Suara.com - Enam lembaga yang tergabung dalam Lembaga Nasional Hak Asasi Manusia (LNHAM), membentuk Tim Independen LNHAM untuk Pencarian Fakta peristiwa unjuk rasa dan kerusuhan yang berlangsung pada akhir Agustus.
Sejumlah lembaga itu terdiri dari Komnas HAM hingga Lembaga Perlindungan Saksi (LPSK).
Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum, Muhammad Isnur mendesak agar tim independen pencari fakta itu harus melakukan penyelidikan dugaan pelanggaran HAM berat dalam peristiwa akhir Agustus 2025.
Apalagi, kata Isnur, dalam tim itu salah satu anggotanya Komnas HAM yang memiliki kewenangan melakukan penyelidikan pro justitia terkait kejahatan kemanusian.
"Maka kami mendesak Komnas HAM gunakan kewenangan Anda untuk menyelidiki pro justisia dengan dugaan pelanggaran HAM berat dalam konteks pidana kejahatan kemanusiaan," kata Isnur saat ditemui Suara.com di Kantor ICW, Jakarta pada Senin (15/9/2025).
Peristiwa yang terjadi pada akhir Agustus lalu, menurutnya, telah memenuhi unsur dugaan pelanggaran HAM berat.
Jumlah korban luka yang tak sedikit hingga meninggalnya 10 orang sipil.
"Pakai Undang-Undang Pengadilan HAM. Harusnya Komnas HAM melihat situasi ini, targetnya dari masyarakat sipil. Yang meninggal dan luka-luka itu masyarakat sipil," kata Isnur.
"Kedua, peristiwanya sistematis atau meluas. Meluas, lebih dari 20 kota. Korbannya banyak. Dan ada dugaan aktornya juga dengan rantai komando yang jelas," sambungnya.
Baca Juga: YLBHI Soroti Ada Apa di Balik Keengganan Pemerintah Bentuk TGPF Ungkap Kerusuhan Agustus 2025?
Untuk itu, YLBHI mendesak agar arah pencarian fakta yang dilakukan Tim Independen LNHAM berupa penyelidikan dugaan pelanggaran HAM berat.
"Maka dia akan meraih rantai komando seperti apa. Dan bagaimana jaringan antara sistematis dan meluasnya," kata Isnur.
Untuk diketahui, keenam lembaga yang tergabung dalam Tim Independen LNHA yakni Komnas HAM, Komnas Perempuan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Komisi Nasional Disabilitas (KND), dan Ombudsman Republik Indonesia (ORI).
Ketua Komnas HAM Anis Hidayah menjelaskan, ruang lingkup pencarian fakta yang mereka lakukan mencakup pemantauan peristiwa unjuk rasa dan kerusuhan.
Selain itu, tim juga akan menilai dampak peristiwa, termasuk korban jiwa, korban luka-luka, trauma psikologis, kerugian sosial-ekonomi serta kerusakan fasilitas umum.
"Tentu tujuan tim ini selain mencari fakta-fakta adalah bagaimana menggali sejumlah informasi terkait dengan situasi korban, apa yang sudah dilakukan pemerintah, dan apa nantinya yang harus kami rekomendasikan untuk mendorong adanya keterbukaan terkait kebenaran, keadilan, pemulihan bagi para korban,"kata Anis pada 12 September lalu.
Berita Terkait
-
Keluarga Arya Daru Minta Perlindungan LPSK Usai 'Diteror' lewat Makam dan Pesan Misterius
-
Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi Tuntut Prabowo Bebaskan Aktivis dan Hentikan Kekerasan Negara
-
Dikritik Tak Turun Saat Rusuh, Gubernur Pramono: Saya Mantan Demonstran, Tak Mau Ambil Panggung
-
Minta Bekingan LPSK, Keluarga Arya Daru Kini Diteror Kiriman Aneh Termasuk Bunga Kamboja!
-
Sharma Oli Tumbang oleh Gen Z, Manmohan Adhikari Tetap di Hati: Membandingkan Warisan Dua PM Nepal
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
Terkini
-
KPK Dalami Dugaan Jual Beli Kuota Haji Melalui Pemeriksaan Ustaz Khalid Basalamah
-
YLBHI Soroti Ada Apa di Balik Keengganan Pemerintah Bentuk TGPF Ungkap Kerusuhan Agustus 2025?
-
75 Persen Bansos Triwulan III Sudah Tersalur, Mensos Akui Masih Ada Bantuan Nyangkut!
-
YLBHI Ingatkan Prabowo: Calon Kapolri Baru Harus Jaga Independensi, Bukan Alat Politik atau Bisnis!
-
KPK Akui Periksa Ustaz Khalid Basalamah dalam Kasus Haji Soal Uhud Tour Miliknya
-
'Jangan Selipkan Kepentingan Partai!' YLBHI Wanti-wanti DPR di Seleksi Hakim Agung
-
Tak Tunggu Laporan Resmi; Polisi 'Jemput Bola', Buka Hotline Cari 3 Mahasiswa yang Hilang
-
Skandal Korupsi Kemenaker Melebar, KPK Buka Peluang Periksa Menaker Yassierli
-
Siapa Lelaki Misterius yang Fotonya Ada di Ruang Kerja Prabowo?
-
Dari Molotov Sampai Dispenser Jarahan, Jadi Barang Bukti Polisi Tangkap 16 Perusuh Demo Jakarta