-
Pemerintah wacanakan blokir game online seperti PUBG pasca-tragedi ledakan di SMAN 72.
-
DPR minta kebijakan didasari kajian objektif, bukan hanya reaksi sesaat atas insiden.
-
Pentingnya pengawasan orang tua dan literasi digital ditekankan sebagai kunci utama pencegahan.
Suara.com - Wacana pemerintah untuk membatasi hingga memblokir sejumlah game online, termasuk PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG), sebagai buntut dari tragedi ledakan di SMAN 72 Jakarta, mendapat tanggapan serius dari DPR RI. Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menekankan bahwa setiap kebijakan harus didasarkan pada kajian objektif, bukan sekadar respons reaktif.
"Rencana untuk memblokir game online seperti PUBG harus didasarkan pada kajian yang objektif dan berbasis data, bukan sekadar reaksi terhadap kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta," kata Lalu kepada Suara.com, Senin (10/11/2025).
Menurutnya, pemerintah perlu melibatkan para ahli psikologi, pakar pendidikan, serta pelaku industri game untuk menilai dampak sebenarnya dari game tersebut terhadap perilaku remaja.
Lalu juga menyoroti pentingnya literasi digital dan pengawasan orang tua sebagai solusi utama.
"Pendidikan karakter dan pengawasan terhadap anak tetap merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga dan sekolah," tegasnya.
Ia menyarankan pemerintah untuk memperkuat sistem klasifikasi usia dan pengawasan konten pada game daring.
Pemerintah Sinyalkan Blokir PUBG
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, mengonfirmasi bahwa pemerintah sedang mencari cara untuk membatasi peredaran game online yang dinilai berdampak buruk.
“Kita harus berpikir untuk membatasi dan mencari jalan keluar terhadap pengaruh dari game online, karena ada beberapa yang mengandung hal-hal kurang baik,” kata Prasetyo di Kertanegara, Minggu (9/11/2025).
Baca Juga: Trauma Ledakan SMAN 72 Jakarta: Siswa Dapat Konseling dan Belajar Daring, Ini Kata Pemprov DKI!
Prasetyo secara spesifik menyebut PUBG sebagai salah satu game yang masuk dalam radar pengawasan ketat untuk segera diblokir. Wacana ini menguat setelah insiden di SMAN 72, di mana temuan barang bukti berupa senapan laras panjang mainan diduga memperkuat keterkaitan aksi pelaku dengan game online.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
Terkini
-
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Waka Komisi XIII DPR Singgung Pelanggaran HAM Orde Baru
-
Profil Marsinah, Aktivis Buruh yang Dianugerahi Gelar Pahlawan oleh Presiden Prabowo
-
Peluk Hangat Anak-anak Soeharto di Istana Usai Terima Gelar Pahlawan Nasional, Titiek Tersenyum
-
Akhir Drama Penculikan Bilqis: Selamat Tanpa Luka, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Terungkap! 7 Fakta Jaringan Sadis Penculikan Bilqis, Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam
-
Akhirnya Pahlawan! Ini Sederet Fakta di Balik Gelar Nasional Soeharto
-
Babak Baru Korupsi Petral, Siapa Tersangka yang Dibidik Kejagung dan KPK?
-
Dunia Sorot Soeharto Jadi Pahlawan: 'Diktator' Disematkan Gelar Kehormatan oleh Menantunya
-
Jangan Ekstrem! Pesan Tutut Soeharto untuk Pengkritik Gelar Pahlawan Sang Ayah
-
Gelar Pahlawan Tak Hapus Dosa Orde Baru? Respons Putri Soeharto Soal Tuduhan HAM dan Korupsi Ayahnya