- Jessica mengetahui G30S/PKI sebagai gerakan tahun 1965 yang diwarnai upaya kudeta.
- Para siswa merasa pembelajaran G30S/PKI di sekolah masih terbilang kurang mendalam.
- Ryanira menuturkan, bahwa dari pelajaran yang didapat di sekolah hanya menceritakan kronologi dari kejadian G30S/PKI.
Suara.com - Peristiwa Gerakan 30 September alias G30S 1965 tetap menjadi salah satu babak paling kelam dan kontroversial dalam sejarah Indonesia.
Bagi Generasi Z, generasi yang lahir di tengah derasnya arus informasi digital, peristiwa ini bukan lagi sekadar materi hafalan di buku pelajaran.
Lebih dari itu, G30S/PKI menjelma menjadi sebuah misteri yang memancing rasa penasaran, cerminan bagaimana propaganda bekerja, serta relevansinya dengan iklim politik masa kini.
Meskipun narasi resmi yang diajarkan di sekolah masih menjadi sumber informasi utama, banyak anak muda kini tak lagi menelan mentah-mentah satu versi cerita.
Keterbukaan informasi di era digital memungkinkan mereka mengakses berbagai perspektif, termasuk film dokumenter alternatif seperti "Jagal" (The Act of Killing) dan "Senyap" (The Look of Silence) yang menawarkan sudut pandang berbeda dari film propaganda Orde Baru.
Siswa-siswi dari SMAN 11 Kota Tangerang Selatan menjadi representasi nyata dari fenomena ini.
Mereka menyuarakan pandangan kritis terhadap pemahaman sejarah yang mereka terima secara formal.
Ryanira Aira, salah seorang siswi, mengungkapkan pemahaman dasarnya tentang peristiwa tersebut.
“Aku tahu itu peristiwa 1965, ada penculikan dan pembunuhan jenderal, terus PKI (Partai Komunis Indonesia) dituduh jadi dalang, dampaknya gede banget ke politik, kayak PKI mulai dihapus total terus pembersihan orang yang berkaitan sama PKI,” ujarnya saat berbincang dengan Suara.com, Selasa (30/9/2025).
Baca Juga: Futsal dan Leadership Skills Gen Z
Namun, pengetahuan dasar itu ternyata tidak memuaskan dahaga intelektual mereka.
Ryanira menyoroti dangkalnya pembahasan di sekolah yang lebih sering berfokus pada kronologi semata.
“Di sekolah biasanya cuma kronologi tempat dan waktunya saja, jarang banget guru bahas soal propagandanya secara jelas atau gimana sejarah itu dibentuk,” katanya.
Propaganda Orde Baru dan Versi Sejarah yang Berseliweran
Kritik serupa datang dari Nha Ryanti Jessica. Ia merasa pembelajaran di kelas kurang mendalam dan hanya menyentuh permukaan.
“Di sekolah mungkin bisa dibilang cukup kurang dalam membahas mengenai gerakan G30S/PKI ini Kak, kami hanya belajar lebih fokus ke kejadian utamanya,” tutur Nha Ryanti.
Berita Terkait
-
Download Film G30S/PKI Asli Tanpa Revisi Dimana? Ini Link dan Maknanya di Era Sekarang
-
Dari Curhat Keluarga Sampai Isu Mental Health: Kenapa Gen Z Hobi 'Oversharing' di Medsos?
-
Jangan Kaget! Percaya Gak Kalau Siklus Bahasa Gaul Lebih Singkat dari Umur Pacaranmu?
-
Dari Gamifikasi Hingga Live Streaming: Intip Tren Filantropi Digital yang Digandrungi Gen Z
-
Futsal dan Leadership Skills Gen Z
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
Terkini
-
Viral Momen Unik Akad Nikah, Pasangan Ini Justru Asyik Tepuk Sakinah Bareng Penghulu
-
Program 3 Juta Rumah Tancap Gas, Prabowo Hadiri Akad Massal KPR FLPP
-
Dugaan Korupsi Akuisisi Saham PT Saka Energi, Kejagung Telah Periksa 20 Saksi
-
Cuaca Jakarta Hari Ini: Waspada Hujan Deras di Kawasan Pesisir
-
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Mengambang di Kali Kawasan Grogol Petamburan
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah