- Aksi Kamisan ke-876 mengenang 21 tahun wafatnya Munir dan menuntut keadilan
- Kasus Munir simbol kegagalan negara menuntaskan pelanggaran HAM
- Peserta aksi menolak lupa dan terus menyuarakan perlawanan damai
Suara.com - Di bawah payung hitam yang menjadi simbol perlawanan dan duka, Aksi Kamisan kembali digelar untuk ke-876 kalinya di depan Istana Negara, Jakarta.
Kali ini, aksi yang rutin diadakan setiap Kamis ini memiliki makna yang lebih mendalam, menandai 21 tahun kepergian aktivis hak asasi manusia (HAM), Munir Said Thalib.
Tepat dua dekade lebih satu tahun setelah Munir meregang nyawa dalam penerbangan menuju Amsterdam, tuntutan akan keadilan atas kematiannya masih menggema kuat, tanpa henti.
Massa aksi, yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, aktivis HAM, mahasiswa, dan keluarga korban pelanggaran HAM, mulai berkumpul sejak pukul 15:00 WIB.
Mereka membawa poster-poster bertuliskan tuntutan keadilan, potret Munir, serta spanduk-spanduk yang menyerukan penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia.
Warna hitam mendominasi pakaian para peserta, mencerminkan suasana duka namun juga keteguhan.
Aksi dimulai dengan orasi-orasi dari para aktivis dan perwakilan keluarga korban.
Salah satu anggota keluarga dari Munir mengatakan bahwa di negara Indonesia tidak ada yang bisa bertanggung jawab atas kejadian yang sudah terjadi.
“Apakah ada, di rezim kita, yang bertanggung jawab, dan mengaku salah?” ucapnya.
Baca Juga: Aksi Kamisan di Istana Negara Pasca-Demo Besar
Mereka secara bergantian mengingatkan kembali akan sosok Munir yang dikenal sebagai pejuang HAM tak kenal takut, serta betapa pentingnya penuntasan kasus pembunuhannya sebagai simbol komitmen negara terhadap keadilan dan penghormatan HAM.
Seperti yang diucapkan oleh perwakilan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) bahwa ia sangat setuju dengan yang diucapkan oleh Munir.
Menurut Munir kala itu, mereka yang berkuasa tetapi bersembunyi di balik ketek kekuasaan, dan tidak berani untuk ikut bersama masyarakat Indonesia.
“Yang dikatakan Munir benar, mereka bersembunyi di balik ketek kekuasaan dan tidak berani untuk membersamai kita har ini,” ucapnya dengan lantang.
Ia juga mengatakan bahwa orang-orang yang terlibat atas kasus-kasus pelanggaran HAM malah menjadi bagian dari pemerintah dan mereka mencoreng pergerakan tahun 1997-1998.
“Hari ini mereka menjadi wakil menteri, mereka mencoreng pergerakan tahun 97 dan 98, dan ada yang menjadi komisaris,” ucapnya.
Berita Terkait
-
Buka Layanan Pengaduan Masyarakat ke Istana Wapres, Gibran Diskakmat Netizen: Aksi Kamisan Respons Dulu Woi!
-
Ada Elite Parpol Desak Penundaan Pengusutan Kasus Munir, Kasum: Hambatan Politik Serius
-
Aksi Kamisan Perdana Era Presiden Prabowo di Seberang Istana, Ini Harapan Sumarsih
-
Harapan Sumarsih Di Aksi Kamisan Terakhir Era Jokowi, Berharap Prabowo Selesaikan Masalah HAM
-
Ikut Dipanggil ke Kertanegara, Natalius Pigai Akui Diminta Prabowo Membantu, Jadi Menteri HAM?
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Link Resmi Template Brave Pink Hero Green Lovable App, Tren Ubah Foto Jadi Pink Hijau
- Penuhi Tuntutan Demonstran, Ketua DPRA Setuju Aceh Pisah dari Indonesia
- Presiden Prabowo Tunjuk AHY sebagai Wakilnya ke China, Gibran ke Mana?
Pilihan
-
Maulid Nabi Muhammad SAW: Amalkan 3 Doa Ini, Raih Syafaat Rasulullah di Hari Spesial
-
Video Ibu Jilbab Pink Maki-maki Prabowo dan Minta Anies Jadi Presiden: Deepfake?
-
Bisnis Riza Chalid Apa Saja? Sosok Koruptor Berjulukan The Gasoline Godfather
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
-
5 Rekomendasi HP Murah Baterai Awet di Bawah Rp 2 juta, Tahan Seharian! Terbaik September 2025
Terkini
-
Nadiem Makarim Tersangka Ganda? KPK Siap Susul Kejagung dalam Kasus Google Cloud?
-
Pesan Prabowo yang Mampu Redam Kericuhan Banjir Pujian dari Golkar
-
Aksi Kamisan di Istana Negara Pasca-Demo Besar
-
Video Lawas Deddy Sitorus jadi Bahan Politisasi, Ini Kata Analis
-
Nadiem Bisa Lolos? Mahfud MD Temukan 1 Kesalahan Fatal di Kasusnya
-
Babak Baru Kasus Delpedro: Polisi Geledah Kantor Lokataru dan Apartemen Keluarga
-
Dudung Abdurachman Buka Suara Soal Darurat Militer: "Tahapannya Panjang!
-
Babak Baru Nadiem Makarim: Sudah Tersangka di Kejagung, Kini Dibayangi Status Tersangka dari KPK
-
Puan Maharani Pimpin Reformasi DPR; Gebrakan Awal, Tuntutan Publik Menyusul?
-
SOS! Keluarga Indonesia Kehilangan Sentuhan? Ini Jurus Ampuh Menko PMK Selamatkan Generasi dari AI