Suara.com - Mantan Staf Khusus Menteri ESDM, Said Didu, melontarkan peringatan keras kepada mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tidak bersikap jumawa dalam menghadapi gelombang kritik dan isu hukum yang terus mengemuka.
Menurutnya, perlawanan yang terlalu keras justru akan menjadi bumerang dan memicu perlawanan publik yang lebih besar.
Peringatan ini disampaikan di tengah memanasnya kontroversi ijazah dan munculnya sejumlah kasus besar yang disebut-sebut mengarah ke lingkaran kekuasaan sebelumnya.
Said Didu secara spesifik meminta Jokowi untuk tidak meremehkan kekuatan rakyat yang sedang bergerak.
"Jadi saya berharap mantan Presiden Jokowi Jangan jumawa terus, melawan terus-terusan," ujar Said Didu.
Ia berpendapat bahwa strategi melawan secara frontal hanya akan memperkuat kecurigaan publik bahwa ada sesuatu yang besar yang sedang ditutupi.
Baginya, reaksi keras adalah validasi bagi para pengkritik.
"Kalau orang itu melawan terus dan bertahan habis-habisan bahkan mau menenjarakan siapapun maka pasti orang curiga ada suatu yang ditutupi. Dan kelihatannya hampir seluruh rakyat Indonesia sudah percaya bahwa memang ada sesuatu yang ingin ditutupi," klaimnya.
Untuk memperkuat argumennya, Said Didu bahkan menarik perbandingan historis dengan Presiden pertama Indonesia, Soekarno, seorang tokoh yang sangat kuat pada masanya namun pada akhirnya juga tidak mampu membendung kehendak rakyat.
Baca Juga: Singgung Roy Suryo Pernah Dipenjara, Abraham Samad Soal Kasus Ijazah Jokowi: Ini Risiko Perjuangan!
"Tidak ada yang kuat melawan suara rakyat. Bung Karno yang kuat begitu, enggak kuat melawan," tegasnya.
Said Didu menggunakan metafora aliran air yang deras untuk menggambarkan situasi saat ini.
Ia melihat ada sebuah momentum besar yang sedang terbentuk untuk mengungkap berbagai persoalan.
Mencoba membendung aliran ini dengan paksa, menurutnya, hanya akan berakhir dengan jebolnya pertahanan.
"Kalau air mengalir sangat kencang dan Anda bendung, maka Anda jebol. Itu saya ingatkan kepada Jokowi," katanya.
Air bah yang ia maksud merujuk pada serangkaian kasus—yang ia catat berjumlah sembilan hingga 27 kasus—yang siap mengemuka.
Berita Terkait
-
Singgung Roy Suryo Pernah Dipenjara, Abraham Samad Soal Kasus Ijazah Jokowi: Ini Risiko Perjuangan!
-
Logo HUT RI ke-80 Viral Usai Diluncurkan, Bertebaran Komentar Sinis di X
-
Seret Nama Jokowi, Mahfud MD Sebut Hakim Salah Vonis Tom Lembong 4,5 Tahun Bui: Gak Ada Mens Rea!
-
Tegas! Abraham Samad Siap Dipenjara Demi Roy Suryo Cs
-
Dari 245 Desain, Inilah Logo Pilihan Prabowo untuk HUT RI ke-80! Apa Istimewanya?
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Ngaku Merasa Terhormat Jadi Menteri Keuangan, Kinerja Purbaya Yudhi Sadewa Disorot
-
Pamer ATM Prioritas, Anak Menkeu Purbaya Sebut Ciri Orang Miskin: Rasis & Bermental Pengemis
-
Melawan Kritik dengan Kekuatan Negara? TNI Dikecam Keras Karena Laporkan Ferry Irwandi!
-
Bukan Cuma Tudingan 'Agen CIA'? Ini 4 Fakta Geger Lain dari Anak Menkeu Purbaya Sadewa
-
CEK FAKTA: Benarkah Warga Kehilangan Penglihatan karena Gas Air Mata Aparat?
-
7 Fakta di Balik Revolusi Pilkades: Dari Daftar Online Hingga E-Voting Anti Curang
-
Yusril Temui Direktur Lokataru di Tahanan, Jamin Proses Hukum Akan Diawasi
-
Raffi Ahmad vs Politisi Senayan di Bursa Menpora? Sosok Ini Beri Jawaban
-
Ibu dan 2 Anak Tewas di Bandung, KPAI: Peringatan Serius Rapuhnya Perlindungan Keluarga
-
Aturan Baru Pilkades? Calon Kades Daftar Online Hingga E-Voting Untuk Cegah Kecurangan