Suara.com - Kepercayaan yang seharusnya menjadi benteng perlindungan justru dihancurkan oleh seorang predator yang selama ini dikenal pemuka agama.
Publik digemparkan oleh penangkapan seorang pendeta berinisial DBH, 67 tahun, di Kota Blitar.
Ia ditangkap oleh Polda Jawa Timur atas dugaan perbuatan rudapaksa atau kekerasan seksual terhadap sejumlah anak di bawah umur.
Kasus ini sontak menjadi sorotan, membuka luka lama tentang predator seksual yang bersembunyi di balik jubah dan status sosial.
Penangkapan yang dilakukan pada Rabu, 16 Juli 2025 ini mengakhiri aksi bejat yang diduga telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Polda Jatim menahan tersangka di Rutan Mapolda sejak 11 Juli 2025 setelah mengantongi bukti yang cukup kuat.
Kasus ini menjadi pengingat pahit bahwa ancaman kekerasan seksual pada anak bisa datang dari orang terdekat yang paling dipercaya sekalipun.
Kronologi Terungkapnya Aksi Iblis Berjubah Pendeta
Terbongkarnya kasus ini berawal dari keberanian orang tua korban, salah satunya berinisial TKD, untuk melapor ke pihak kepolisian.
Baca Juga: Pendeta di Blitar Rudapaksa 4 Anak, Kolam Renang Jadi Lokasi Aksi Bejatnya
Laporan ini menjadi pintu masuk bagi Subdit IV Renakta (Remaja, Anak, dan Wanita) Ditreskrimum Polda Jatim untuk melakukan penyelidikan mendalam.
Ironisnya, para korban merupakan anak-anak dari jemaat gereja tempat DBH melayani, bahkan beberapa di antaranya pernah tinggal di lingkungan dekat gereja.
Kedekatan inilah yang dimanfaatkan oleh pelaku untuk membangun kepercayaan dan mempermudah aksesnya kepada para korban.
Kasus ini juga menarik perhatian publik lebih luas setelah salah satu ayah korban berjuang mencari keadilan dengan bantuan pengacara kondang Hotman Paris Hutapea, yang turut menyuarakan agar kasus ini segera ditangani secara serius
Perjuangan tersebut akhirnya membuahkan hasil dengan penangkapan dan penahanan DBH oleh Polda Jatim.
Modus Licik: Ajak Jalan-Jalan hingga Berenang
Tag
Berita Terkait
-
Pendeta di Blitar Rudapaksa 4 Anak, Kolam Renang Jadi Lokasi Aksi Bejatnya
-
Terungkap! Begini Modus Pendeta Cabuli 3 Anak di Blitar
-
Bejat! Pendeta di Blitar Cabuli Tiga Anak Pelayan Gereja Selama Dua Tahun
-
Ironi Kekerasan Seksual oleh Anak di Bekasi: Ketika Korban Berubah Jadi Pelaku
-
Darurat Kekerasan Seksual Anak: Saat Ayah dan Kakek Jadi Predator, Negara Malah Pangkas Anggaran
Terpopuler
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- 25 Kode Redeem FC Mobile 18 Oktober 2025: Klaim Pemain OVR 113, Gems, dan Koin Gratis!
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Anggaran Bansos 2025 Meningkat Drastis Jadi Rp110 Triliun, Sasar Jutaan Penerima Baru
-
Bukan Pidato Biasa, Bahlil 'Roasting' Tipis-tipis Petinggi Golkar Pakai Gaya Prabowo
-
Di Balik Layar Kementerian Haji dan Umrah, Presiden Prabowo Ungkap Alasan Sebenarnya
-
Ridwan Kamil Tutup Pintu Damai! Lisa Mariana Terancam Dipenjara?
-
Prabowo Ingin Uang Sitaan Rp 13 Triliun Buat LPDP, Wamendikti Saintek Siap Gerak Cepat!
-
Pemerintah Tindak Tegas Jaringan Narkoba di Lapas, Ribuan Petugas Dimutasi ke Nusakambangan
-
Prabowo Soroti Siswa Nulis Kecil demi Hemat Kertas, Minta Ada Buku Gratis dan Pelajaran Menulis!
-
Eks Direktur Pertamina Ungkap Tujuan Sewa TBBM Merak: Benarkah Hanya Buat Stok BBM Nasional?
-
KPK Selidiki Dugaan Aliran Uang dan Mobil Mewah dari Heri Gunawan ke Fitri Assiddikk
-
"Saya Diancam Copot!" Pengakuan Eks Bos Pertamina di Bawah Tekanan Riza Chalid dan Karen Agustiawan