- Limbah minyak jelantah dari program MBG sukses diubah menjadi komoditas ekspor bernilai tinggi, tidak lagi dibuang sebagai sampah dan bahkan dijual dengan harga dua kali lipat
- Singapore Airlines menjadi salah satu pembeli utama minyak jelantah MBG untuk diolah menjadi bioavtur, sejalan dengan komitmen maskapai tersebut terhadap penggunaan energi hijau
- Dengan rencana pengembangan hingga 30 ribu dapur MBG, Indonesia berpotensi menjadi pemasok jutaan liter bahan baku bioavtur setiap bulan yang berasal dari minyak jelantah
Suara.com - Siapa sangka, limbah minyak goreng bekas atau jelantah dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah kini menjelma menjadi komoditas ekspor bernilai fantastis.
Tak lagi berakhir di pembuangan, minyak jelantah ini justru terbang tinggi hingga menjadi bahan bakar pesawat maskapai internasional, Singapore Airlines.
Fakta ini diungkap langsung oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. Menurutnya, minyak jelantah yang berasal dari ribuan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia telah menciptakan rantai ekonomi baru yang menguntungkan.
Alih-alih menjadi limbah, jelantah ini dikumpulkan secara sistematis untuk memenuhi permintaan pasar global.
Dalam pidatonya di acara Konferensi Pembangunan Berkelanjutan, Dadan membeberkan bagaimana limbah dapur ini bisa memiliki nilai jual yang tinggi.
"Ini jelantahnya tidak dibuang, ditampung oleh para entrepreneur dan kemudian diekspor dengan harga yang dua kali lipat karena salah satu penggunanya adalah Singapore Airlines," kata Dadan saat pidato dalam Konferensi Pembangunan Berkelanjutan Melalui Program Strategi Nasional MBG bersama Bappenas, Rabu (19/11/2025).
Permintaan dari Singapore Airlines bukan tanpa alasan. Dadan menjelaskan bahwa maskapai tersebut sedang gencar membangun citra sebagai perusahaan ramah lingkungan.
Salah satu komitmen mereka adalah memastikan sebagian kecil bahan bakar pesawatnya berasal dari sumber terbarukan atau bioavtur.
"Singapore Airlines itu karena ingin mendeklarasikan sebagai salah satu maskapai yang berwawasan lingkungan dan 1 persen avtur berbahan bio. Dan salah satu bahan bio adalah cooking oil atau minyak jelantah Itu," ucapnya.
Baca Juga: Anggaran Makan Bergizi Gratis 2025 Naik Jadi Rp99 Triliun, BGN Siap Gelontorkan Rp1,2 T per Hari
Potensi bisnis dari jelantah MBG ini sangat masif. Dadan merinci, setiap SPPG rata-rata menggunakan 800 liter minyak goreng per bulan, di mana sekitar 70 persennya atau sekitar 550 liter menjadi minyak jelantah.
Berdasarkan data BGN per November 2025, sudah ada 15.363 SPPG yang beroperasi di 38 provinsi dan melayani 44,3 juta penerima manfaat.
Skalanya akan terus membesar seiring dengan target pemerintah untuk membangun hingga 30 ribu SPPG di masa depan.
Jika target ini tercapai, pasokan minyak jelantah dari Indonesia bisa mencapai jutaan liter setiap bulannya, membuka peluang besar bagi industri bioavtur nasional.
"Dengan 30 ribu SPPG kali 550 liter (minyak jelantah), berapa juta liter per bulan bisa digunakan untuk bioavtur," ucapnya.
Berita Terkait
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis 2025 Naik Jadi Rp99 Triliun, BGN Siap Gelontorkan Rp1,2 T per Hari
-
Ketua BGN Tak Masalah Anak Wakil Ketua DPRD Sulsel Punya 41 SPPG: Siapa yang Mampu Silakan Bangun
-
Viral Petugas Selipkan Bonus Rp5 Ribu di Ompreng Siswa, Ketua MBG: Itu Kreativitas
-
BGN: Program MBG Tak Bisa Dikorupsi, Uangnya Tidak akan Keluar
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
Terkini
-
Tegas Tolak Mediasi dengan Jokowi, Roy Suryo Cs Lebih Pilih Dipenjara?
-
PKS Minta Raperda Perubahan Wilayah Jakarta Ditunda: KTP hingga Sertifikat Diubah Semua, Bikin Kacau
-
Dukung Langkah Prabowo Setop Tradisi Kerahkan Siswa saat Penyambutan, KPAI Ungkap Potensi Bahayanya
-
KPK Sita Rumah hingga Mobil dan Motor yang Diduga Hasil dari Korupsi Kuota Haji
-
Usai KUHAP Rampung Dibahas, Kapan DPR Mulai Bahas RUU Perampasan Aset? Ini Kata Ketua Komisi III
-
Mencuat di Komisi Reformasi Polri: Mungkinkah Roy Suryo Cs dan Jokowi Dimediasi?
-
MK Batalkan Aturan HGU 190 Tahun di IKN, Airlangga: Investasi Tetap Kami Tarik!
-
'Dilepeh' Gerindra, PSI Beri Kode Tolak Budi Arie Gabung: Tidak Ada Tempat Bagi Pengkhianat Jokowi
-
Bentuk Posbankum Terbanyak, Pemprov Jateng Raih Rekor MURI
-
Soal UMP Jakarta 2026, Legislator PKS Wanti-wanti Potensi Perusahaan Gulung Tikar