Suara.com - Gelombang protes akibat lonjakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang sebelumnya menerjang Pati dan Cirebon, kini menemukan puncaknya di Balikpapan.
Jika di daerah lain kenaikan sudah dianggap mencekik, apa yang terjadi di Kota Minyak ini bisa disebut sebagai tsunami tagihan.
Warga dibuat terperangah setelah menerima surat tagihan PBB dengan kenaikan fantastis yang mencapai 3.000 persen, sebuah angka yang melampaui nalar dan daya bayar masyarakat.
Kisah Arif, seorang warga Balikpapan menjadi cerminan betapa brutalnya lonjakan pajak ini.
Selama bertahun-tahun, ia adalah wajib pajak yang patuh, rutin membayar tagihan PBB untuk tanah seluas kurang lebih satu hektare miliknya.
Tahun lalu, pada 2024, ia masih membayar di angka yang wajar, sekitar Rp306 ribu.
Namun, kepatuhannya seolah dibalas dengan kejutan pahit tahun ini. Saat hendak kembali menunaikan kewajibannya, ia mendapati angka yang tertera di tagihan PBB-P2 miliknya meroket menjadi Rp9,5 juta.
"Saya shock. Benar-benar tidak menyangka," ujar Arif.
"Memang sudah ada info dari Pak RT akan ada kenaikan, tapi saya pikir paling naik jadi Rp500 ribu atau Rp1 juta. Ini logis. Tapi kalau dari Rp300 ribu menjadi Rp9,5 juta, ini dasar perhitungannya dari mana?" katanya mengeluh.
Baca Juga: Tragis! Perempuan Brebes Duel Maut dengan Kobra Jelang Salat Isya: Ular Mati, Sumyati Meninggal
Apa yang membuat kasus Balikpapan terasa lebih menyesakkan adalah minimnya transparansi dari pemerintah kota.
Jika di Pati dan Cirebon polemik kenaikan PBB sempat diwarnai dialog dan penjelasan meski tetap menuai protes di Balikpapan, warga merasa seperti dihantam tanpa peringatan.
"Di daerah lain ada penjelasan. Tapi kalau di Balikpapan ini justru tidak ada. Sosialisasi pun tidak ada, tahu-tahu pajak naik drastis," imbuh Arif, menyuarakan kebingungan ribuan warga lainnya.
Beban ini terasa semakin berat mengingat kondisi lahan milik Arif yang ia sebut sebagai lahan tidur, tidak menghasilkan pendapatan aktif.
Baginya dan banyak warga lain, membayar tagihan ratusan ribu rupiah adalah sebuah kewajiban yang masih bisa dipenuhi demi kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Namun, lonjakan gila-gilaan hingga jutaan rupiah jelas berada di luar kapasitas ekonomi mereka.
Berita Terkait
-
Tragis! Perempuan Brebes Duel Maut dengan Kobra Jelang Salat Isya: Ular Mati, Sumyati Meninggal
-
Sosok Husein Pati: Garang, Melempem, Dicurigai Disumpal Amplop, Kini Teler di Karaoke
-
Gaji Rp300 Ribu Cuma Cukup Buat Seminggu, Guru Honorer: Sisanya Mengandalkan Tuhan Maha Kaya
-
Ibu Peluk 3 Anak Saat Gempa, Suami Santai Tak Percaya: Rekaman CCTV Ini Bikin Warganet Emosi
-
5 Mobil Bekas dengan Pajak Murah, Biaya Mulai Rp900 Ribu per Tahun
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!