Suara.com - Sebuah merek raksasa seperti Adidas tidak pernah lepas dari sorotan, termasuk ketika menghadapi kontroversi serius.
Salah satu kasus yang paling banyak dibicarakan adalah tuduhan bahwa Adidas telah melakukan apropriasi budaya dengan menjiplak desain sandal Huarache, sebuah alas kaki tradisional yang sarat dengan sejarah dari Meksiko.
Sandal “Chavarria Oaxaca” ini bahkan mendapat tanggapan pemerintah setempat yang mengancam akan menempuh jalur hukum.
Berikut adalah 5 alasan utama mengapa Adidas dituduh menjiplak sandal ikonik Meksiko.
1. Kemiripan Visual yang Tidak Terbantahkan
Alasan paling mendasar dari tuduhan ini adalah kemiripan visual yang mencolok. Adidas merilis varian dari sandal slide populer mereka, Adilette, yang menampilkan pola anyaman kulit (interwoven leather) pada bagian strap-nya. Pola ini bukanlah pola generik; ia hampir identik dengan teknik anyaman tangan yang menjadi ciri khas utama dari sandal Huarache tradisional Meksiko. Siapapun yang akrab dengan Huarache akan langsung mengenali pola tersebut pada produk Adidas.
2. Bukan Sekadar Desain, Tetapi Warisan Budaya
Sandal Huarache bukan sekadar produk fashion. Bagi masyarakat Meksiko, khususnya komunitas adat seperti Mixtec di Oaxaca, Huarache adalah simbol warisan budaya dan kerajinan tangan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Teknik anyamannya memiliki nilai sejarah dan identitas yang mendalam. Dengan mengambil desain ini, Adidas dituduh tidak hanya meniru sebuah pola, tetapi juga mengambil elemen penting dari identitas budaya sebuah komunitas tanpa izin.
3. Adanya Protes Resmi dari Pemerintah Meksiko
Baca Juga: Sepatu Adidas Samba Original Made In Mana? Ini 5 Cara Membedakan yang Ori dan KW
Tuduhan ini menjadi sangat serius karena bukan hanya datang dari kritik di media sosial. Pada tahun 2021, Kementerian Kebudayaan Meksiko secara resmi mengirim surat kepada Adidas. Dalam surat tersebut, pemerintah Meksiko menuduh Adidas melakukan apropriasi budaya dan menegaskan bahwa desain anyaman tersebut adalah milik kolektif komunitas Mixtec. Langkah resmi ini menunjukkan betapa pentingnya isu ini bagi negara Meksiko.
4. Mengambil Keuntungan Tanpa Memberi Pengakuan (Apropriasi Budaya)
Inilah inti dari masalahnya. Adidas dituduh mengambil desain yang berakar kuat dalam budaya Meksiko, memproduksinya secara massal, dan menjualnya untuk keuntungan komersial di pasar global. Semua ini dilakukan tanpa memberikan pengakuan (kredit), kolaborasi, atau kompensasi finansial kepada komunitas pengrajin yang telah melestarikan teknik ini selama berabad-abad. Inilah definisi klasik dari apropriasi budaya: elemen budaya kelompok minoritas diambil oleh budaya dominan untuk tujuan komersial.
5. Tindakan Adidas Menarik Produk dari Pasar
Sebagai respons atas protes keras dan surat resmi dari pemerintah Meksiko, Adidas mengambil langkah signifikan: mereka menarik Adilette dengan desain kontroversial tersebut dari situs dan toko mereka di Meksiko. Meskipun Adidas tidak mengeluarkan permintaan maaf resmi secara global, tindakan menarik produk ini secara luas dilihat sebagai pengakuan diam-diam atas validitas tuduhan tersebut. Langkah ini memperkuat argumen bahwa perusahaan menyadari adanya masalah etis dengan produk tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Kronologi WNI Ditangkap Polisi Jepang Karena Pencurian Tas Seharga Hampir 1 Miliar
-
Aktivis Jogja 'Diculik' Aparat, YLBHI: Ini Penangkapan Ilegal dan Sewenang-wenang!
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini