-
Pelaku ledakan SMAN 72 sampaikan rasa benci lewat tulisan dan gambar di dinding.
-
Polisi imbau orang tua dan guru lebih peka terhadap perubahan perilaku anak.
-
Pelaku bawa tujuh bom, empat meledak, karena dendam sering jadi korban perundungan.
Suara.com - Fakta baru terungkap dalam penyelidikan kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta. Terduga pelaku ternyata sempat mengekspresikan ketidaksukaannya terhadap teman-teman sekelasnya melalui tulisan dan gambar di dinding kelas.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, menjelaskan bahwa terduga pelaku tidak menunjukkan rasa bencinya secara langsung, melainkan melalui media lain.
“Dari hasil pemeriksaan awal, ada wujud rasa ketidaksukaan yang disampaikan tidak secara frontal, melainkan melalui tulisan dan gambaran-gambaran,” kata Budi di Polda Metro Jaya, Senin (10/11/2025).
Berkaca dari kasus ini, Budi mengimbau agar orang tua dan para guru lebih peka terhadap perubahan perilaku anak dan siswa. Menurutnya, jika ditemukan coretan bernada kebencian di dinding atau meja, hal tersebut harus segera ditanggapi untuk mencegah kejadian yang lebih besar.
“Apabila kita cepat dan tanggap, mungkin kita bisa memitigasi dan mengeliminir kejadian yang lebih besar,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ledakan terjadi di masjid SMAN 72 pada Jumat (7/11/2025) sesaat sebelum salat Jumat, menyebabkan puluhan siswa terluka. Terduga pelaku diduga melakukan aksinya sebagai bentuk balas dendam karena sering menjadi korban perundungan.
Dalam aksinya, pelaku diketahui membawa tujuh bom rakitan, di mana empat di antaranya berhasil meledak di dua lokasi berbeda. Tiga bom lainnya gagal meledak dan telah diamankan petugas. Selain itu, ditemukan juga sepucuk senjata laras panjang dan pistol revolver yang ternyata hanya senjata mainan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto
-
Apa Risiko Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto?
-
KPK Soal Kasus Whoosh: Ada yang Jual Tanah Negara ke Negara
-
Komnas Perempuan Usulkan Empat Tokoh Wanita Jadi Pahlawan Nasional
-
Pemprov DKI Bakal Ganti Nama Kampung Ambon dan Bahari, Stigma Negatif Sarang Narkoba Bisa Hilang?
-
Hanya 8 Persen Perempuan Jadi Pahlawan Nasional, Komnas Perempuan Kritik Pemerintah Bias Sejarah
-
Kisah Rahmah El Yunusiyyah: Pahlawan Nasional dan Syaikhah Pertama dari Universitas Al-Azhar
-
Panggil Dasco 'Don Si Kancil', Prabowo Ingatkan Kader: Manusia Mati Meninggalkan Nama
-
Rektor IPB Arif Satria Resmi Jadi Nakhoda Baru BRIN, Babak Baru Riset Nasional Dimulai