- Tulus menyoroti dugaan kuat kegagalan konstruksi dan lambatnya respons penanganan pasca-robohnya gedung.
- FKBI menyarankan pembentukan tim independen melibatkan asosiasi profesi keinsinyuran untuk memastikan objektivitas penyelidikan.
- Tulus Abadi juga menyoroti lambatnya penanganan pasca-robohnya gedung.
Suara.com - Insiden tragis robohnya sebuah gedung di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, telah menarik perhatian serius publik, termasuk dari Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI).
Ketua FKBI, Tulus Abadi, mendesak agar dilakukan investigasi menyeluruh dan transparan terkait penyebab runtuhnya bangunan yang memakan ratusan korban, 13 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Tulus menyoroti dua poin krusial: dugaan kuat kegagalan konstruksi dan lambatnya respons penanganan pasca-robohnya gedung.
Menurut Tulus Abadi, secara kasat mata, insiden ini menunjukkan fenomena kegagalan bangunan atau konstruksi.
"Jika ini yang terjadi, maka berpotensi kuat adanya pelanggaran Undang-Undang Bangunan Gedung, apalagi untuk gedung publik," tegas Tulus dalam keterangan tertulisnya kepada Suara.com, Sabtu (4/10/2025).
Ia mendesak pihak kepolisian, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sidoarjo, dan bahkan Dinas PU Provinsi untuk segera melakukan investigasi guna mengungkap penyebab pasti dan pihak yang harus bertanggung jawab.
FKBI bahkan menyarankan pembentukan tim independen yang melibatkan asosiasi profesi keinsinyuran untuk memastikan objektivitas penyelidikan.
"Secara kasat mata, dari sisi konstruksi, bangunan tersebut diduga keras dibangun dengan cara yang tidak memenuhi kaidah-kaidah konstruksi yang benar," kata Tulus, mengindikasikan adanya dugaan kelalaian dalam proses pembangunan.
Selain itu, Tulus Abadi juga menyoroti lambatnya penanganan pasca-robohnya gedung.
Baca Juga: "Minum Air Terasa Seperti Mimpi," Kisah Alfatih, Santri Terkubur 2 Malam di Reruntuhan Al Khoziny
Ia mengkritik Dinas PU setempat yang baru menggunakan alat-alat berat untuk membongkar reruntuhan pada hari ketiga, padahal insiden terjadi beberapa hari sebelumnya.
"Ini sudah hari kelima, nyaris seratusan korban masih terperangkap reruntuhan. Jatuhnya korban yang masif bisa dikurangi jika proses penyelamatan berjalan sigap dan dilengkapi dengan alat lengkap," ujarnya.
Keterlambatan ini diduga berkontribusi pada banyaknya korban yang masih terjebak.
Merujuk pada kasus tersebut, FKBI juga mendesak audit terhadap seluruh gedung lain di lingkungan pesantren. Hal ini dinilai sangat penting untuk memitigasi risiko serupa dan memastikan keselamatan para santri serta pengguna bangunan lainnya.
"Ini untuk memastikan keselamatan bagi siswa santri atau pihak lain yang menjadi pengguna bangunan gedung tersebut," kata dia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun hingga Jumat (3/10/2025) malam, jumlah korban meninggal dunia akibat runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo bertambah menjadi 13 orang sampai.
Berita Terkait
-
Cak Imin di Ponpes Al Khoziny: Hentikan Semua Proyek Pesantren Tanpa Ahli
-
Tragedi Maut Al Khoziny: Kemenag Janji Rombak Aturan, Standar Bangunan Pesantren Segera Ditetapkan
-
"Minum Air Terasa Seperti Mimpi," Kisah Alfatih, Santri Terkubur 2 Malam di Reruntuhan Al Khoziny
-
Polisi Larang Warga Berkerumun di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny: Kasih Kami Kesempatan!
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK