- Jaksa mendakwa Ammar Zoni dkk mengedarkan narkotika di Rutan Salemba, Jakarta
- Terungkap jika narkotika yang dijual Ammar Zoni berasal dari Andre yang kini masuk DPO
- Jaksa pun mengungkap alur peredaran narkoba Ammar Zoni dkk di penjara.
Suara.com - Aktor Ammar Zoni didakwa melakukan permufakatan jahat dengan lima tahanan di Rutan Salemba, Jakarta Pusat untuk mengedarkan narkotika di dalam penjara. Terungkap jika Ammar Zoni disebut mendapatkan barang haram itu dari pria bernama Andre yang kini masih dalam status buron.
Fakta itu diungkap saat jaksa penuntut umum membacakan dakwaaan kepada Ammar Zoni dkk yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) pada Kamis (23/10/2025). Adapun kelima tahanan yang bersekongkol 'dagang' narkotika di balik penjara di antaranya Asep Sarikin, Ardian Prasetyo, Andi Mualim alias Ko Andi, Ade Candra dan Muhammad Rifaldi.
"Berawal pada tanggal 31 Desember 2024, sekitar pukul 14.00 WIB, terdakwa 5 (Muhammad Rifaldi) mendapatkan narkotika jenis sabu dari terdakwa 6 (Ammar Zoni), dengan cara mengambil dan bertemu secara langsung dengan terdakwa 6 di tangga blok 1 Rutan Salemba," kata Jaksa Yeni Rosalita dalam dakwaannya di Jakarta, Kamis.
Dalam dakwaan jaksa terungkap jika narkotika yang diedarkan Ammar Zoni dkk berasal dari Andre yang kini masuk dalam daftar pencarian orang alias DPO. Dalam peredaran itu, Ammar Zoni menerima narkotika jenis sabu-sabu seberat 100 gram. Di balik penjara, sabu-sabu itu kemudian dibagi dua antara Ammar Zoni dan terdakwa, masing-masing sebanyak 50 gram.
Setelah mendapatkan narkotika jenis sabu, lanjut dia, Rifaldi menghubungi Ko Andi dengan menggunakan aplikasi Zangi yang berada di telepon genggam.
"Selanjutnya, pada hari Jumat, tanggal 3 Januari 2025, sekitar pukul 11.00 WIB, terdakwa 5 memberikan narkotika jenis sabu kepada terdakwa 3 atas perintah saudara Andre," ujar Yeni.
Setelah itu, terdakwa Rifaldi menyerahkan narkotika jenis sabu kepada terdakwa Asep dengan dengan cara menjemput barang tersebut dari bandar melalui aplikasi Zangi.
Lalu, Asep diperintahkan menuju tangga tipe 3 blok T untuk mengambil barang yang ditempel di dalam bungkus rokok Gudang Garam Filter, yang di dalamnya berisikan narkotika jenis sabu.
"Setelah berhasil mendapatkan narkotika jenis sabu, terdakwa 1 (Asep) langsung membawanya ke kamar untuk dijual bersama-sama dengan terdakwa 2 (Ardian)," ungkapnya.
Baca Juga: Heboh usai Disidak Dedi Mulyadi, Eks Pimpinan KPK Sindir Iklan Aqua: Fakta atau Fiksi?
Pada hari yang sama, pukul 14.00 WIB, saat terdakwa Asep sedang berada di dalam kamar blok E nomor 1 lantai 3 Rutan Salemba, Jakarta Pusat, datang saksi Hendra Gunawan, yaitu Kepala Regu Pengamanan (Karupam) Rutan Salemba yang curiga dengan gerak-gerik terdakwa Ardian saat keluar dari kamar kemudian langsung pergi.
Kemudian, saksi Hendra Gunawan itu masuk ke dalam kamar tahanan dan menggeledah terdakwa Asep.
Ditemukan satu paket plastik klip sedang yang di dalamnya terdapat 12 paket plastik klip kecil yang diduga berisikan narkotika jenis sabu dengan berat bruto kurang lebih 3,03 gram di dalam bungkus rokok di bawah kasur.
"Serta satu unit handphone (telepon genggam), uang sebanyak Rp233.000 di dalam aplikasi dompet digital yang merupakan hasil dari mengedarkan narkotika jenis sabu," ungkap Yeni.
Dari hasil interogasi petugas, terdakwa 3 mengakui narkotika jenis sabu itu didapat dari terdakwa 5. Setelah dilakukan penggeledahan di kamar terdakwa 5, ditemukan sejumlah barang bukti, di antaranya tujuh bungkus plastik klip berisikan kristal warna putih dengan berat neto seluruhnya 3,6307 gram.
Selain itu, ada pula satu bungkus plastik klip berisi lima bungkus plastik klip masing-masing berisikan kristal warna putih dengan berat neto seluruhnya 4,3339 gram, satu bungkus plastik klip berbalut lakban berwarna coklat berisi 11 bungkus plastik klip masing-masing berisikan kristal warna putih dengan berat neto seluruhnya 0,6931 gram, dan satu bungkus plastik klip berisi tablet berwarna pink berbentuk tengkorak dengan berat neto seluruhnya 0,4007 gram.
Berita Terkait
-
Heboh usai Disidak Dedi Mulyadi, Eks Pimpinan KPK Sindir Iklan Aqua: Fakta atau Fiksi?
-
Ngemis ke Hakim, Ammar Zoni Ngotot Dihadirkan Langsung di Sidang: Pemberitaan Saya Tak Sesuai Fakta!
-
Usai Ancam Pecat Anak Buah jika Ngibul soal Dana Ngendap, KDM: Saya jadi Gak Enak Nih
-
Data BI Patahkan Tudingan Purbaya soal Dana Nganggur Rp4,1 T, KDM: Jangan Ada Lagi Pernyataan Keliru
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Fakta Baru Kasus Suami Bakar Istri di Jatinegara: Pelaku Ternyata Residivis Pengeroyokan Anggota TNI
-
Menguak Asal-usul Air Mineral Aqua, yang Disorot Imbas Konten Gubernur Jabar Dedi Mulyadi
-
Duit Pemda Rp234 Triliun 'Nganggur' di Bank, DPR Turun Tangan: Minta Kemendagri Jadi Wasit
-
Komika Obi Mesakh Protes Pelayanan Publik di Bekasi: Masa Ngurus KTP Hilang Kuota Sehari 10 Sih
-
'Bisikan' Adik Bikin Panas, Aksi Sadis Residivis di Jaktim Bakar Istrinya Hidup-hidup
-
Promo SPayLater Bayar QRIS, Nikmati Diskon Hemat Serba Seribu!
-
'Manusia Tentu Ada Kekurangan' Cara Gus Ipul Redam Tensi Polemik Gelar Pahlawan untuk Soeharto
-
27.300 Pelari Meriahkan Wondr Jakarta Running Festival 2025, BNI Dorong Sports Tourism Nasional
-
Awal Mula Whoosh Masuk Indonesia: Gegara Jokowi Terpukau Xi Jinping, Berujung Utang Triliunan
-
Baru Sebulan Jabat Menkeu, Purbaya Salip Popularitas! Bahlil Jadi Menteri Sentimen Negatif Tertin