-
- Target ekonomi 8% dan Indonesia Emas 2045 hanya bisa dicapai lewat percepatan transisi energi.
- Transisi energi membuka peluang ekonomi hijau, lapangan kerja baru, dan daya saing industri.
- Kebijakan yang konsisten dan dukungan investasi menjadi kunci keberhasilan transformasi energi.
Suara.com - Target ambisius pemerintahan Presiden Prabowo untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8% dan mencapai visi Indonesia Emas 2045 menghadapi tantangan besar jika ketergantungan terhadap energi fosil tidak segera diubah.
Di saat dunia bergerak menuju ekonomi hijau, Indonesia masih menghadapi persoalan klasik: lambatnya adopsi energi terbarukan, lemahnya kebijakan pendukung, dan rendahnya minat investasi.
Padahal, percepatan transisi energi tak hanya menjadi kewajiban moral terhadap komitmen global iklim, tetapi juga peluang ekonomi baru yang dapat memperkuat daya saing nasional.
Ketua Indonesia Clean Energy Forum (ICEF), Prof. Mari Elka Pangestu, menegaskan bahwa transisi energi bukan sekadar mengganti sumber energi, tetapi mengubah paradigma pembangunan menuju pertumbuhan yang hijau, tangguh, dan berkeadilan.
“Agar transisi energi berjalan secara efektif sangat bergantung pada komitmen politik dan konsistensi kebijakan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain itu, diperlukan kerangka kebijakan yang tepat, termasuk pembentukan platform negara untuk energi terbarukan,” ujarnya pada pembukaan Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2025 di Jakarta.
Ia menambahkan, reformasi subsidi energi dan penguatan regulasi karbon menjadi langkah penting untuk menciptakan insentif bagi energi bersih.
Dukungan juga datang dari pemerintah Inggris. Matthew Downing, Chargé d'Affaires Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, menyatakan komitmen negaranya untuk mendukung transisi energi Indonesia.
“Kami menyambut baik ambisi besar Indonesia untuk beralih secara tegas dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil menuju masa depan yang didukung oleh energi terbarukan,” katanya.
Sementara itu, CEO Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, menyoroti perlunya reformasi kebijakan untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan yang selama satu dekade terakhir berjalan lambat.
Baca Juga: Transisi Energi Bukan Sekadar Teknologi, Tapi Edukasi Generasi Muda
Ia menilai, pembenahan tarif listrik, keterbukaan akses jaringan transmisi, dan tata kelola pengadaan pembangkit menjadi kunci untuk menarik minat investor.
“Transisi energi adalah mesin pertumbuhan ekonomi baru,” tegas Fabby, seraya menekankan dampaknya terhadap penciptaan lapangan kerja hijau, penguatan ketahanan energi, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Melalui forum IETD 2025 bertema “Mewujudkan Transisi Energi yang Berdampak,” para pemangku kepentingan menegaskan bahwa keberhasilan transformasi energi bergantung pada kolaborasi, inovasi, dan kepemimpinan yang berani menjaga arah kebijakan di tengah tantangan global.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Berkaca dari Kasus Al-Khoziny, DPR Usulkan Pemerintah Beri Subsidi IMB untuk Pondok Pesantren
-
Susul Viral Tepuk Sakinah, Kini Heboh Tepuk Pajak dari Pegawai DJP
-
Di Depan Perwakilan Keluarga, Polisi Akui Belum Temukan HP Pribadi Arya Daru
-
Demo di DPR, Koalisi Sipil hingga Mahasiswa Desak Hentikan Represi dan Bebaskan Tahanan Politik
-
HUT ke-80 TNI di Monas Hasilkan 126,65 Ton Sampah!
-
Pemerintah Tegaskan Pasal 8 UU Pers Sudah Jamin Perlindungan Hukum bagi Wartawan
-
Gibran Pimpin Upacara Pemakaman Istri Wapres ke-4: Hormat Terakhir untuk Karlinah
-
SK Baru Menkum, Agus Suparmono jadi Waketum Dampingi Mardiono di Pucuk PPP
-
Geger Udang Cikande Terpapar Radioaktif, Waka MPR Eddy Soeparno: Ini Bukan Hal Ringan!
-
DAS Ciliwung Jadi Lokasi Aksi Bersih PLN dan KLH: Angkut 176 Kg Sampah dan Tanam 2.500 Pohon