"Pertama, perusakan properti seperti genteng runtuh dan kaca pecah, baik disengaja maupun tidak. Kedua, normalisasi tarian dan busana minim yang bahkan melibatkan remaja berhijab. Ketiga, potensi kerusakan pendengaran jangka panjang," ujar Mustofa.
Brewog mengakui adanya insiden kerusakan, namun ia menyatakan hal itu biasanya menjadi tanggung jawab panitia dan diselesaikan lewat ganti rugi. Kritik Mustofa menyoroti bahwa video kerusakan jarang terekspos, kontras dengan konten negatif lain yang mudah viral.
3. Roda Ekonomi Desa: Puluhan Ribu Perut Bergantung
Di tengah gelombang kritik, argumen ekonomi menjadi benteng pertahanan terkuat para pelaku sound horeg. Gus Rofi'i mengklaim bahwa industri ini menghidupi puluhan ribu orang di Jawa Timur saja.
"Ini bukan hanya soal pemilik sound, tapi juga kru, sopir, hingga UMKM di sepanjang rute arak-arakan yang ikut kecipratan rezeki," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa banyak pemilik sound horeg adalah santri yang juga aktif di pengajian, dan sound system mereka tak jarang dipakai untuk acara keagamaan.
Poin ini menelanjangi dilema pelik antara mudarat sosial yang ditimbulkan dan manfaat ekonomi yang nyata dirasakan masyarakat akar rumput.
4. Benturan Budaya dan Mentalitas: Isu "Lebay" atau Krusial?
Irfan Wesi, seorang Pemerhati Sosial dan Budaya, menawarkan perspektif yang sama sekali berbeda. Ia menganggap polemik ini terlalu dibesar-besarkan dan tak semestinya diurus hingga level fatwa MUI.
Baca Juga: Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
Mengutip pidato Bung Karno, ia berpendapat bahwa sebuah bangsa harus kuat menghadapi segala kondisi, termasuk kebisingan. Ia menilai masyarakat Jawa Timur punya mentalitas tangguh dan fatwa tersebut seolah menjadi "penghinaan" terhadap jiwa masyarakat setempat.
Sebaliknya, Mustofa Nahrawardaya mengkhawatirkan adanya "bubble of perception", di mana komunitas pendukung sound horeg merasa paling benar tanpa menyadari kerugian dan penderitaan pihak lain di luar kelompok mereka.
5. Mencari Jalan Tengah: Regulasi Jadi Solusi?
Meski fatwa haram telah terbit, solusi final masih jauh dari kata sepakat. Harapan terbesar disuarakan oleh Gus Rofi'i yang mendorong pemerintah untuk segera turun tangan membuat regulasi yang jelas.
"Regulasi ini memungkinkan sound horeg tetap beroperasi, namun dalam batasan yang terukur, demi menjaga keberlanjutan ekonomi desa," katanya.
Dari sisi pelaku usaha, Mujahidin Brewog mengaku telah beradaptasi dengan mengurangi jumlah subwoofer dan melakukan survei jalur untuk meminimalkan potensi gangguan dan kerusakan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Datangi Pabrik Aqua Lagi, Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Airnya yang Tak Sesuai Iklan
-
Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan
-
Terbang ke Kualalumpur, Selain Gaza, Isu 'Nuklir' Jadi Bahasan Panas Prabowo di KTT ASEAN
-
'Cuma Omon-omon?' Refly Harun Skeptis Prabowo Bisa Lepas dari Pengaruh Jokowi
-
Siap-siap, Sidang Dimulai: KPK Limpahkan Berkas Eks Kadis PUPR Sumut ke Jaksa
-
PDIP Gagas Sumpah Pemuda Baru, Ini Kata Hasto Kristiyanto
-
Airbus A400M Milik TNI AU Akan Bermarkas di Halim
-
BNI Lepas 27.300 Pelari di Wondr JRF 2025 untuk Dorong Ekonomi Hijau dan Gaya Hidup Sehat
-
Hasto Kristiyanto: Dorong Kebangkitan Ekonomi Maritim dan Desa Wisata Indonesia
-
Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN