Suara.com - Sebuah video yang merekam momen canggung para tokoh pengkritik pemerintah viral di media sosial dan memicu perdebatan sengit. Pakar telematika, Roy Suryo, dan pengamat kebijakan publik, Said Didu, menjadi sorotan utama karena sikap mereka saat lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang.
Dalam video yang diambil pada acara peluncuran buku "Jokowi's White Paper" hari Senin (18/8/2025), Roy Suryo tertangkap kamera terlihat seperti tidak hafal dan harus menunduk melihat lirik lagu di layar ponselnya.
Sementara itu, Said Didu yang berdiri tak jauh darinya, memilih untuk tidak ikut bernyanyi dan hanya diam membisu sepanjang lagu dinyanyikan.
Momen ironis ini terjadi saat keduanya bersama tokoh lain seperti Rismon Sianipar dan dr. Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa berbaris di depan panggung.
Acara yang sedianya digelar di UC Hotel Universitas Gadjah Mada (UGM) itu sendiri sempat diwarnai kendala, karena tidak mendapat izin hingga akhirnya harus dipindahkan ke sebuah coffee shop di lingkungan kampus tersebut.
Sikap Roy Suryo yang seperti kebingungan mencari lirik di ponsel dan Said Didu yang bungkam seribu bahasa langsung menjadi bulan-bulanan di dunia maya.
Banyak pihak menyayangkan sikap dua tokoh publik yang kerap berbicara atas nama nasionalisme, namun dianggap tidak menunjukkan penghormatan yang semestinya terhadap salah satu simbol negara paling sakral.
Bagi Roy Suryo, ini bukan kali pertama ia tersandung masalah serupa. Insiden ini seolah menjadi deja vu dari peristiwa pada Agustus 2013 silam.
Kala itu, ia juga menjadi sasaran cibiran publik karena salah menyanyikan lirik Indonesia Raya saat menghadiri sebuah pertandingan sepak bola di Sleman, Yogyakarta.
Baca Juga: Sindir Polisi Periksa Saksi hingga Subuh, Roy Suryo Cs: Jangan Kejar Target
Kontroversi ini menjadi semakin tajam mengingat konteks acara tempat kejadian berlangsung. Buku "Jokowi's White Paper" yang mereka luncurkan merupakan sebuah karya setebal hampir 700 halaman yang ditulis oleh Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan dr. Tifa.
Buku tersebut berisi kumpulan dokumentasi dan analisis mereka dalam menelusuri dugaan ijazah palsu milik Presiden Jokowi.
Dengan menggunakan berbagai metode, mulai dari analisis digital forensik hingga Behavioral Neuroscience, buku itu sampai pada sebuah kesimpulan yang sangat provokatif: skripsi Jokowi dinilai 99,9 persen palsu.
Kuasa hukum tim penulis, Ahmad Khozinudin, menegaskan bahwa menulis dan mempublikasikan buku bukanlah sebuah tindakan kriminal.
Ia menambahkan bahwa buku ini rencananya akan dicetak dalam berbagai versi, termasuk format e-book yang bisa diunduh gratis oleh masyarakat. Tim penulis juga mengklaim bahwa tujuan utama mereka adalah untuk membersihkan nama almamater mereka, Universitas Gadjah Mada.
Berita Terkait
-
Sindir Polisi Periksa Saksi hingga Subuh, Roy Suryo Cs: Jangan Kejar Target
-
Inkracht Sejak 2019, PN Jaksel 'Lempar Bola' ke Kejaksaan soal Eksekusi Silfester Matutina
-
Kursi Wapres Digantung, Usulan Said Didu: Kosongkan Saja
-
Roy Suryo Minta Diperiksa Kasus Ijazah Jokowi Sampai Maghrib: Selesai Nggak Selesai, Kami Pamit
-
'Ngamuk' Gegara Saksi Kasus Ijazah Palsu Diperiksa Sampai Subuh, Roy Suryo Cs: Tidak Manusiawi!
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
PLN Dorong Interkoneksi ASEAN Power Grid untuk Akselerasi Transisi Energi Bersih
-
Ajang Dunia MotoGPTM 2025 Jadi Penyelenggaraan Terbaik dan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?