan Ahmad Sahroni Bertemu, Sinyal Kejutan 10 November Menguat
-
Imbas Protes Acara Trans7, Roy Murtadho Skakmat Gus Yahya 'Tiarap' Bicara Isu Ini: Mana Suara Anda?
-
Ahmad Luthfi Pimpin Penanaman Jutaan Bibit Mangrove Secara Serentak, Catatkan Rekor Muri
-
Instagram Gubernur Banten 'Diserbu' Netizen Buntut Nonaktifkan Kepala SMAN 1 Cimarga
-
Kapolda Metro: Mobil Patroli Pamapta Bensin Sudah Full, Nggak Ada Lagi Mampir ke Tempat Hiburan!