- Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI memeriksa ahli media sosial Ismail Fahmi terkait analisis Drone Emprit atas fenomena “Agustus Kelabu”.
- Ia menemukan adanya penggiringan opini sejak 10 Agustus oleh akun anonim yang memanfaatkan isu demo dan video joget DPR untuk menyerang wakil rakyat.
- Ismail menilai lambatnya klarifikasi membuat narasi menyesatkan semakin dipercaya publik.
Suara.com - Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI hari ini mendalami fenomena penyebaran informasi di media sosial terkait demonstrasi bulan Agustus lalu, yang melibatkan lima anggota DPR RI nonaktif.
Anggota MKD DPR RI, Tommy Kurniawan, secara khusus menanyakan kepada Ahli Media Sosial, Ismail Fahmi, mengenai analisisnya terhadap peristiwa yang disebut sebagai "penggiringan persepsi".
Tommy membuka pertanyaan dengan menyinggung video-video yang telah ditampilkan di sidang.
"Sebagai analis atau ahli sosial media, kira-kira kemarin Pak Fahmi kepikiran enggak untuk menganalisis fenomena yang terjadi saat menurut saya itu penggiringan persepsi lah dari video-video yang tadi dilihat (di sidang) melalui tools yang dimiliki Drone Emprit?," tanya Tommy dalam sidang di Ruang MKD, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/10/2025).
Ismail menjawab bahwa pihaknya memang telah melakukan analisis mendalam terhadap peristiwa "Agustus Kelabu" tersebut, meskipun tidak spesifik per isu video.
"Pada saat, katakan itu Agustus kelabu ya. Kami membuat analisis dan kita sudah share juga analisis Drone Emprit. Tapi kita enggak spesifik per isu, misalnya video ini. Tapi peristiwa Agustus ini. Di dalamnya mungkin ada video itu," jelasnya.
Ia membeberkan temuannya bahwa narasi mengenai demo sudah muncul sejak tanggal 10 Agustus.
"Jadi yang kami analisis adalah apa yang terjadi sebelum 25 Agustus. Kami menemukan sejak tanggal 10 Agustus itu sudah ada narasi itu. Narasinya adalah akan ada demo. 10 Agustus. Demonya adalah demo buruh tanggal 25 sampai tanggal berapa. Dan isu berkembang terus, memang akan ada demo. Tapi saya perhatikan tanggal 14 mulai ada itu di TikTok," urainya.
Lebih lanjut, Fahmi mengamati adanya arahan tertentu di berbagai platform media sosial.
Baca Juga: Drama Mundur Keponakan Prabowo: MKD Tolak, Pengamat Sebut Tak Relevan
"Kemudian di IG juga ada. Kemudian di Twitter. Arahan-arahan tertentu. Saya lihat ini seperti bukan dari buruh ya. Misalnya mulai diarahkan ke DPR. Mulai diarahkan serangannya ke wakil rakyat kemudian seperti yang kita lihat tadi. Tapi belum sampai seperti itu. Kemudian naik pesat sekali, saya menggunakan kata kunci, terkait dengan Agustus demo, unjuk rasa Agustus itu, pesat tanggal 19, naik pesat sekali. Tanggal 20 pesat banget," tambahnya.
Ia menyimpulkan adanya penggiringan opini yang telah diciptakan sejak awal oleh akun-akun anonim yang memanfaatkan momen. Ia menekankan pentingnya klarifikasi cepat dari pihak terkait.
"Jadi saya lihat memang ada penggiringan opini dari awal yang sudah diciptakan, oleh akun siapa, ya tadi akun-akun anonim juga memang. Dan ini seperti memanfaatkan momen, ini yang harus kita perhatikan juga ke depan. Ketika ada sebuah isu, saya kira menjadi tanggung jawab kita juga ketika ada isu, itu kena dengan kita dan kita merasa enggak pas, kita harus segera klarifikasi," tegasnya.
Namun, ia menyayangkan lambatnya respons klarifikasi saat itu.
"Tapi saat itu enggak segera klarifikasi. Jadi publik pun, seperti saya bilang tadi, ketika ada sesuatu yang dibelokkan, dianggap sebuah kebenaran. Dan akan viral terus menerus selama tidak ada klarifikasi segera itu juga akan dipercaya sebagai kebenaran," kritiknya.
Ismail juga menyoroti dilema dalam proses klarifikasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
Terkini
-
PT KAI Koordinasi Danantara soal Restrukturisasi Utang Whoosh, Apa Hasilnya?
-
Onad Ajukan Rehabilitasi Akibat Penyalahgunaan Narkotika, Polisi Masih Tunggu Assessment
-
Prabowo Minta Pesawat Airbus A-400M Dilengkapi Modul Ambulans Hingga Alat Hadapi Kebakaran Hutan
-
Amnesty International Ingatkan Prabowo: Gelar Pahlawan untuk Soeharto Jadi Akhir dari Reformasi
-
Gejala Mual hingga Pusing, Program MBG di SDN Meruya Jakbar Disetop usai Siswa Keracunan Massal
-
Ignasius Jonan Merapat ke Istana saat Prabowo-AHY Rapat Bahas Utang Whoosh, Bakal Buka-bukaan?
-
Alasan Onad Pakai Narkoba Akhirnya Terungkap, Pengajuan Rehab Bakal Dikabulkan?
-
Dulu Digugat, Kini Aset Harvey Moeis dan Koleksi Sandra Dewi Siap Dilelang Kejagung!
-
Diungkap AHY, Prabowo Akan Bahas Restrukturisasi Utang Whoosh di Istana
-
Dishub DKI Bantah Warga Habiskan 30% Gaji untuk Transportasi: Nggak Sampai 10 Persen!