- Sarasehan daring pada 6 Desember 2025 merefleksikan penanganan bencana hidrometeorologi Topan Senyar di Sumatera.
- Bencana Sumatera 2025 melampaui skala Tsunami Aceh 2004 dengan korban jiwa hampir 900 orang menurut data BNPB.
- Eks-pegawai BRR menekankan perlunya kepemimpinan responsif, integritas, dan kolaborasi cepat seperti saat pemulihan Aceh-Nias.
Suara.com - Sarasehan daring bertajuk Rekoleksi Pengetahuan dan Pembelajaran dari Aceh-Nias yang digelar Sabtu (6/12/2025) menjadi panggung refleksi mendalam mengenai penanganan bencana besar di Indonesia.
Forum yang diikuti para eks-pegawai BRR Aceh-Nias itu menyoroti bencana banjir dan tanah longsor akibat Topan Senyar di Sumatera, yang kini dinilai melampaui skala tsunami Aceh 2004.
Hujan ekstrem yang dipicu Topan Senyar menghantam tiga provinsi sekaligus Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, menciptakan bencana hidrometeorologi masif. Lahan-lahan yang sudah rusak dan terdegradasi memperparah dampak bencana.
Menurut data BNPB per 4 November 2025, korban meninggal hampir mencapai 900 orang, lebih dari 500 orang hilang, dan jutaan warga mengungsi.
Banyak wilayah masih terisolasi karena listrik, komunikasi, dan infrastruktur transportasi lumpuh. Situasi ini memicu desakan kuat publik agar pemerintah menetapkan status bencana nasional.
Dalam forum tersebut, Heru Prasetyo, mantan Direktur Hubungan Luar Negeri dan Donor BRR, menegaskan bahwa krisis kali ini menuntut kepemimpinan yang jauh lebih besar dari sekadar manajemen bencana.
Ia menyebut bencana Sumatera sebagai kombinasi kompleks antara tsunami Aceh, pandemi Covid-19, lumpur Lapindo, dan dampak perubahan iklim.
“Yang dihadapi sekarang bukan hanya bencana alam, tapi bencana lingkungan hidup dan berbagai krisis lain,” ujar Heru.
Pendapat lebih tajam disampaikan Sudirman Said, eks Deputi Kelembagaan dan SDM BRR sekaligus pengurus PMI.
Baca Juga: Tinjau Bencana di Aceh, Presiden Prabowo Targetkan Perbaikan Jembatan dalam Sepekan
Ia menyebut luas wilayah terdampak bencana Sumatera 2025 setara dengan gabungan Pulau Jawa, Madura, dan Bali.
“Dalam hal skala landaan, ini sudah melampaui tsunami 2004,” ujarnya.
Ia menegaskan asas kesemestaan PMI: bahwa bencana di mana pun adalah urusan kemanusiaan seluruh dunia, di atas kepentingan politik apa pun.
Sudirman juga mengingat pesan almarhum Kuntoro Mangkusubroto, Kepala BRR Aceh-Nias, yang menekankan integritas dalam kerja kemanusiaan. “Jangan pernah kotori tanganmu dengan tindakan yang tidak terpuji,” kenangnya.
Eks Kepala BRR Nias, William Sabandar, mengingatkan bahwa dalam situasi krisis seorang pemimpin harus turun langsung dan membangun pola pikir darurat.
“Leadership itu bukan hanya soal komando, tapi mengombinasikan respons jangka pendek dan rencana jangka panjang,” katanya.
Berita Terkait
-
Tinjau Bencana di Aceh, Presiden Prabowo Targetkan Perbaikan Jembatan dalam Sepekan
-
Bantuan Bencana Sumatra Tembus Rp 66 Miliar, Kemensos Mulai Masuk ke Daerah Terisolir
-
Ekonomi Indonesia Tertekan Imbas Bencana Dahsyat Sumatera-Aceh
-
Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Gelontorkan Rp15 M untuk Korban Banjir Sumatra
-
Warung di Bandung Gratiskan Mahasiswa yang Keluarganya Jadi Korban Banjir, Kalimatnya Bikin Terharu
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
9 Mobil Bekas Paling Lega dan Nyaman untuk Mengantar dan Jemput Anak Sekolah
-
Belum Sebulan Diluncurkan, Penjualan Toyota Veloz Hybrid Tembus 700 Unit
-
Kekayaan dan Gaji Endipat Wijaya, Anggota DPR Nyinyir Donasi Warga untuk Sumatra
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
Terkini
-
Sidang Perkara Tata Kelola Minyak, Kerry Riza Bantah Intervensi Penyewaan Kapal Oleh Pertamina
-
Kurangi Risiko Bencana Hidrometeorologi, KLH Dukung Penanaman Pohon di Hulu Puncak
-
Penasihat DWP Kemendagri Tri Tito Karnavian Tegaskan Kualitas Manusia Indonesia: Mulai dari Keluarga
-
Trotoar 'Maut' di Tugu Yogyakarta, Pedestrian Jogja Belum Ramah Difabel
-
Menunjuk Hidung Menteri di Balik Bencana Sumatra, Siapa Paling Bertanggung Jawab?
-
Tambang Disebut Jadi Biang Kerok Gaduh PBNU, Begini Kata Gus Yahya?
-
Pemprov DKI Tanggung Seluruh Biaya Pemakaman Korban Kebakaran Maut Kemayoran
-
Cerita Hasto Pernah Tolak Tawaran Jadi Menteri: Takut Nggak Tahan Godaan
-
Amnesty International Beberkan 36 Video Kekerasan Polisi di Demo Agustus Lalu
-
Anggap Islah Jalan Satu-satunya Selesaikan Konflik PBNU, Gus Yahya Ngaku Sudah Kontak Rais Aam