News / Nasional
Jum'at, 24 Oktober 2025 | 19:27 WIB
Cak Imin Targetkan Tenaga Terampil Tembus Pasar Dunia. (Suara.com/Lilis Varwati)
Baca 10 detik
  • Pemerintah menyiapkan program SMK Go Global yang menargetkan sedikitnya 500 ribu lulusan SMK bisa bekerja di luar negeri dalam beberapa tahun mendatang.

  • Program ini digagas untuk memperkuat peran SMK sebagai pencetak tenaga terampil berdaya saing internasional, terutama di sektor pengelasan bawah laut dan hospitality.

  • Menko PM Muhaimin Iskandar menekankan pentingnya pembekalan bahasa asing dan jiwa wirausaha sejak dini agar lulusan SMK siap menghadapi pasar kerja global.

Suara.com - Pemerintah menargetkan sedikitnya 500 ribu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa bekerja di luar negeri dalam beberapa tahun ke depan. 

Target ambisius itu menjadi bagian dari program SMK Go Global, yang digagas Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) bersama Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI).

Menko PM Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan, program itu dirancang untuk memperkuat peran SMK sebagai lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan tenaga terampil berdaya saing global.

“Hari ini, Saya bersama Pak Menteri KP2MI membahas khusus tentang paket program yang namanya SMK Go Global,” kata Cak Imin usai rapat dengan Menteri BP2MI di Kantor Kemenko PM, Jumat (24/10/2025).

Menurutnya, pasar kerja internasional saat ini tengah membutuhkan banyak tenaga terampil dari berbagai sektor teknis, khususnya pengelasan bawah laut dan hospitality, dua bidang yang terus menunjukkan permintaan tinggi di luar negeri.

“Peluang pasar kerja di luar negeri begitu terbuka. Masih terbuka di bidang welder, terutama las bawah laut. Kita siapkan agar ada 500 ribu PMI lulusan SMK yang bisa kerja di luar negeri,” ucapnya.

Cak Imin menjelaskan, SMK Go Global bukan sekadar program penempatan kerja, tetapi juga rancangan sistematis untuk membangun perencanaan karier sejak dini bagi siswa yang memang berminat bekerja di luar negeri.

“Solusi jangka menengahnya adalah agar SMK-SMK membuat perencanaan bagi calon siswanya yang sejak awal memang mau bekerja di luar negeri. Sehingga aspek bahasa menjadi kebutuhan dasar sejak semester pertama,” katanya.

Lebih jauh, Cak Imin menekankan bahwa pendidikan vokasi harus melahirkan siswa yang tidak hanya siap bekerja, tetapi juga berdaya secara ekonomi.

Baca Juga: Prabowo Minta Tak Boleh Ada Aset Negara Mangkrak, Fasilitas Pemerintah Harus Dipakai untuk UMKM

“Pendidikan vokasi harus melahirkan dua hal, pertama, lulusan yang siap bekerja dan punya kemampuan bahasa; kedua, lulusan yang punya jiwa wirausaha,” pesannya.

Load More