Suara.com - Sinyal dukungan yang dilontarkan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dalam Kongres VI PDIP langsung disambut oleh Istana. Namun, di balik sambutan positif itu, pemerintah menegaskan bahwa dukungan tersebut tidak serta-merta menjadi tiket bagi PDIP untuk masuk ke dalam kabinet.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi secara gamblang menyebut bahwa mendukung pemerintah tidak harus selalu berarti bergabung dalam kekuasaan.
Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto sangat menghargai sikap PDIP. Menurutnya, pemerintah memang membutuhkan masukan dan kontrol, bahkan dari pihak di luar koalisi.
"Mendukung kan tidak selalu harus bergabung ke dalam pemerintah," kata Prasetyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/8/2025).
"Apa yang disampaikan Ibu Ketum Megawati di dalam Kongres PDI-P itu juga sesuatu yang baik. Tidak ada salahnya. Memang pemerintah juga butuh check and balance, butuh masukan. Enggak ada masalah," sambungnya.
Pernyataan ini seolah menjadi pesan bahwa Istana membuka pintu untuk kerja sama, namun tidak secara otomatis untuk berbagi kursi kekuasaan.
Soal Jatah Kursi Menteri, Istana Tegas: Belum Ada Omongan!
Saat dicecar lebih lanjut apakah pemerintah telah menyiapkan kursi di kabinet sebagai 'hadiah' atas sinyal dukungan Megawati, Prasetyo Hadi memberikan jawaban yang sangat tegas dan singkat.
Ia mengonfirmasi bahwa hingga saat ini belum ada pembicaraan apa pun yang mengarah pada pembagian kursi menteri untuk PDIP.
Baca Juga: Luruskan Omongan Sebelumnya, Dasco Soal Bendera One Piece: Tak Masalah, Tapi Ada yang Salahgunakan
"Belum ada pembicaraan di sana," ucapnya.
Jawaban ini seolah menutup spekulasi liar yang berkembang di publik mengenai kemungkinan PDIP merapat ke dalam Kabinet Merah Putih dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa partainya tidak akan mengambil peran sebagai oposisi, melainkan akan mendukung kebijakan pemerintah yang pro rakyat.
"Peran kami adalah memastikan bahwa pembangunan nasional tetap pada rel konstitusi," ujar Megawati dalam pidatonya.
Namun, ia juga memberikan peringatan keras. Dukungan PDIP tidak bersifat mutlak. Partainya akan tetap bersikap kritis dan bersuara lantang jika ada kebijakan yang dianggap menyimpang dari nilai Pancasila dan keadilan sosial.
“Kami akan bersuara lantang jika ada kebijakan yang tidak sesuai dengan amanat penderitaan rakyat,” tegasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu