News / Nasional
Rabu, 05 November 2025 | 12:50 WIB
Niat Numpang Tidur di Masjid di Sibolga, Mahasiswa Tewas Dihajar, Kepala Dilempar Kelapa. (Ist)
Baca 10 detik
  • Kemenag mengutuk keras aksi kekerasan yang menewaskan seorang musafir di Masjid Agung Sibolga, menyebutnya sebagai tindakan yang mengotori kesucian rumah ibadah
  • Kemenag mendesak aparat penegak hukum untuk segera bertindak dan memproses pelaku sesuai koridor hukum yang berlaku tanpa pandang bulu
  • Tragedi ini terjadi di tengah upaya Kemenag menggalakkan program "Masjid Ramah" yang bertujuan menjadikan masjid sebagai tempat aman dan nyaman bagi semua kalangan, termasuk musafir

Suara.com - Kementerian Agama (Kemenag) meluapkan amarahnya dan mengutuk keras insiden kekerasan brutal yang merenggut nyawa seorang pemuda musafir di dalam Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara. Peristiwa tragis ini dinilai telah menodai kesucian rumah ibadah yang seharusnya menjadi tempat paling aman.

Direktur Urusan Agama Islam Kemenag, Arsad Hidayat, dengan tegas menyatakan bahwa tindakan biadab tersebut tidak dapat ditoleransi sama sekali. Ia menyerukan agar semua pihak bersatu melawan kekerasan yang mencoreng citra tempat suci.

“Menyatakan secara bersama-sama mengutuk tindakan kekerasan, apalagi ini di tempat ibadah, yang akan mengotori kesucian tempat ibadah,” ujar Arsad Hidayat di Jakarta, Rabu (5/11/2025).

Arsad menegaskan bahwa kekerasan dalam bentuk apapun tidak memiliki pembenaran, terlebih lagi jika terjadi di dalam masjid, sebuah ruang yang semestinya digunakan untuk berserah diri kepada Tuhan. Ia mendesak aparat penegak hukum untuk tidak tinggal diam dan segera memproses pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku.

“Meminta kepada pihak-pihak, terutama aparat penegak hukum untuk melakukan tindakan sesuai dengan koridor hukum yang berlaku tentunya,” tegas Arsad sebagaimana dilansir Antara.

Insiden kelam ini menjadi ironi di tengah gencarnya kampanye Kemenag mengenai konsep "Masjid Ramah". Arsad menjelaskan bahwa program ini bertujuan menjadikan masjid sebagai ruang yang inklusif dan terbuka bagi semua kalangan, termasuk para musafir yang sedang dalam perjalanan.

“Pada Lebaran lalu, kami meluncurkan program Masjid Ramah Musafir atau pemudik, dimana lebih dari 1.500 masjid di seluruh Indonesia dibuka untuk para pemudik agar dapat beristirahat selama perjalanan. Ini bagian dari upaya menjadikan masjid sebagai tempat yang ramah bagi siapa pun,” kata Arsad.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa masjid di seluruh Indonesia didorong untuk menjadi tempat yang ramah bagi musafir, lansia, penyandang disabilitas, anak-anak, hingga ramah terhadap perbedaan. Program serupa bahkan akan kembali digulirkan pada momentum Natal dan Tahun Baru mendatang.

“Insya Allah pada Natal dan Tahun Baru nanti, kami kembali menghadirkan program Rumah Ibadah Ramah terhadap Pemudik. Ini bagian dari implementasi nyata agar tempat ibadah, khususnya masjid, benar-benar menghadirkan kenyamanan bagi masyarakat,” ungkapnya.

Baca Juga: Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig

Kemenag, menurut Arsad, telah menjalin koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan pengelola masjid di seluruh provinsi untuk menyukseskan program ini.

“Kami ingin memastikan bahwa semangat ramah dan terbuka ini menjadi bagian dari wajah masjid-masjid di Indonesia,” kata dia.

Load More