- Penggunaan ompreng impor MBG ternyata menuai protes
- Pasalnya, penggunaan food tray impor MBG disebut bikin produsen lokal menjerit
- Kompleks Kemenkeu pun dibanjiri kiriman bunga berisi protes dari kalangan produsen lokal food tray.
Suara.com - Tak hanya kasus keracunan massal siswa, program menu makan bergizi (MBG) yang terus digeber oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto diwarnai protes oleh kalangan produsen dan pegawai food tray atau peralatan makanan. Pasalnya, pemerintah disebut-sebut lebih memilih produk impor ketimbang lokal soal penggunaan ompreng MBG.
Kompleks Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta pada Rabu (12/11/2025) turut menjadi sasaran aksi protes produsen peralawan makanan terkait penggunaan ompreng impor. Aksi protes itu diluapkan dengan membanjirnya karangan bunga berisi sindiran kepada pemerintah.
Salah satu karengan bunga atas nama Rudi Santoso yang bertuliskan: "Selamat food tray China Berjaya, produsen Food Tray lokal jadi penonton."
Adanya ompreng MBG yang diimpor oleh pemerinta disebut-sebut telah menggerus produk lokal sehingga terus menjerit.
Selain itu, protes keras ditumpahkan lewat karangan bunga dengan nama pengirim Rizky Ramadhan.
"Hati kami produsen Food Tray lokal terluka, merasa asing di tanah kelahiran sendiri," tulisnya.
Bahkan, sebuah kiriman bunga atas Siti Aminah juga berisikan keluhan.
"Selamat menikmati food tray import, kami produsen lokal sedang gulung tikar," demikian tulisan karangan bunga.
Karangan bunga-karangan bunga tersebut berisikan rangkaian protes, kekecewaan, kritikan, masukan sekaligus harapan para produsen Food Tray lokal agar dilibatkan secara aktif dalam program MBG. Pasalnya praktik di lapangan, diduga kuat food tray masih menggunakan impor khususnya dari China. Padahal, produsen Food Tray lokal sudah siap secara kualitas dan kapasitas.
Baca Juga: BI Sebut Redenominasi Butuh Persiapan Lama
Sindiran lain lewat sederet berbagai karangan bunga di kompleks Kemenkeu di antaranya sebagai berikut: 'APBN untuk beli food tray China, produsen lokal mati suri', 'Negara gagal lindungi produsen Food Tray lokal, malah lebih senang food tray China (Farhan Rizki),' 'MBG program mulia tapi pabrik food tray gak kebagian ordernya', 'kami produsen lokal, tapi di negeri sendiri kami dianggap tamu' dan 'jika pemerintah tak percaya terhadap produk lokal, untuk apa semboyan nasionalisme?'.
Mereka berharap Menkeu Purbaya yang juga merupakan anggota tim sinkronisasi MBG bisa menyampaikan aspirasi tersebut langsung ke Presiden Prabowo Subianto dan stakeholder terkait lainnya agar benar-benar melibatkan produsen lokal dalam pelaksanaan program MBG.
Produsen lokal seperti yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Wadah Makanan Indonesia (APMAKI) sudah mampu memproduksi 11 juta food tray yang sesuai dengan standar halal dan SNI.
Diketahui, sejumlah pejabat negara dan juga pihak Badan Gizi Nasional (BGN) selalu mengatakan program MBG menggunakan produk-produk lokal termasuk food tray. Namun, implementasi dan pelaksanaannya belum maksimal, sehingga masih banyak produsen dan industri lokal food tray tak dilibatkan dalam program MBG karena dominasi produk impor food tray.
Belum lama ini, pihak kepolisian berhasil menggerebek salah satu gudang di Jakarta Utara yang berisikan food tray untuk MBG yang diduga impor dari China. Dari hasil pengecekan awal kepolisian, terdapat 5 fakta dugaan pemalsuan food tray MBG tersebut, yakni pemalsuan label Standar Nasional Indonesia (SNI), pemalsuan logo halal, pergantian label asal produk (dari Made in China ke Made in Indonesia), penyalahgunaan logo BGN, dan potensi kerugian negara karena diduga pelaku tidak membayar pajak dengan pemalsuan tersebut.
Sepanjang setahun pelaksanaan MBG, tercatat 1,4 miliar porsi makanan telah dimasak dan dibagikan dari 12.508 SPPG untuk 36,7 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. Sebanyak 625,4 ribu lapangan kerja baru pun tercipta dari dapur SPPG. Sementara, 18.895 UMKM, koperasi, dan BUMDEs telah menjadi bagian ekosistem ekonomi MBG.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang