Suara.com - Mantan Panglima TNI, Jenderal Purn. Gatot Nurmantyo menanggapi soal wacana penerapan status darurat militer di Indonesia.
Menurutnya, kabar tersebut tidak masuk akal dengan kondisi yang masih terkendali dan citra Indonesia yang dipertaruhkan, terutama Presiden Prabowo Subianto yang dijadwalkan akan berbicara di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Melalui podcast di kanal YouTube Hersubeno Point, Gatot mengungkapkan bahwa status darurat militer memiliki beberapa tahapan.
Ia kemudian menilai wajar jika masyarakat sipil ada yang tidak mengerti mengenai darurat militer.
“Kalau seperti itu kan ada tahapannya, gubernurnya masih tenang-tenang saja, kecuali gubernur sudah bilang, ‘Wah, Pak nggak bisa’, Kapolri juga menyampaikan ‘nggak bisa’, rapat, ditentukan darurat militer lewat persetujuan DPR juga, civil society itu,” ujarnya dalam podcast tersebut dikutip Kamis (11/9/2025).
Gatot menambahkan, situasi yang masih terkendali dan keadaan yang masih normal semakin membuktikan bahwa status darurat militer tidak diperlukan.
Baginya, dampak penerapan status darurat militer terlalu besar dan nama negara dipertaruhkan jika Presiden Prabowo menyetujui. Sedangkan Presiden Prabowo diundang berbicara di forum PBB, pada 23 September mendatang.
“Pak Prabowo akan bicara di PBB, menjadi sejarah untuk Indonesia karena sudah 10 tahun nggak pernah hadir. Makanya ditunggu-tunggu ini, terus Pak Prabowo nerapkan darurat militer, sinting kali,” ucap Gatot.
Tak hanya nama negara yang dipertaruhkan, Gatot juga mengatakan bahwa jika diterapkannya status darurat militer saat itu akan menimbulkan kegelisahan masyarakat.
Baca Juga: Brutalitas Polisi Nepal Urai Massa Demo, Perempuan Ikut Dihajar saat Berusaha Melerai Temannya
"Jangan kita berhrap itu (darurat militer), cost-nya besar sekali, ekonominya akan jaruh," jelas Gatot.
Sebelumnya, isu penerapan status darurat militer dipicu oleh rangkaian aksi demonstrasi besar pada akhir bulan Agustus 2025, yang terjadi di berbagai daerah disertai dengan aksi perusakan dan pembakaran bangunan pemerintah.
Bahkan aksi yang semula memprotes berbagai kebijakan yang dirasa tidak adil dan semakin mencekik rakyat, seperti tunjangan DPR RI, berakhir dengan aksi penjarahan rumah beberapa anggota dewan hingga menteri di kabinet Prabowo.
Reporter : Nur Saylil Inayah
Berita Terkait
-
Yusril Pastikan Pendampingan Hukum ke Tahanan Kasus Kerusuhan Makassar
-
Gatot Kritik Penyebaran Video Penangkapan Anggota BAIS: Ada Pembentukan Opini Mendiskreditkan TNI
-
Nasib WNI di Tengah Kerusuhan Nepal yang Memanas, Ini Penjelasan Kemlu
-
6 Fakta Demo Nepal: Pemerintah Digulingkan, Rakyat Muak dengan 'Nepo Baby'
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
Farhan Minta Warga Tak Terprovokasi Ujaran Kebencian Resbob, Polda Jabar Mulai Profiling Akun Pelaku
-
Banjir Jakarta Hari Ini: Pela Mampang dan Cilandak Terendam 60 Cm, Warga Diimbau Waspada
-
Misteri Sekeluarga Tewas di Tol Tegal: Mesin Mati AC Nyala, Pengemudi Sempat Tolak Bantuan Medis
-
Marak Kepala Daerah Kena OTT, Golkar Serukan Evaluasi Total Sistem Seleksi Pemimpin
-
Revolusi Digital GM FKPPI: Kaderisasi Kini Berbasis AI, Fokus Cetak Kualitas
-
Genangan Air di Jeruk Purut Bikin Transjakarta Rute 6T Dialihkan, Cek Titik yang Tak Disinggahi
-
Wacana Penunjukan Langsung Dinilai Tak Demokratis, FPIR: Bahaya Kapolri Ditunjuk Langsung Presiden
-
Hujan Deras Jumat Sore, Warga Pela Mampang Dikepung Banjir, Ketinggian Air Ada yang Mencapai 60 Cm
-
BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan Resmi Go Live Nasional Penjaminan Dugaan KK/PAK di Aplikasi