Suara.com - Bareskrim Polri mengungkap pola baru perekrutan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang kini banyak terjadi melalui media sosial, terutama Facebook dan TikTok.
Modus tersebut menjamur seiring berkembangnya digitalisasi dan menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia.
Kanit 2 Subdit III Direktorat Tindak Pidana PPPA dan PPO Bareskrim Polri, AKBP Berry, menjelaskan bahwa tawaran pekerjaan di luar negeri kerap disebar melalui iklan di media sosial dengan iming-iming gaji besar dan pekerjaan ringan.
"Jadi setiap orang membuka Facebook atau Instagram, yang paling banyak itu adalah Facebook dan TikTok, itu paling besar, langsung muncul iklan tawaran pekerjaan dengan gaji yang besar, pekerjaannya juga tidak terlalu berat," ungkap Berry dalam diskusi bersama Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) di Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Belum lama ini, Polri juga baru saja mengamankan ratusan WNI yang dipulangkan dari luar negeri terkait bekerja ilegal.
"Terkait repatriasi yang paling besar itu kemarin ada sekitar 559 warga negara Indonesia dipulangkan dari Myanmar. Ini sebagian besar diperkerjakan sebagai operator di judi online," ucapnya.
Salah satu modus utama yang digunakan adalah pengiriman pekerja migran non-prosedural. Artinya, keberangkatan tidak melalui jalur resmi yang ditetapkan, seperti Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Kebanyakan jalur ilegal itu tidak menggunakan dokumen penting untuk keperluan bekerja di luar negeri.
"Jadi berangkatnya melalui jalur-jalur tikus, jalur-jalur ilegal. Misalnya di wilayah Riau, di wilayah Batam menyebrang tanpa dilengkapi dengan dokumen. Atau berangkat ke sana dengan paspor, tapi misalnya paspor yang digunakan adalah paspor wisata tapi bekerja," tuturnya.
Baca Juga: Banyak Lulusan S1 Jadi Korban TPPO: Mimpi Gaji Tinggi Berujung Tragis di Luar Negeri
Berry menambahkan, ada juga kasus di mana korban berangkat ke Thailand, lalu dilanjutkan ke Myanmar dan dipekerjakan sebagai operator online scam.
Selain itu, Bareskrim juga menemukan modus pengiriman Anak Buah Kapal (ABK) dan program magang luar negeri yang diselewengkan.
Beberapa pelatihan di SMK atau universitas mengatasnamakan magang, tapi kenyataannya korban dipekerjakan tidak sesuai bidang atau keahlian dari institusinya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Gelombang Panas Ekstrem Kini Jadi Ancaman Baru Bagi Pekerja Dunia, Apa yang Mesti Dilakukan?
-
Buntut Kebakaran Maut Kemayoran, Mendagri Usulkan Uji Kelayakan Gedung Rutin
-
Mendagri: Alat Pemadam Kebakaran Gedung Terra Drone Tidak Mencukupi
-
Perkuat Newsroom di Era Digital, Local Media Community, Suara.com dan Google Gelar TOT AI Jurnalis
-
DPR Buka Revisi UU Kehutanan, Soroti Tata Kelola Hutan hingga Dana Reboisasi yang Melenceng
-
Peringati Hari HAM, Pemimpin Adat Papua Laporkan Perusahaan Perusak Lingkungan ke Mabes Polri
-
Pasang Badan Lindungi Warga dari Runtuhan Kaca, Kapolsek Kemayoran Dilarikan ke Meja Operasi
-
Ribuan Aparat Gabungan Amankan Aksi Buruh Gebrak di Jakarta Peringati Hari HAM Sedunia
-
Moncong Truk Trailer Ringsek 'Cium' Separator Busway Daan Mogot, Jalur TransJakarta Sempat Tertutup
-
Pura-pura Bayar Utang, Pemuda di Karawang Tega Tusuk Pasutri Lalu Sembunyi di Plafon