News / Metropolitan
Minggu, 26 Oktober 2025 | 20:28 WIB
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane. (Ist)
Baca 10 detik
  • Desa Tanjung Burung di pesisir Tangerang kini tak lagi identik dengan tumpukan sampah di bantaran Sungai Cisadane
  • Kebiasaan ini lahir dari kegiatan bersih-bersih sungai yang dilakukan secara kolaboratif
  • Kini, sampah plastik, logam, kertas, hingga kayu yang dulu berserakan di bantaran sungai, sudah berubah bentuk menjadi kerajinan tangan dan perabot rumah tangga

Suara.com - Desa Tanjung Burung di pesisir Tangerang kini tak lagi identik dengan tumpukan sampah di bantaran Sungai Cisadane. Wajah desa itu perlahan berubah berkat kebiasaan baru warganya yang kini aktif mengelola dan mendaur ulang sampah melalui Bank Sampah.

Kebiasaan ini lahir dari kegiatan bersih-bersih sungai yang dilakukan secara kolaboratif. Para relawan turun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan, memilah, dan mengolah sampah yang selama ini mencemari aliran sungai. Dari situ, kesadaran warga mulai tumbuh untuk memperlakukan sampah bukan lagi sebagai kotoran, melainkan sumber daya.

“Awalnya kami pikir sampah itu cuma kotoran yang harus dibuang, tapi ternyata bisa jadi sumber rezeki kalau dikelola,” kata relawan muda bernama Siti Rahma, sambil memegang karung berisi botol plastik. Ia bersama teman-temannya rutin datang untuk memberi contoh langsung kepada warga sekitar.

Kini, sampah plastik, logam, kertas, hingga kayu yang dulu berserakan di bantaran sungai, sudah berubah bentuk menjadi kerajinan tangan dan perabot rumah tangga. Sebagian hasil daur ulang itu juga dijual kembali, menambah penghasilan bagi keluarga di sekitar sungai.

Kegiatan ini bukan hanya berdampak pada kebersihan lingkungan, tapi juga pada cara pandang masyarakat terhadap sampah. Warga yang dulunya terbiasa membakar limbah di halaman, kini mulai memilah dan menabung sampah ke Bank Sampah yang hadir di tengah desa.

Perubahan itu berjalan perlahan namun konsisten. Setiap pekan, warga membawa botol plastik, kertas bekas, atau logam sisa untuk ditimbang dan disetorkan. Nilai ekonominya mungkin kecil, tapi maknanya besar bagi kebersihan Sungai Cisadane.

“Kalau kita semua ikut ambil bagian, Sungai Cisadane bisa benar-benar hidup lagi,” ujar Siti.

Inisiatif tersebut merupakan hasil kolaborasi antara relawan Buddha Tzu Chi dan karyawan Agung Sedayu Group melalui program CSR PIK2, bekerja sama dengan River Impact Indonesia (Eco Waste Bank).

Melalui pendekatan edukatif dan aksi nyata, mereka mendorong warga Tanjung Burung agar semakin mandiri dalam mengelola sampah rumah tangga dan menjaga kebersihan sungai yang menjadi sumber kehidupan mereka.

Baca Juga: Dari Sampah Jadi Emas: Kisah Inspiratif Bank Sampah di Dago Barat

Load More