Suara.com - Preah Vihear, kuil kuno di perbatasan Thailand dan Kamboja, kembali jadi sorotan dunia setelah konflik militer antara kedua negara memanas pada Juli 2025.
Lebih dari sekadar bangunan bersejarah, situs ini telah menjadi simbol identitas nasional, sumber ketegangan geopolitik, dan bahkan pemicu perang.
Berikut empat fakta penting seputar Preah Vihear yang perlu kamu tahu.
1. Mahakarya Arsitektur Khmer di Ujung Tebing
Preah Vihear adalah kuil Hindu abad ke-11 yang dibangun di atas tebing curam Pegunungan Dângrêk.
Didedikasikan untuk Dewa Siwa, kuil ini menampilkan gaya arsitektur khas Khmer dengan tata letak memanjang sejauh 800 meter, mengikuti kontur alam yang dramatis.
Meskipun konstruksinya dimulai sejak abad ke-9, sebagian besar bangunan utama selesai pada masa kejayaan Kekaisaran Khmer di awal abad ke-11.
Detail ukiran batu yang rumit, tangga batu raksasa, dan gerbang-gerbang bertingkat menjadi bukti kemegahan peradaban kuno Kamboja.
Letaknya yang strategis di tebing setinggi lebih dari 500 meter di atas permukaan laut membuatnya tak hanya suci, tapi juga sulit dijangkau, baik secara fisik maupun politis.
Baca Juga: Jet Tempur Thailand Bombardir Kamboja, Port FC Beri Dukungan, Asnawi Mangkualam Ikut Repost
2. Diakui UNESCO, Namun Jadi Sumber Ketegangan
Pada 7 Juli 2008, UNESCO resmi mengakui Preah Vihear sebagai Situs Warisan Dunia, sebuah kehormatan yang sekaligus memicu krisis diplomatik antara Thailand dan Kamboja.
Thailand menganggap keputusan ini tidak adil karena wilayah di sekitar kuil, terutama area seluas 4,6 kilometer persegi, masih menjadi sengketa.
Tak butuh waktu lama, pada tahun yang sama pecah bentrokan bersenjata antara militer kedua negara.
Situasi kembali memanas pada 2011, dan puncaknya terjadi Juli 2025 ketika konflik berskala besar kembali meletus.
Konflik ini melibatkan serangan udara, ranjau darat, dan tuduhan pelanggaran hukum internasional.
3. Dua Kali Diputuskan Mahkamah Internasional
Sengketa hukum antara Thailand dan Kamboja soal kuil ini sudah berlangsung lama.
Pada 1962, Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan bahwa Preah Vihear berada di wilayah Kamboja, berdasarkan peta buatan kolonial Prancis tahun 1907.
Thailand diminta menarik pasukan dan mengembalikan artefak yang pernah diambil. Namun, karena tidak jelas batas wilayah di sekitar kuil, konflik terus berlanjut.
Hingga akhirnya pada 2013, ICJ kembali menguatkan putusan sebelumnya dan menyatakan bahwa wilayah sekitar kuil juga sah milik Kamboja.
Meskipun demikian, Thailand tetap bersikukuh bahwa sebagian area masih dalam status negosiasi.
4. Simbol Nasional dan Potensi Wisata yang Terhambat
Bagi rakyat Kamboja, Preah Vihear bukan sekadar bangunan kuno atau tempat beribadah.
Situs ini adalah simbol kebanggaan nasional, kejayaan budaya Khmer, dan identitas sejarah yang tak tergantikan.
Namun, sengketa yang terus berlangsung membuat kuil ini sulit berkembang sebagai objek wisata internasional.
Padahal, dengan latar alam yang menakjubkan dan nilai sejarah yang tinggi, Preah Vihear berpotensi menjadi destinasi unggulan Asia Tenggara.
Sayangnya, konflik berkepanjangan justru membuat ribuan penduduk harus mengungsi.
Bangunan kuil kini bahkan mengalami kerusakan akibat serangan militer terbaru.
Preah Vihear adalah warisan budaya dunia yang kini terperangkap dalam konflik perbatasan dan sentimen nasionalisme.
Meski sudah dua kali diputuskan oleh Mahkamah Internasional, perselisihan antara Thailand dan Kamboja tampaknya belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Di balik pesona arsitektur dan nilai spiritualnya, Preah Vihear menyimpan luka panjang sejarah yang hingga kini masih terasa panas di kedua sisi perbatasan.
Saat ini, konflik militer antara Thailand dan Kamboja masih berlangsung, bahkan semakin memanas.
Selain karena kuil Preah Vihear, perang juga dipicu oleh insiden tewasnya tentara Kamboja dalam bentrokan di wilayah yang disengketakan pada Mei 2025.
Kontributor : Chusnul Chotimah
Tag
Berita Terkait
-
Kondisi Terkini Perbatasan Thailand-Kamboja Usai Pecah Perang Berdarah: Tenang Tapi Mencekam
-
Pesan Damai dari Indonesia untuk Thailand dan Kamboja
-
Perang Meletus, DPR Uji Nyali Prabowo jadi Pendamai Konflik Thailand vs Kamboja, Berani?
-
5 Fakta Panas Perang Thailand-Kamboja, Penyebab hingga Kronologi Sengketa
-
Bos Shayne Pattynama Buka Sirkuit Buriram Buat Tampung Korban Perang Thailand-Kamboja
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan
-
Terbang ke Kualalumpur, Selain Gaza, Isu 'Nuklir' Jadi Bahasan Panas Prabowo di KTT ASEAN
-
'Cuma Omon-omon?' Refly Harun Skeptis Prabowo Bisa Lepas dari Pengaruh Jokowi
-
Siap-siap, Sidang Dimulai: KPK Limpahkan Berkas Eks Kadis PUPR Sumut ke Jaksa
-
PDIP Gagas Sumpah Pemuda Baru, Ini Kata Hasto Kristiyanto
-
Airbus A400M Milik TNI AU Akan Bermarkas di Halim
-
BNI Lepas 27.300 Pelari di Wondr JRF 2025 untuk Dorong Ekonomi Hijau dan Gaya Hidup Sehat
-
Hasto Kristiyanto: Dorong Kebangkitan Ekonomi Maritim dan Desa Wisata Indonesia
-
Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN
-
Warga Susah Tidur Gegara Suara Musik, Satpol PP Angkut Belasan Speaker Milik PKL di Danau Sunter