News / Nasional
Senin, 10 November 2025 | 18:20 WIB
Suasana di depan gerbang sekolah pasca ledakan di SMAN 72, Jakarta, Jumat (7/11/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Pelaku ledakan SMAN 72 sampaikan rasa benci lewat tulisan dan gambar di dinding.

  • Polisi imbau orang tua dan guru lebih peka terhadap perubahan perilaku anak.

  • Pelaku bawa tujuh bom, empat meledak, karena dendam sering jadi korban perundungan.

Suara.com - Fakta baru terungkap dalam penyelidikan kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta. Terduga pelaku ternyata sempat mengekspresikan ketidaksukaannya terhadap teman-teman sekelasnya melalui tulisan dan gambar di dinding kelas.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, menjelaskan bahwa terduga pelaku tidak menunjukkan rasa bencinya secara langsung, melainkan melalui media lain.

“Dari hasil pemeriksaan awal, ada wujud rasa ketidaksukaan yang disampaikan tidak secara frontal, melainkan melalui tulisan dan gambaran-gambaran,” kata Budi di Polda Metro Jaya, Senin (10/11/2025).

Berkaca dari kasus ini, Budi mengimbau agar orang tua dan para guru lebih peka terhadap perubahan perilaku anak dan siswa. Menurutnya, jika ditemukan coretan bernada kebencian di dinding atau meja, hal tersebut harus segera ditanggapi untuk mencegah kejadian yang lebih besar.

“Apabila kita cepat dan tanggap, mungkin kita bisa memitigasi dan mengeliminir kejadian yang lebih besar,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, ledakan terjadi di masjid SMAN 72 pada Jumat (7/11/2025) sesaat sebelum salat Jumat, menyebabkan puluhan siswa terluka. Terduga pelaku diduga melakukan aksinya sebagai bentuk balas dendam karena sering menjadi korban perundungan.

Dalam aksinya, pelaku diketahui membawa tujuh bom rakitan, di mana empat di antaranya berhasil meledak di dua lokasi berbeda. Tiga bom lainnya gagal meledak dan telah diamankan petugas. Selain itu, ditemukan juga sepucuk senjata laras panjang dan pistol revolver yang ternyata hanya senjata mainan.

Load More