Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyayangkan minimnya suara keberpihakan terhadap anak dalam insiden kericuhan pesta rakyat pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menewaskan tiga orang. Salah satu korban seorang anak perempuan berusia delapan tahun.
Wakil Ketua KPAI Jasra Putra menilai, peristiwa memilukan ini menguji konsistensi Jawa Barat sebagai provinsi yang selama ini dikenal keras dan lantang menyuarakan perlindungan anak.
"Lantangnya suara soal perlindungan anak di Jawa Barat, tidak selantang di kasus meninggalnya seorang anak di tengah pesta pora para pemilik negeri," kritik Jasra lewat keterangannya yang diterima Suara.com, Minggu (20/7/2025).
Menurutnya, respons Dedi Mulyadi sendiri pascakejadian tidak mencerminkan keberpihakan pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas, dan orang sakit. Padahal, kelompok inilah yang paling terdampak saat terjadi kerumunan tidak terkendali.
"KPAI mendorong dalam situasi apapun, keberpihakan kepada kelompok rentan, harus menjadi pertimbangan utama. Terutama anak, lansia, ibu hamil, disabilitas, orang sakit," ucapnya.
Jasra juga menyinggung soal inkonsistensi pernyataan Dedi Mulyadi sebelum dan sesudah kejadian dinilai tidak selaras.
KPAI menyoroti bahwa potensi membludaknya kerumunan telah diprediksi sejak awal oleh media dan publik. Namun, antisipasi terhadap dampaknya terhadap keselamatan publik, terutama anak-anak, dinilai lemah.
"Kita harusnya belajar dari beberapa peristiwa kerumunan yang mengorbankan kelompok rentan. Pengabaian hal ini yang perlu diperhatikan Kepolisian saat mengolah TKP. Mungkinkah pengabaian hal tersebut bisa menjadi pijakan awal dalam mengungkap peristiwa," tegas Jasra.
Dalam momentum jelang Hari Anak Nasional pada 23 Juli mendatang, KPAI mendorong agar peristiwa ini menjadi titik balik evaluasi menyeluruh perlindungan anak di Jawa Barat.
Baca Juga: Joko Anwar Minta KDM Diseret ke Pengadilan, Klarifikasi Maula Akbar-Putri Karlina Ramai Pembelaan
Jasra menilai sudah saatnya aktivis dan pemerhati anak diberi ruang memberi masukan, termasuk dalam menilai ulang predikat Kota Layak Anak.
"Kita berharap para aktifis anak, pemerhati anak di beri kesempatan menberi masukan, agar Jawa Barat bisa evaluasi Kota Layak Anak. Dan penegakan hukum dalam segala peristiwa perlindungan dapat jadi contoh bangkitnya regulasi perlindungan anak di Jawa Barat," pesannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
Terkini
-
Memilukan! Dikira Sampah, Jasad Bayi Ditemukan Tergantung di Portal Gang Sempit Bekasi
-
Filosofi Ruang Sunyi Dasco: Kunci Politik Gerindra yang Tak Terlihat di Panggung
-
Nilai Investasi di Jawa Tengah Tembus Rp66,13 Triliun
-
Survei IPO: Kepuasan Publik ke Prabowo Naik Signifikan! Apa Rahasianya?
-
Tragis! JK Ditusuk Manusia Silver di Kolong Jembatan, Begini Kronologi dan Motifnya!
-
Kasus Eksploitasi Terapis Anak di Delta Spa Berbelok: Laporan Dicabut, Keluarga Tiba-tiba Menghilang
-
Bunuh Bos Agen Elpiji di Kebon Jeruk Gegara Utang, Adegan Sadis Pemilik Kontrakan Terkuak!
-
Polri Tetapkan 2 Petinggi BUMD Riau Tersangka Korupsi Blok Migas Langgak, Negara Rugi Rp33 Miliar
-
Viral Menkeu Purbaya Cueki Uluran Tangan Kepala Biro Kemenkeu, Netizen Heboh!
-
Bahlil Lahadalia Busung Lapar Sewaktu Kuliah, Apa Orang Dewasa Memang Bisa Mengalaminya?