Suara.com - Viral video seorang pengemudi ditilang di jalan tol hanya karena Surat Izin Mengemudi (SIM) miliknya bukan diterbitkan oleh Polda Metro Jaya alias di luar Jakarta.
Peristiwa itu terjadi di wilayah hukum Jakarta dan memicu pertanyaan besar soal pemahaman aparat terhadap kebijakan SIM Nasional. Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Instagram @_thinksmart.id dan langsung menyita perhatian warganet.
Dalam unggahannya, disebutkan bahwa penilangan terjadi tanpa pelanggaran nyata seperti ngebut, lampu mati, atau kelengkapan kendaraan yang tidak sah.
"Selamat datang di Jakarta, kota megapolitan penuh kejutan! Kemarin, seorang istri pengemudi dihentikan polisi di jalan tol, bukan karena ngebut, bukan karena lampu mati, bukan juga karena spion copot. Tapi karena SIM-nya bukan terbitan Jakarta," tulis akun tersebut dalam keterangan video.
Dalam rekaman yang dibagikan, terlihat jelas pengemudi telah menunjukkan SIM dan STNK secara lengkap. Namun, ia tetap dikenai sanksi karena SIM-nya dikeluarkan oleh satuan wilayah luar Jakarta. Hal ini pun memicu keheranan publik, yang mempertanyakan dasar hukum penilangan tersebut.
"Jadi, sekarang kalau mau nyetir di Jakarta, SIM-nya harus pindah dulu ke sini?" sindir salah satu warganet di kolom komentar.
Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Induk PJR Cipularang, Kompol Joko Prihantono, akhirnya angkat bicara. Ia menyatakan bahwa pernyataan anggota polisi dalam video tersebut tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
"SIM berlaku secara nasional, jadi tidak ada pembatasan wilayah dalam penggunaannya di Indonesia," tegas Kompol Joko.
Ia juga menambahkan bahwa konsep SIM Nasional bahkan telah diperluas cakupannya sejak transformasi layanan digital melalui Korlantas Polri, dan bisa digunakan di berbagai wilayah tanpa perlu penggantian berdasarkan domisili.
Lebih lanjut, pihak Kepolisian mengingatkan bahwa pengemudi tetap harus menaati aturan lalu lintas, namun tidak ada dasar hukum untuk menilang seseorang hanya karena asal penerbitan SIM-nya berbeda.
Insiden ini menjadi sorotan di tengah kampanye digitalisasi SIM dan pelayanan publik Polri. Publik berharap agar edukasi dan pelatihan terhadap petugas di lapangan ditingkatkan, agar tidak terjadi kesalahan serupa yang bisa mencoreng kredibilitas institusi.
Berita Terkait
-
Viral Beras Untuk Korban Banjir di Sumatra Rusak Akibat Dilempar dari Helikopter, Ini Kata Mensos
-
Efek Kejadian Tumbler Tuku, Satpam KRL Panik Saat Temukan Nasi Uduk di Kereta
-
Kisah Hafitar: Bocah 7 Tahun Penakluk KRL dan Kesenjangan Pendidikan
-
Komentar Agak Laen Deddy Corbuzier Terkait Video Permintaan Maaf Anita Tumbler dan Suami
-
Waskita Karya Rampungkan Transaksi Divestasi Saham Jalan Tol Cimanggis - Cibitung Rp3,28 Triliun
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terkini
-
Tragedi Banjir Sumbar: 161 Jenazah Dikenali, Puluhan Lainnya Masih 'Tanpa Nama', Mayoritas Anak-anak
-
Bandara 'Pribadi' IMIP Morowali, Karpet Merah Investor atau Ancaman Kedaulatan?
-
Dewas KPK Panggil Jaksa yang Tak Periksa Bobby Nasution dalam Kasus Korupsi Pembangunan Jalan Sumut
-
Dasco Pimpin Langsung Rapat dengan 3 Badan Intelijen, Ini Bocoran Bahasannya
-
Menteri LH Soroti Hilangnya Puluhan Ribu Hektare Hutan di Balik Bencana Sumatra
-
Pemprov Jakarta Kejar Pasokan Air Bersih di Muara Angke, Pramono: 2026 Kalau Bisa di Atas 85 Persen
-
Beda Status Bencana Nasional dan Daerah: Mengapa Banjir Sumatera Belum Ditetapkan?
-
Viral Beras Untuk Korban Banjir di Sumatra Rusak Akibat Dilempar dari Helikopter, Ini Kata Mensos
-
Buntut Paksa Napi Muslim Makan Daging Anjing, Kalapas Enemawira Resmi Dicopot!
-
Pengamanan Super Ketat: 2.029 Personel Kawal Agenda Delegasi Tinggi Tiongkok di Jakarta