Suara.com - Kementerian Imigrasi kembali menjadi sorotan setelah wanita bernama Yully melalui akun TikTok @yully_WOWibuy menceritakan pengalaman kurang menyenangkan.
Pada 7 Agustus 2025 lalu, Yully yang menggelar pameran di Jakarta harus berurusan dengan pihak imigrasi lantaran visanya bermasalah.
Yully mengaku datang dengan visa B1 yang mencantumkan 'exhibitions' atau pameran sebagai salah satu kegiatan yang boleh dilakukannya saat berada di Indonesia.
Visa B1 di laman imigrasi tertulis untuk bepergian, mengunjungi keluarga atau teman, menghadiri rapat, insentif, konvensi, pameran, seminar, atau acara serupa, atau transit di Indonesia untuk pergi ke negara lain.
Namun di hari kedua pameran, Yully dan kawan-kawan dari Taiwan didatangi petugas imigrasi yang mengecek paspor mereka.
Yully dan kawan-kawan dinyatakan melanggar peraturan karena menggunakan visa B1 yang rupanya untuk mengunjungi pameran, bukan menjadi peserta.
"Petugas di sana langsung menyatakan bahwa kami melanggar peraturan dan paspor kami langsung disita," cerita Yully dalam video yang sedang viral di TikTok dan X.
Yully dan kawan-kawan langsung mengurus paspor mereka yang ditahan pada Sabtu karena harus pulang di hari Minggu.
Baca Juga: Pakar Hukum Tegaskan Pentingnya Dirjen Imigrasi dari Jalur Karir
"Pas kami tiba, wow, rame banget. Banyak sekali paspor orang luar negeri yang ditahan oleh imigrasi Indonesia," bebernya.
Ramainya orang luar negeri yang bermasalah membuat interview Yully baru berlangsung pada pukul 8 malam.
"Saat interview, kami ditanyain alasan kami ke Indonesia, kemudian memberitahukan kepada kami bahwa visa kami salah," tutur Yully.
"Kami tidak boleh menggunakan B1 karena B1 adalah mengunjungi pameran, bukan mengikuti pameran," sambungnya.
Sebagai mantan Warga Negara Indonesia (WNI), Yully mengaku malu lantaran banyak orang luar negeri sudah sering mengalami hal ini.
Warga negara lain seperti Tiongkok, Korea, dan Thailand pun seolah sudah paham mereka harus membayar agar paspor mereka segera dikembalikan.
Berita Terkait
-
Buka Kelas Seks Bertarif Ratusan Juta, WNA asal Amerika Serikat Dideportasi
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Eks Tentara Israel Jadi Investor Vila Mewah di Bali? Imigrasi Ungkap Fakta Sebenarnya
-
Jejak Pelarian Riza Chalid Terendus di Malaysia, Imigrasi Ungkap Hal Ini!
-
WN China Buron Kasus Penipuan Rp 28,5 Miliar Dideportasi
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Anak 10 Tahun di Tangerang Diduga Diculik Badut, Keluarga Minta Bantuan Warga
-
Ketum PPP Agus Suparmanto Tegas Akan Tindak Kader yang Abaikan Aspirasi Umat
-
Veronica Tan Apresiasi Program Dua Telur Sehari di Kalteng, Selaras dengan MBG Presiden Prabowo
-
Indef Sebut Tantangan Perbankan Ada di Daya Beli, Bukan Soal Likuiditas
-
5 Fakta Kartu Liputan Wartawan Dicabut Gara-gara Tanya MBG ke Prabowo
-
Kronologi WNI Ditangkap Polisi Jepang Karena Pencurian Tas Seharga Hampir 1 Miliar
-
Aktivis Jogja 'Diculik' Aparat, YLBHI: Ini Penangkapan Ilegal dan Sewenang-wenang!
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi