- KontraS melaporkan 33 orang hilang selama demonstrasi pada 25-31 Agustus 2025.
- KontraS memberi predikat "September Hitam" atas kasus-kasus kekerasan yang dilakukan aparat terhadap warga.
- KontraS menuntut pemerintah, khususnya Polri, untuk menghentikan tindakan represif terhadap masyarakat sipil.
Suara.com - Sejumlah aktivis dan orang-orang yang ikut berdemonstrasi sejak 28 Agustus dilaporkan hilang tanpa kabar oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau KontraS.
Data orang hilang menurut KontraS hingga hari ini, Rabu, 3 September 2025 sejumlah 33 orang, atau bertambah 10 orang dari laporan terakhir pada Senin, 1 September.
Rincian data orang hilang meliputi 4 orang di Bandung, 2 di Depok, 20 di Jakarta Pusat, 3 di Jakarta Timur, 2 di Jakarta Utara, dan 2 tidak diketahui.
Sejumlah 5 pelaporan dilakukan melalui hotline, sementara 28 lainnya melalui e-formulir.
Merespons banyaknya informasi orang hilang yang terjadi dalam aksi protes 25-31 Agustus 2025, KontraS membuka formulir aduan melalui https://bit.ly/PoskoOrangHilang
Warga yang ingin melaporkan adanya orang hilang dalam aksi demonstrasi bisa mengakses tautan tersebut dan mengisi Google Form di dalamnya.
Ada sejumlah informasi yang harus dicatatkan yakni kronologi singkat, terakhir terlihat, ciri-ciri, foto, serta upaya pencarian yang telah ditempuh.
Sementara itu, melansir laman resmi KontraS, organisasi masyarakat sipil ini memberi predikat “September Hitam” atas aksi demonstrasi yang terjadi, yang disebabkan oleh kemarahan rakyat atas kaum elite.
Di tahun 2025 KontraS menyoroti bahwa reproduksi atas pelanggaran HAM kembali teridentifikasi seiring dengan merosotnya situasi kebebasan sipil di Indonesia.
Baca Juga: "Ayah Kapan Pulang?": Dua Anak Kecil Menanti Budi, Korban Kebakaran DPRD Makassar
Sepanjang bulan Januari-Juni tahun 2025 saja, KontraS mencatat bahwa setidaknya terdapat 503 orang setidaknya telah menjadi korban dari kekerasan aparat negara hanya karena mengekspresikan pendapat mereka di ruang publik.
Tingginya angka korban ini merupakan akumulasi dari rentetan peristiwa kekerasan seperti penangkapan, intimidasi, kekerasan fisik, pelabelan negatif, hingga kekerasan psikis oleh Polisi, TNI, hingga aparat pemerintahan lainnya yang berupaya merepresi hak masyarakat untuk berpendapat dan berekspresi.
Kendati di semester pertama tahun 2025 tersebut telah terdapat korban kekerasan negara yang begitu tinggi, negara tidak kunjung melakukan tindakan tegas yang berarti untuk mencegah terciptanya kembali korban-korban pelanggaran HAM negara.
Gagasan ini terbuktikan dalam rentetan kasus kekerasan oleh aparat kepolisian yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menjelang peringatan September Hitam.
Kekerasan ini muncul selama meningkatnya eskalasi demonstrasi masyarakat sipil yang mengekspresikan kekecewaannya atas perilaku pejabat-pejabat hingga kebijakan-kebijakan negara yang semakin sewenang-wenang menindas rakyat.
Selama periode 1-30 Agustus 2025, KontraS mencatat bahwa setidaknya telah terdapat sebanyak 354 korban yang mengalami luka-luka, 2 orang tewas, dan 1.606 lainnya ditangkap selama aksi demonstrasi berlangsung.
Berita Terkait
-
Tak Lama Berorasi, Massa GMNI Bubarkan Diri Jelang Sore dari Depan Gedung DPR
-
Tinggalkan 'Jejak' Perlawanan, Aliansi Perempuan Tuntut Penghentian Kekerasan Negara
-
Makna Mendalam Lukisan Sri Mulyani yang Dijarah Massa, Simbol Rasa Aman yang Hilang?
-
Keluarga Diberi Kabar Kecelakaan, Tapi Luka Lebam Iko Juliant Ungkap Fakta Lain?
-
Live TikTok Kembali, Pemerintah Minta Waspada Konten Provokatif dan Kekerasan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri