- Masyarakat desak 17 tuntutan dipenuhi dalam 7 hari, fokus pada reformasi aparat dan DPR
- Delapan tuntutan jangka panjang dorong reformasi struktural hingga 2026
- Publik menanti aksi nyata pemerintah sebagai bukti komitmen terhadap perubahan
Suara.com - Sejumlah tuntutan dari masyarakat sipil yang terangkum dalam "17+8 Tuntutan Rakyat" telah menjadi sorotan utama di media sosial dan berbagai platform lainnya dalam beberapa hari terakhir.
Tuntutan ini diunggah di akun Instagram @malakaproject, tuntutannya mendesak reformasi menyeluruh di berbagai sektor pemerintahan, mulai dari kepresidenan, legislatif, kepolisian, hingga militer dan kementerian ekonomi.
Gerakan ini menekankan pentingnya transparansi, reformasi, dan empati dari para pemimpin negara, dikutip (1/9/2025).
17 Tuntutan dalam 1 Minggu:
Deadline 5 September 2025, tuntutan mendesak ini menyoroti berbagai isu krusial yang harus diselesaikan dalam waktu satu minggu.
Di bawah “Tugas Presiden Prabowo,” masyarakat mendesak penarikan TNI dari pengamanan sipil dan penegasan tidak adanya kriminalisasi demonstran.
Selain itu, pembentukan Tim Investigasi Independen untuk kasus kekerasan aparat terhadap demonstran 28-30 Agustus juga menjadi prioritas.
“Kami menuntut kejelasan dan pertanggungjawaban atas insiden kekerasan yang terjadi pada demonstran. Tidak ada ruang untuk impunitas,” demikian bunyi salah satu sentimen yang tersebar luas.
“Tugas Dewan Perwakilan Rakyat” juga menjadi fokus, dengan desakan untuk membekukan kenaikan gaji/tunjangan anggota DPR dan membatalkan fasilitas baru, serta publikasi anggaran secara transparan.
Baca Juga: Bukan Hanya Mahasiswa, Deretan Artis Top Ikut Suarakan 17+8 Tuntutan Rakyat: Bismillah, Kita Kawal
Masyarakat juga mendorong Badan Kehormatan DPR untuk memeriksa kasus-kasus yang bermasalah.
Dalam lingkup “Tugas Kepolisian Republik Indonesia,” pembebasan seluruh demonstran yang ditahan dan penghentian tindakan kekerasan polisi menjadi poin utama.
Penangkapan dan proses hukum transparan bagi aparat yang melanggar HAM juga ditekankan.
Sementara itu, “Tugas TNI (Tentara Nasional Indonesia)”mencakup kembali ke barak, menghentikan keterlibatan dalam pengamanan sipil, dan penegakan disiplin internal agar anggota TNI tidak mengambil alih fungsi Polri.
Masyarakat juga menuntut komitmen publik TNI untuk tidak memasuki ruang sipil saat krisis demokrasi.
“Tugas Kementerian Sektor Ekonomi,” menuntut kepastian upah layak untuk seluruh angkatan kerja dan langkah darurat untuk mencegah PHK massal. Dialog dengan serikat buruh untuk upah minimum dan outsourcing juga menjadi fokus.
Berita Terkait
-
Brutalitas Polisi Jadi Sorotan Tajam Usai Tragedi Rantis Maut, Bukti Reformasi Polri Gagal Total?
-
Terungkap! Rahasia Belanja Online Gen Z, Media Sosial Jadi Kunci?
-
Driver Ojol Tewas Dilindas Polisi Saat Demo, Koalisi Sipil Desak Reformasi Total Polri
-
Siapa Dalang di Balik Demo Pelajar 25 Agustus? Polisi Identifikasi 3 Kanal Medsos Pemicunya
-
Pengamat Ingatkan Kekuatan Jari Gen Z di Medsos Jadi Ancaman Baru, Pemerintah Harus Waspada
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Siapa Pria Misterius di Samping Ratu Narkoba Dewi Astutik Saat Digerebek di Kamboja?
-
Update Korban Jiwa di Aceh: 249 Orang Meninggal, 660 Ribu Warga Mengungsi
-
Tata Ruang Amburadul Biang Banjir Sumatra, KLH Siap 'Obrak-abrik' Aturan
-
Pemerintah Ungkap Arah Kebijakan 2026, Sektor MICE dan Hilirisasi Jadi Fokus Baru
-
Kang Dedi Siapkan Kereta Kilat Pajajaran, Whoosh Bakal Ditinggalkan?
-
Banjir Sumatra Bawa Kayu Gelondongan, Ketua MPR Muzani: Sepertinya Hasil Tebangan Itu
-
4.000 Siswa Sekolah Rakyat Mau Kuliah, Kemensos Gandeng Diktisaintek Minta Bimbingan
-
Terungkap, Sosok 'Penjahat' di Balik Tema Besar Reuni 212
-
Jalan Buntu Paulus Tannos: Praperadilan Ditolak, KPK Kebut Proses Ekstradisi
-
Jurus Baru Bahlil, Golkar Siap 'Perang Digital' Rebut Hati 73 Persen Pemilih Muda 2029