Suara.com - Panggung politik Indonesia kembali menyorot sosok sentral di balik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Megawati Soekarnoputri sekali lagi dikukuhkan secara aklamasi sebagai Ketua Umum untuk periode 2025-2030 dalam Kongres VI PDI-P di Bali, 2 Agustus 2025.
Keputusan ini, meski sudah diprediksi banyak pihak, memicu kembali pertanyaan yang sama di benak publik, sudah berapa lama sebenarnya Megawati memimpin partai berlambang banteng ini?
Jawabannya tidak sesederhana menghitung tahun.
Kepemimpinannya adalah sebuah saga politik yang terbentang sejak era perlawanan terhadap Orde Baru hingga dinamika politik modern saat ini.
Mari kita telusuri jejaknya.
Aklamasi di Kongres VI, Soliditas Tanpa Tanding
Suasana Kongres VI PDI Perjuangan di Bali pada awal Agustus 2025 menunjukkan soliditas penuh.
Tak ada persaingan, tak ada faksi-faksi yang berebut kursi kepemimpinan. Seluruh kader, dari Sabang sampai Merauke, menyuarakan satu nama: Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga: Bukan Sekadar Tertutup: Ini Strategi PDIP Amankan Kongres di Tengah Turbulensi Politik
Ketua Steering Committee Kongres VI PDI-P, Komarudin Watubun, menegaskan bahwa permintaan ini datang dari akar rumput.
"Yang pertama 100% persen minta mendesak segera dikukuhkan kembali Ibu, jadi sudah selesai," ujarnya kepada media.
Watubun menjelaskan bahwa proses ini hanyalah pengukuhan, karena Megawati sebenarnya sudah terpilih dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) sebelumnya.
Kongres menjadi forum tertinggi untuk meresmikannya. Keputusan bulat ini menggarisbawahi posisi Megawati sebagai figur pemersatu yang tak tergantikan di internal partai.
Jejak Kepemimpinan: Dari Era Orde Baru Hingga Kini
Untuk menjawab pertanyaan "berapa lama," kita perlu kembali ke era Reformasi.
Berita Terkait
-
Bukan Sekadar Tertutup: Ini Strategi PDIP Amankan Kongres di Tengah Turbulensi Politik
-
7 Fakta Panas Pidato Megawati di Kongres PDIP: Sindir KPK, Kudatuli hingga 'Ancam' Bambang Pacul
-
Pecah Tangis Megawati di Kongres PDIP: Peluk Hasto yang Dibebaskan Prabowo, Langsung 'Tampar' KPK
-
Megawati Sedih Lihat KPK Saat Ini: Urusan Hasto Saja Presiden Harus Turun Tangan
-
PDIP Pilih 'Jalan Ketiga'; Tidak Masuk Pemerintahan atau Oposisi, Tetapi...
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Lewat Aklamasi, Budi Arie Lanjut Pimpin Projo 2025-2030
-
Anak Menteri Keuangan Yudo Sadewa Kembali Viral, Kali Ini Diduga Sindir Gibran Lewat Postingan Satir
-
Investment Outlook 2025 Redefining Value: Investment Strategy in the Age of Innovation
-
Ini Cerita Aqsa Syauqi Peraih DPD Award 2025 Kategori Pembangunan Sosial & Kesehatan
-
Dihadang Sopir Angkot, Layanan Mikrotrans PulogadungKampung Rambutan Disetop Sementara
-
Amstrong sembiring: Jelang Akhir Tahun 2025 Negeri Ini Jadi Lautan Persoalan Hukum
-
Wacana Tarif Transjakarta Naik, DPRD Sebut Warga Jakarta Sudah Mampu Bayar Lebih dari Rp 3.500
-
Ritual Persembahan Berujung Petaka, 9 Umat Tewas Terinjak-injak di Kuil India
-
Gelar Pangeran Andrew Dicabut Gegara Pelecehan Seksual, Keluarga Giuffre Beri Respon Sinis
-
Pengamat: Jaksa Hanya Melaksanakan Penetapan Hakim di Kasus Nenny Karawang