Suara.com - Konstelasi politik pasca-Pilpres 2024 kembali bergejolak. Pakar telematika yang kerap melontarkan analisis tajam, Roy Suryo, membongkar adanya sebuah gerakan serius yang berpotensi menggoyang kursi Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka.
Secara mengejutkan, Roy Suryo mengungkap adanya gerakan dari kalangan purnawirawan TNI yang mewacanakan pemakzulan terhadap Gibran.
Isu ini bukan sekadar gosip politik, sebab Roy mengaku dirinya telah dihubungi untuk menjadi saksi ahli terkait salah satu poin krusial dalam rencana tersebut.
Dalam diskusi panas di podcast Forum Keadilan TV, Roy Suryo menyebut isu pemakzulan ini bisa terjadi jauh sebelum masa jabatan Gibran berakhir.
"Pemakzulan Gibran tidak perlu menunggu 2029, bisa lebih cepat," cetus Roy Suryo, memberikan sinyal kuat bahwa wacana ini tengah digodok secara matang oleh kelompok tertentu.
Lebih dalam, Roy membeberkan istilah unik yang menjadi salah satu dasar gerakan ini, yakni "Fufa" atau akronim dari "Fura-fura Tidak Tahu Apa-apa". Ia mengisyaratkan poin ini akan digunakan untuk menjerat Gibran secara hukum dan politik.
"Saya bahkan sudah diminta sebagai ahli untuk poin 'Fufa' ini," ungkapnya, mengindikasikan bahwa ada pihak yang menuduh Gibran berpura-pura tidak mengetahui aturan atau proses yang kontroversial selama pencalonannya.
Berawal dari Perbandingan Gibran vs AHY
Bom waktu pemakzulan ini, menurut Roy Suryo, mencuat di tengah narasi politik yang gencar membandingkan Gibran dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Perbandingan ini kerap menyudutkan Gibran dari sisi pengalaman dan kapasitas.
Baca Juga: Gaya Jokowi di Reuni UGM Disorot Roy Suryo: Nggak Berani Pakai Kaos Biru, Masih Shock Jadi Pejabat
Roy Suryo sendiri secara blak-blakan menilai Gibran belum selevel dengan AHY, apalagi politisi senior PDI Perjuangan, Puan Maharani.
"Tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan AHY, bahkan dengan Puan Maharani," ujar Roy Suryo dengan pedas.
Pernyataan ini secara langsung menyasar pengalaman Gibran yang dinilai masih minim dibandingkan AHY yang punya rekam jejak di militer dan kini menjabat sebagai Menteri ATR/BPN, serta Puan yang telah lama malang melintang di legislatif dan eksekutif.
Uniknya, Roy Suryo menganalisis bahwa narasi perbandingan ini justru menjadi panggung politik yang menguntungkan bagi AHY.
Putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu, yang sebelumnya cenderung "under the radar", kini kembali menjadi sorotan utama. Perbandingan dengan Gibran secara tidak langsung mengangkat kembali citra dan popularitas AHY di mata publik nasional.
Komentar dan pengungkapan Roy Suryo ini tak pelak membuka kotak pandora baru dalam dinamika pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan datang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD