Suara.com - Kabinet pemerintahan Prabowo Subianto terus menjadi sorotan, terutama di sektor ekonomi yang dinilai belum menunjukkan perbaikan signifikan.
Desakan untuk melakukan perombakan atau reshuffle kini datang dari Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira.
Dalam sebuah diskusi tajam di Podcast Forum Keadilan TV, Bhima memberikan rapor merah kepada sejumlah menteri ekonomi.
Mereka dianggap tidak memiliki "sense of crisis" di tengah himpitan utang negara yang menumpuk dan daya beli masyarakat yang kian merosot.
Bhima bahkan menuding para pembantu presiden ini lebih sibuk menyenangkan Prabowo dan membangun basis politik untuk Pemilu 2029 ketimbang fokus menyejahterakan rakyat.
Menurutnya, ada beberapa nama yang performanya jauh dari harapan dan layak untuk segera diganti.
Berikut adalah daftar menteri ekonomi yang mendapat sorotan tajam dan dinilai layak di-reshuffle menurut Bhima Yudhistira:
1. Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi)
Nama Budi Arie secara eksplisit disebut sebagai menteri yang paling layak untuk diganti dalam evaluasi 100 hari kerja pemerintahan.
Baca Juga: OTT Wamenaker Jadi Alasan Prabowo 'Sapu Bersih' Kabinet Pertamanya?
Menurut Bhima, program Koperasi Desa Merah Putih yang menjadi andalannya terkesan dipaksakan.
Program tersebut dinilai belum matang dan tidak siap secara teknis, sehingga berpotensi besar menimbulkan masalah sistemik di kemudian hari, alih-alih memberikan solusi bagi perekonomian desa.
2. Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian)
Sebagai koordinator, Airlangga Hartarto dinilai gagal menyinkronkan kebijakan antar kementerian teknis. Bhima mengibaratkan kebijakan yang dihasilkan seperti "hamster" yang hanya berputar-putar di roda tanpa menghasilkan kemajuan yang berarti.
Menurutnya, Airlangga belum mampu menyentuh dan menyelesaikan masalah-masalah fundamental ekonomi seperti korupsi yang merajalela dan birokrasi yang berbelit, yang menjadi penghambat utama kemajuan ekonomi nasional.
3. Sri Mulyani (Menteri Keuangan)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre