Suara.com - Di balik video viral yang menampilkan getaran dahsyat dan kerumunan massa yang berjingkrak, fenomena sound horeg menyimpan rahasia yang jauh lebih besar yakni sebuah industri bernilai miliaran rupiah.
Apa yang terlihat seperti hobi adu kencang pengeras suara di karnaval desa, ternyata adalah sebuah bisnis serius dengan investasi fantastis, perputaran uang yang cepat, dan ekosistem ekonomi yang menghidupi ratusan orang di tingkat akar rumput.
Ini bukan lagi sekadar hiburan, ini adalah mesin uang yang lahir dari kultur gengsi dan kreativitas.
Mari kita intip seberapa besar sebenarnya bisnis audio raksasa yang mengguncang Jawa Timur ini.
Untuk bisa bersaing dalam "battle sound", seorang pengusaha tidak bisa datang dengan sound system seadanya.
Membangun satu set rig sound horeg yang kompetitif membutuhkan modal yang bisa membuat orang awam tercengang.
Estimasi biaya untuk membangun satu unit sound system yang "siap tempur" bisa mencapai Rp 500 juta hingga lebih dari Rp 1 miliar.
Angka ini terbagi ke dalam beberapa komponen utama yakni Speaker (Subwoofer & Line Array) yang merupakan komponen termahal.
Puluhan hingga ratusan unit speaker dari merek ternama harus didatangkan, menelan biaya ratusan juta rupiah.
Baca Juga: Apa Itu Sound Horeg? Mengenal Fenomena Bass Perontok Genteng Ciptaan Edi Sound
Selain itu, Power Amplifier untuk mendorong speaker raksasa tersebut, dibutuhkan serangkaian power amplifier berdaya besar yang harganya juga tidak murah.
Genset (Generator Set) yakni kebutuhan listriknya sangat masif.
Tidak ada pasokan listrik rumahan yang sanggup menanggungnya.
Oleh karena itu, setiap sound system horeg wajib memiliki genset pribadi berkapasitas puluhan ribu watt, yang biayanya sendiri bisa mencapai ratusan juta.
Namun tidak cukup itu. Diperlukan juga truk dan kru yakni untuk mobilitas, dibutuhkan setidaknya satu atau dua truk besar dan tim kru yang solid untuk bongkar-pasang.
Ini adalah investasi padat modal yang didorong oleh gengsi dan reputasi. Semakin "horeg" sound system Anda, semakin tinggi nama Anda di komunitas.
Berita Terkait
-
Apa Itu Sound Horeg? Mengenal Fenomena Bass Perontok Genteng Ciptaan Edi Sound
-
Kisah Edi Sound: Dari Garasi Ngawi Jadi 'Thomas Alva Edison' Dunia Horeg
-
Inilah Edi Sound, Bapak Horeg Indonesia yang Karyanya Jadi Kontroversi
-
Berapa Biaya Membuat Sound Horeg? Setara Rumah Mewah, Ini Rincian Harga Kelas Hajatan hingga Sultan
-
Siapa Dalang di Balik Fenomena Sound Horeg? Ini Kisah Edi Sound, Maestro dari Jatim
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Alat Perekam Getaran Gempa di Gunung Kelud Rp1,5 Miliar Dicuri, Malingnya Gak Ngotak!
-
Nasib Bripda Abi Usai Lempar Helm ke Pelajar Hingga Kritis, Dihukum Demosi 5 Tahun!
-
Anggota Komisi I DPR Desak TNI Jelaskan Terkait Ferry Irwandi yang Dinilai Ancam Pertahanan Siber
-
Tak Sudi Disanksi Kasus Rantis Lindas Ojol, Kompol Cosmas dan Bripka Rohmad Kompak Banding
-
Tragis! Detik-detik Menkeu Nepal Ditelanjangi, Dipukuli, Dikejar Pendemo Sampai Masuk Sungai
-
Klaim Transjabodetabek Berhasil Urai Macet, Pramono: Kecuali di TB Simatupang
-
Prabowo Dinilai Kian Objektif Pilih Menteri, Efek Kritik Publik dan Gejolak Demo
-
Maling Nekat Gondol Alat Pemantau Gunung Kelud Senilai Rp1,5 Miliar, Papan Peringatan Tak Mempan
-
Nadiem Makarim di Mata Mahfud MD: Bersih Tapi Tak Paham Birokrasi, Rektor Se-Indonesia Sampai Curhat
-
5 Tahun Tinggal di Kompleks Ferdy Sambo, WNA Jerman Spill Adab Pejabat Indonesia