News / Nasional
Selasa, 04 November 2025 | 13:01 WIB
Ketua Umum Relawan Projo Budi Arie Setiadi usai bertemu Presiden ke-7 Jokowi. (Suara.com/Ari Welianto)
Baca 10 detik
  • Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, secara terbuka mengumumkan rencana bergabung dengan Partai Gerindra dan mengubah logo organisasi yang tidak lagi menampilkan siluet wajah Jokowi
  • Budi Arie mengklaim langkahnya adalah untuk memperkuat pemerintahan Prabowo Subianto dan atas permintaan langsung dari sang presiden
  • Manuver ini memicu beragam analisis, mulai dari langkah pragmatis untuk bertahan di panggung politik hingga dugaan adanya "transaksi politik" tingkat tinggi antara Jokowi dan Prabowo

Suara.com - Panggung politik pasca-Pilpres 2024 diwarnai oleh manuver-manuver mengejutkan, dan salah satu yang paling menyita perhatian datang dari Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi. Organisasi relawan yang lahir dan besar sebagai garda terdepan pendukung Joko Widodo (Jokowi) ini kini tampak mengambil haluan baru.

Langkah politik Budi Arie dibaca oleh banyak kalangan sebagai strategi 'cerdik' untuk tetap relevan dalam pusaran kekuasaan. Berikut adalah rangkuman fakta-fakta kunci di balik manuver politik sang ketum Projo:

1. Sinyal Kuat Merapat ke Gerindra

Secara terang-terangan, Budi Arie telah mengumumkan rencananya untuk berlabuh ke partai pimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto, Gerindra. Dalam Kongres III Projo, ia secara terbuka meminta izin dan pemahaman dari para relawan atas keputusannya.

"Mohon izin, bila suatu saat saya berpartai, teman-teman Projo bisa memahaminya," kata Budi Arie.

Saat dipertegas oleh media, ia tak ragu menyebut Gerindra sebagai tujuannya.

"Nggak usah diterjemahin lugas-lugas, kalian sendiri terjemahin, ya. Tapi iya, pasti Gerindra,” katanya.

2. Klaim Permintaan Langsung dari Prabowo

Untuk melegitimasi langkahnya, Budi Arie mengklaim bahwa keputusannya untuk bergabung dengan Gerindra adalah atas permintaan langsung dari Prabowo Subianto.

Baca Juga: Menerka Siasat Budi Arie: Projo 'Buang' Muka Jokowi, Merapat ke Prabowo Demi Nikmat Kekuasaan?

Manuver ini disebutnya sebagai upaya memperkuat barisan pendukung pemerintahan.

“Kami berharap bisa memperkuat agenda politik Pak Prabowo. Supaya kepemimpinan Prabowo bisa lebih kuat, solid. Karena itu kami akan memperkuat seluruh agenda politik presiden dengan memperkuat partai politik pimpinan presiden,” tegas Budi Arie.

3. Melepas Bayang-bayang Jokowi, Logo Projo Diubah

Langkah paling simbolis dari manuver ini adalah rencana perombakan logo Projo yang ikonik dengan siluet wajah Jokowi. Budi Arie beralasan bahwa perubahan ini diperlukan untuk menghindari kultus individu.

“Projo akan melakukan transformasi organisasi. Salah satunya kemungkinan merubah logo Projo supaya tidak terkesan kultus individu,” ujarnya.

Menurut pengamat, langkah ini adalah upaya Budi Arie untuk menjauhkan Projo dari citra Jokowi yang dinilai sudah tidak memiliki nilai jual politik yang kuat pasca-lengser.

Load More