- Sulfikar Amir menyoroti bahwa masalah keuangan dalam proyek kereta cepat adalah efek dari inti proses pengambilan keputusan.
- Menurutnya Jokowi agak naif kalau soal teknologi.
- Sulfikar juga menyinggung hasil survei tahun 2022 yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 6-7% responden yang sering menggunakan KCJB.
Suara.com - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dan Ibu Kota Nusantara (IKN) disebut-sebut sebagai dua masalah besar peninggalan rezim Joko Widodo yang mendesak untuk diaudit dan dimintai pertanggungjawabannya.
Demikian disampaikan Prof. Sulfikar Amir, akademisi sosiolog dari Nanyang Technological University of Singapore (NTU), dalam wawancaranya di kanal YouTube Abraham Samad Speak Up akar-akar masalah dalam proyek tersebut.
Sulfikar Amir menyoroti bahwa masalah keuangan dalam proyek kereta cepat adalah efek dari inti proses pengambilan keputusan yang sangat politik sifatnya.
Ia juga mengkritik kecenderungan Jokowi yang naif tentang persoalan teknologi, yang berpikir kereta cepat buatan China adalah yang paling maju setelah terpesona saat diajak naik kereta cepat oleh Presiden Cina, Xi Jinping.
"Jokowi ini kan agak naif ya kalau soal teknologi ya. Jadi dia pikir kereta cepat buatan China itu adalah yang udah paling maju," ujar Sulfikar, dikutip Senin (20/10/2025).
Ia menambahkan bahwa Jokowi punya kecenderungan berhalusinasi tentang masa depan Indonesia yang akan lebih baik, namun kapasitas intelektualnya itu tidak mencukupi untuk memahami itu.
Sulfikar juga menyinggung hasil survei tahun 2022 yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 6-7% responden yang sering menggunakan KCJB, sementara 47% mengatakan "kalau butuh saja" dan 33% "mau coba sekali."
Menurutnya data ini harus menjadi peringatan awal bagi pemerintah akan potensi kurangnya penumpang.
Menanggapi pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak membayar utang KCJB menggunakan APBN, Sulfikar menduga ini adalah sinyal kuat dari Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca Juga: Bos Danantara Tegaskan Belum Ada Opsi yang Diambil dalam Pelunasan Utang Kereta Cepat
"95% ini maunya Prabowo," katanya.
Ia juga menekankan bahwa tidak mungkin Menkeu Purbaya bisa membuat keputusan tersebut tanpa mendapat dukungan dari Presiden Prabowo.
"Enggak mungkinlah Menteri Keuangan mengatakan bahwa pemerintah tidak akan menanggung satu proyek sementara presidennya sendiri tidak tahu,” ucapnya.
Sulfikar menegaskan bahwa proyek seharusnya diaudit agar akar permasalahannya bisa diketahui.
"Proyeknya harus diaudit, Bang. Supaya tahu akar masalahnya," katanya.
Ia juga mempertanyakan mengapa proyek ini diberikan kepada China padahal studi kelayakan komprehensif dilakukan oleh Jepang.
Berita Terkait
-
Soal Dugaan Mark Up Proyek Whoosh, KPK Ngaku Tak Hanya Tunggu Laporan Mahfud MD
-
Ditantang Lapor Kasus Korupsi Kereta Whoosh, Mahfud MD Sentil Balik KPK: Agak Aneh Ini
-
Ignasius Jonan Sekarang Menjabat Apa? Ingat Lagi Katanya Soal Kereta Cepat
-
Menkeu Purbaya Restui Pembangunan Ponpes Al Khoziny dari APBN, Tunggu Arahan Cak Imin
-
Bos Danantara Tegaskan Belum Ada Opsi yang Diambil dalam Pelunasan Utang Kereta Cepat
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Boni Hargens Kritik Keras Komite Reformasi Polri, Terjebak dalam Paralisis Analisis
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara