News / Nasional
Senin, 15 September 2025 | 12:24 WIB
Ilustrasi garis polisi
Baca 10 detik
  • Kasus pembunuhan Kacab Bank BUMN melibatkan jaringan kompleks
  • Meskipun aktor intelektual telah ditangkap, Siapa sosok yang memberikan perintah langsung?
  • Berdasarkan pemeriksaan awal, Kopda FH diduga terlibat dalam konspirasi
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Tabir misteri yang menyelimuti kasus penculikan dan pembunuhan sadis terhadap seorang Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN berinisial MIP perlahan mulai tersingkap. Fakta mengejutkan muncul dengan keterlibatan seorang anggota TNI, Kopda FH, dan seorang pengusaha bimbingan belajar (bimbel) online yang disebut sebagai aktor intelektual.

Namun dalam kasus ini, pertanyaan besar masih menggantung, yakni siapa dalang utama di balik konspirasi keji ini?

Pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) akhirnya angkat bicara mengenai keterlibatan prajuritnya. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen Freddy Ardianzah, mengonfirmasi peran Kopda FH dalam kasus yang menggegerkan publik ini.

Menurutnya, oknum tersebut tidak bertindak sebagai eksekutor, melainkan sebagai penghubung yang bertugas mencari orang untuk mengeksekusi penculikan korban.

“Peran Kopda FH dalam kasus ini adalah sebagai perantara, yakni mencari orang untuk melakukan upaya penjemputan paksa,” kata Freddy, saat dikonfirmasi, Minggu (14/9/2025).

Motif ekonomi diduga kuat menjadi pendorong Kopda FH nekat terlibat dalam jaringan kriminal ini. Pemeriksaan awal menunjukkan adanya imbalan uang yang diterima oleh yang bersangkutan untuk menjalankan peran kotornya.

“Dari hasil pemeriksaan sementara, motifnya karena yang bersangkutan menerima sejumlah uang,” katanya.

Saat ini, Kopda FH telah resmi ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan untuk menjalani proses hukum militer. Brigjen Freddy memastikan kasus ini akan diusut tuntas dan dilimpahkan ke Pengadilan Militer setelah berkas penyidikan dinyatakan lengkap.

“Setelah penyidikan selesai dan dinyatakan lengkap, perkara akan segera dilimpahkan ke Pengadilan Militer untuk diproses sesuai hukum yang berlaku,” tandasnya.

Baca Juga: Niat Mulia Berujung Maut, Anggota Kodim Wonosobo Serda RS Tewas Ditusuk Saat Lerai Keributan

Meski demikian, pihak TNI mengakui bahwa penyelidikan mengenai siapa yang memberikan perintah kepada Kopda FH masih terus berjalan.

Pomdam Jaya kini bekerja keras untuk membongkar jaringan ini hingga ke akarnya dan menemukan dalang utama yang menyuruh prajurit tersebut.

“Ditunggu ya, sedang terus didalami oleh Pomdam Jaya,” kata Freddy.

Di sisi lain, tim gabungan Polda Metro Jaya berhasil membuat kemajuan signifikan dengan menangkap total 15 orang yang terlibat. Di antara mereka, terdapat satu nama yang disebut sebagai aktor intelektual, yakni Dwi Hartono (DH), seorang pengusaha bimbel online.

"Saudara DH adalah seorang pengusaha atau salah satu bidang usahanya adalah bimbel online," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.

Dwi Hartono ditangkap di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8) bersama dua tersangka lainnya, YJ dan AA. Penangkapan ini disusul dengan penangkapan pelaku lain berinisial C di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, keesokan harinya.

Kasus ini bermula dari penculikan korban MIP pada Rabu (20/8/2025) setelah ia mengadakan pertemuan di sebuah pusat perbelanjaan di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Rekaman CCTV yang beredar menunjukkan detik-detik korban diculik secara paksa oleh beberapa orang dan dimasukkan ke dalam sebuah mobil putih, sebelum akhirnya ditemukan tewas.

Load More