Suara.com - Babak baru dalam skandal penyelundupan 5.400 butir telur penyu di Kalimantan Barat dimulai. Berkas perkara seorang tersangka sipil berinisial MU resmi dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi (Kejati).
Namun, kasus ini ternyata jauh lebih besar, karena terungkap adanya dugaan kongkalikong antara pelaku sipil dengan seorang oknum anggota TNI AD.
Kini, nasib kedua pelaku berada di tangan dua institusi hukum yang berbeda, sementara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan tidak akan memberi ampun bagi para perusak ekosistem laut.
Direktur Jenderal PSDKP KKP, Pung Nugroho Saksono, yang akrab disapa Ipunk, mengonfirmasi bahwa nasib kedua pelaku kini terpisah. Tersangka sipil, MU, telah diserahkan ke JPU Kejati Kalbar untuk segera disidangkan.
“Proses penyerahan tersangka dan barang bukti telah dilakukan oleh PPNS Stasiun PSDKP Pontianak, usai proses penyidikan dinyatakan lengkap oleh JPU,” kata Ipunk dalam keterangannya, Jumat (15/8/2025).
Sementara itu, untuk pelaku lainnya yang merupakan oknum prajurit TNI, proses hukumnya berjalan di jalur yang berbeda.
“Satu orang tersangka telah kami serahkan ke Kejaksaan Tinggi Kalbar, sementara pelaku lainnya merupakan oknum TNI AD yang penyidikannya menjadi kewenangan Pomdam XII/TPR,” tegas Ipunk.
Jejak Digital dan Sisa Telur Jadi Saksi Bisu
Kepala Stasiun PSDKP Pontianak, Bayu Yuniarto Suharto, membeberkan sejumlah barang bukti krusial yang ikut diserahkan ke jaksa. Bukti-bukti ini diharapkan bisa menjerat MU di pengadilan.
Baca Juga: Awas! Ikan di Laut Jawa Telah Tercemar Sampah, Kesehatan Manusia Terganggu
Barang bukti tersebut antara lain:
- Dua buah ponsel milik tersangka MU, yang diduga berisi jejak komunikasi jaringan ini.
- 150 butir telur penyu sebagai sampel dari total 5.400 butir yang diselundupkan.
- Satu buah flashdisk berisi rekaman video dan foto yang menangkap aktivitas tersangka di atas KMP Bahtera Nusantara 03, menjadi bukti tak terbantahkan.
"JPU Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat akan melanjutkan kasus tersebut ke tahap persidangan di Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri Pontianak," ujar Bayu.
Terbongkarnya duet maut ini berawal dari sebuah operasi senyap gabungan antara Stasiun PSDKP Pontianak dan Subdenpom XII/I-I Singkawang pada 12 Juli lalu. Yang mengejutkan, penangkapan ini tidak dilakukan di pesisir atau laut, melainkan di sebuah pusat perbelanjaan di Singkawang, mengindikasikan bahwa transaksi barang ilegal ini sudah masuk hingga ke pusat keramaian kota.
Kini, sementara MU bersiap menghadapi meja hijau, nasib oknum prajurit TNI yang terlibat masih menjadi tanda tanya, menunggu hasil penyidikan dari Polisi Militer Kodam Tanjungpura.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta